Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Intensitas Bencana Meningkat, BMKG Buat Inovasi Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi

M Iqbal Al Machmudi
21/7/2025 11:03
Intensitas Bencana Meningkat, BMKG Buat Inovasi Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati(Dok.BMKG)

KEPALA  Badan Klimatologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan seiring meningkatnya intensitas bencana, BMKG membuat  pengembangan Earthquake Early Warning System (EEWS) atau sistem peringatan dini gempa bumi berbasis hitung mundur. Saat ini, ujarnya, sedang diujicobakan di empat provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung. 

“Sistem ini mampu mendeteksi gelombang primer gempa sebelum getarannya dirasakan masyarakat, sehingga memberi jeda waktu yang sangat krusial untuk tindakan penyelamatan dini,” ujarnya di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (21/7). 

Menurut Dwikorita dalam kerentanan bencana terdapat ruang besar untuk memperkuat daya tahan unggul dalam menghadapi masa depan. Di tempat yang sama, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan pentingnya kehadiran sistem ini di wilayah rawan bencana.

“Sistem ini memberi waktu 5–10 detik sebelum guncangan keras datang. Ini sangat penting, terutama untuk menyelamatkan siswa di sekolah, penumpang di stasiun, rumah sakit, dan tempat berkumpul lainnya. Lima detik pun sangat berharga untuk menghindari korban,” tegas Daryono. Selain inovasi kegempaan, BMKG juga memperkuat sistem peringatan dini untuk cuaca dan iklim ekstrem. Teknologi Meteorology Early Warning System (MEWS) kini mampu memprediksi cuaca harian hingga 10 hari ke depan secara lebih presisi, bahkan sampai ke level kecamatan dan kelurahan.

Sementara itu, sistem Climate Early Warning System (CEWS) menyajikan prediksi iklim jangka menengah dan panjang, yang sangat dibutuhkan sektor pertanian, perikanan, energi, dan air.

“Lewat teknologi ini, para petani dan nelayan bisa merencanakan produksi dengan lebih akurat. Bahkan di beberapa wilayah, hasil panen meningkat berkat informasi iklim yang lebih tepat guna,” jelas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan.

Di sisi lain, transformasi kelembagaan BMKG juga menyasar penguatan literasi dan kesiapsiagaan masyarakat melalui berbagai program edukasi dan pendampingan. Mulai dari Sekolah Lapang Iklim (SLI), MOSAIC, BMKG Goes to School, hingga kerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal. (H-4)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya