Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
UNIVERSITAS Hasanuddin (Unhas) resmi masuk dalam jajaran 1.000 besar universitas dunia versi QS World University Rankings (QS WUR) 2026. Capaian ini menandai lompatan signifikan dalam reputasi akademik Unhas secara global setelah sebelumnya berada di posisi 1001-1200 pada 2022 sampai 2025.
Dalam rilis terbaru, Unhas berhasil menembus peringkat 951 dunia. "Kalau melihat tren sebelumnya, kita naik 40 peringkat per tahun. Maka secara prediktif, butuh tiga tahun lagi untuk tembus Top 1000. Tapi ternyata capaian itu datang lebih cepat. Ini bukan kebetulan, tapi hasil dari strategi yang tepat," kata Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa, di Makassar, Kamis (19/6).
Masuknya Unhas dalam Top 1000 QS WUR membawa dampak besar, bukan hanya dari sisi akademik, tetapi juga dalam aspek reputasi, kepercayaan mitra internasional, dan gengsi kelembagaan. Pemeringkatan global seperti QS WUR menjadi salah satu barometer utama dalam dunia pendidikan tinggi, yang digunakan oleh calon mahasiswa, mitra kerja sama, donor, bahkan lembaga akreditasi internasional.
"QS seperti indeks kepercayaan dalam dunia perguruan tinggi global. Kampus yang masuk Top 1000 akan lebih dilirik oleh mahasiswa asing, peneliti luar negeri, hingga dunia industri internasional. Ini bukan soal peringkat semata, tetapi soal positioning di panggung dunia," ujar Jamaluddin.
Capaian ini juga menempatkan Unhas sejajar dengan universitas ternama dari Indonesia yang selama ini didominasi kampus di Pulau Jawa, seperti UI, UGM, ITB, Unair, IPB, dan Undip. Dalam daftar QS WUR 2025, Unhas tertinggi di luar Pulau jawa.
Direktur Reputasi Unhas Rohani Ambo Rappe menjelaskan bahwa ada tiga indikator penting yang menjadi fokus pembenahan Unhas yaitu jumlah publikasi dan sitasi ilmiah, mahasiswa internasional, serta keberadaan dosen asing. Tiga indikator inilah yang banyak memengaruhi skor QS.
"Awalnya kita lemah di publikasi. Tapi sekarang, melalui Thematic Research Group (TRG), para dosen--khususnya profesor--diwajibkan membangun kolaborasi riset internasional. Hasilnya mulai terlihat yaitu publikasi meningkat, kerja sama makin luas, dan reputasi kampus terangkat," kata Prof. Rohani.
Strategi internasionalisasi juga diubah. Jika dulu kampus menanggung penuh biaya hidup mahasiswa asing, kini Unhas menawarkan beasiswa tuition fee saja. "Kita tawarkan ke duta besar negara sahabat: kuliah gratis di Unhas, asal biaya hidup ditanggung. Responsnya bagus, lebih efisien, dan tetap meningkatkan eksposur internasional," tambahnya.
Poin lain adalah kehadiran dosen asing. Melalui TRG, kolaborasi riset membuka jalan agar akademisi luar negeri bisa datang, mengajar, dan tinggal beberapa waktu di Makassar. "Ini yang kita dorong terus. Karena indikator QS juga mempertimbangkan keberagaman dosen dan mobilitas internasional," kata Jamaluddin.
Sejauh ini, rumpun yang paling produktif adalah ilmu lingkungan, kesehatan, dan pertanian, mulai dari kehutanan, kelautan, peternakan, hingga kedokteran, farmasi, dan kesehatan masyarakat. Bagi Jamaluddin, pencapaian ini bukan sekadar soal angka.
"Kita ingin membangun universitas yang berkelas dunia tapi tetap membumi. Reputasi itu penting, karena membuka lebih banyak akses: akses kerja sama, akses teknologi, akses pengetahuan. Dan pada akhirnya, akan kembali ke masyarakat," tutupnya. (MTVN/I-2)
UNIVERSITAS Hasanuddin (Unhas) menegaskan tidak akan ada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Bahkan, Unhas berencana menghilangkan UKT bagi mahasiswa kelompok 1 dan 2.
Unhas menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) penting dengan PT Vale Indonesia Tbk (Anggota Mind ID) dan Huayou di Hal Taman Antar Bangsa TAB) PT Vale di Sorowako
Menteri PPPA menyoroti data kekerasan yang menunjukkan tingginya kerentanan perempuan dan anak di berbagai ruang, termasuk di institusi pendidikan.
Kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan bebas dari ancaman kekerasan, terutama bagi perempuan dan kelompok rentan.
Unika Atma Jaya juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai peringkat 14 dari seluruh universitas di Indonesia, baik negeri maupun swasta, dari total 26 universitas yang terdaftar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved