Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Milenial Perlu Antisipasi Risiko Penyakit Kritis Sejak Dini

Media Indonesia
27/6/2025 06:11
Milenial Perlu Antisipasi Risiko Penyakit Kritis Sejak Dini
Ilustrasi(Dok FWD Vodcast)

PENYAKIT kritis makin banyak dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, hingga paparan polusi tinggi.

Faktor-faktor itu berisiko memicu masalah kesehatan serius yang tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga menyerang usia muda.
Bahkan, berdasarkan data WHO pada 2021, 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah strok, penyakit jantung iskemik, diabetes, tuberculosis (TBC), sirosis hati, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), diare, hipertensi, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit ginjal. Karena itu, banyak penyakit kritis yang jadi penyebab utama kematian di Indonesia.

Menyadari pentingnya perlindungan pada penyakit kritis yang semakin banyak menyerang usia produktif, PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) menyoroti urgensi pengelolaan risiko kesehatan sejak dini.

"Banyak penyakit kritis seperti diabetes dan stroke semakin sering ditemukan pada usia 20-an dan 30-an akibat faktor gaya hidup. Proses pengobatannya cenderung panjang, mahal, dan sering kali berdampak pada produktivitas, bahkan bisa membuat seseorang harus berhenti bekerja. Karena itu, proteksi kesehatan seharusnya dilihat sebagai kebutuhan esensial," ujar Direktur dan Chief Bancassurance Officer FWD Insurance Irene Dewi.

Dalam FWD Vodcast Blak-Blakan bertajuk Kritis: Kendalikan Risiko, Tangkal Penyakit Serius, terungkap banyak generasi muda yang merasa masih sehat dan tidak membutuhkan proteksi tambahan.

"Proteksi atas penyakit kritis belum jadi bagian dari perencanaan keuangan pribadi sebagian besar generasi muda, yang umumnya lebih fokus pada cuan dan gaya hidup. Padahal, gaya hidup modern seperti konsumsi makanan cepat saji, kurang olahraga, serta stress tinggi berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kritis," ucap Irene.

Sebagai perusahaan asuransi jiwa yang berorientasi pada nasabah dan didukung teknologi digital, pihaknya menyoroti perencanaan proteksi seharusnya sejalan dengan perubahan gaya hidup dan literasi keuangan.
"Karena itu, pemeriksaan kesehatan rutin dan evaluasi perencanaan keuangan sebagai bagian dari upaya menghadapi ketidakpastian hidup merupakan hal penting untuk dilakukan," kata Irene.

Jika melihat data nasional, tercatat jumlah kasus penyakit kritis pada 2023 meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus.

"Maka itu, penting bagi masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan sejak dini serta mempersiapkan perlindungan finansial yang tepat guna menghadapi risiko kesehatan serius di masa depan. Tanpa perencanaan matang, penyakit kritis tidak hanya berdampak pada kondisi fisik, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi pribadi dan keluarga," tambah Irene.

Guna mempermudah tiap orang melindungi diri, FWD juga memiliki produk FWD Multiple Protection sebagai solusi perlindungan menyeluruh pada penyakit kritis yang memberikan manfaat perlindungan hingga usia 80 tahun.

"Saat ini FWD Multiple Protection tersedia di seluruh cabang OCBC di Indonesia, yang merupakan rekanan bank kami. Dengan kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi solusi perlindungan yang lebih relevan dan mudah diakses masyarakat Indonesia," jelasnya. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya