Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETIKA anak didiagnosa penyakit kritis seperti salah satunya kanker, tentu membuat orangtua khawatir dan takut. Hal tersebut membuat orangtua lebih rentan mengalami stress dan cemas mengetahui kondisi anak yang naik turun. Akan tetapi, orangtua harus bisa mengontrol perasaan cemas dan takut tersebut selama mendukung perjuangan perawatan si kecil.
Oleh karena itu, sebagai pengasuh, orangtua perlu mengetahui cara mengelola emosi selama mendukung perjuangan perawatan anak. Melalui Webinar 'Satu Nyawa Berharga' yang diselenggarakan oleh Pita Kuning, Shahnaz Haque (penyintas kanker dan caregiver) berbagi tips menjadi orangtua tangguh saat mengetahui anak mengalami penyakit kritis.
1. Ekspresikan Emosi
Saat menjadi pengasuh, orangtua terus memberikan seluruh energi dan perhatian kepada anak. Orangtua kerap harus menunjukkan sisi terkuat dan terbaiknya meski sesungguhnya ada banyak emosi negatif yang dirasakan seperti takut, bingung, sedih, hingga marah.
Shahnaz menyampaikan bahwa penting untuk orangtua bisa memberi waktu kepada diri sendiri dan mengekspresikan perasaan yang terpendam. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara pelepasan stress yang sehat, seperti bercerita kepada orang terpercaya, menulis atau journaling, meditasi, berlatih pernapasan. Dengan demikian, emosi orangtua bisa lebih stabil dalam mendampingi si Kecil.
2. Mencari Dukungan Emosional
Memiliki seseorang atau sekelompok orang yang bisa menjadi ruang aman dan support system akan sangat membantu orangtua dalam menjalani peran sebagai pengasuh.
Shahnaz memberi saran untuk orangtua mencari dukungan yang diperlukan, baik itu ke keluarga, teman dekat, komunitas orangtua pengasuh lainnya, atau profesional. Dengan adanya dukungan ini, orangtua bisa mengurangi tekanan psikologis yang dirasakan serta keinginan isolasi/menyendiri.
3. Menjaga Kesehatan Fisik
Meski orangtua sering merasa sudah kelelahan setelah merawat anak, jangan lupa gerakkan badan meski hanya 15 menit dalam sehari. Orangtua bisa memilih aktivitas fisik apa yang ingin dilakukan, seperti misalnya jalan kaki, lari, atau bersepeda. Menjaga kesehatan fisik juga menjadi kunci kesehatan mental karena ada hormon kebahagiaan yang dilepas saat melakukan aktivitas.
4. Mempelajari Informasi yang Relevan
Menjadi pengasuh bagi anak pejuang kanker atau penyakit kritis lainnya merupakan hal yang tidak mudah namun bisa dijalani. Salah satu caranya adalah dengan terus membekali diri dengan pengetahuan yang relevan. Orangtua pengasuh bisa bertanya kepada para ahli atau mengunjungi situs atau sosial media terpercaya untuk mengetahui informasi seputar kanker pada anak.
5. Menjaga Perspektif
Selain itu, orangtua perlu memercayai kemampuan dan kekuatan diri sendiri, serta merayakan setiap keberhasilan kecil, seperti berhasil menemani anak menjalani kemoterapi. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap diri akan membantu orangtua menjadi penopang atau penguat bagi si kecil. (S-1)
Mencari dukungan emosional hingga menjaga perspektif harus dilakukan orangtua agar tetap mampu mendampingi perawatan buah hati dan terjaga dari kecemasan
Prudential Syariah hadirkan inovasi terbaru, PRUCritical Amanah. Itu merupakan asuransi jiwa tradisional syariah yang memberikan manfaat perlindungan untuk risiko penyakit kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved