Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Kementerian Kebudayaan kembali menyelenggarakan program Kita Cinta Lagu Anak Indonesia (Kila). Program tersebut merupakan wujud nyata kepedulian dan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem lagu anak di Indonesia.
“Program ini merupakan bukti keseriusan pemerintah Republik Indonesia dalam mendukung keberlangsungan dan pengembangan lagu anak Indonesia, yang memastikan terdapat kumpulan lagu anak dari berbagai kategori dan tema, yang diharapkan mendorong pertumbuhan anak secara utuh,” ujar Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dilansir dari keterangan resmi, Kamis (19/6).
Kila diselenggarakan untuk menginspirasi para musisi, guru, dan anak Indonesia agar terus berkarya dan memaksimalkan potensi melalui lomba penciptaan lagu anak dan lomba menyanyikan lagu anak. Tahun 2025 merupakan tahun ke-6 penyelenggaraan Kila yang telah membentuk dan memperluas jaringan serta database pencipta dan pemerhati lagu anak dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain dari jumlah pencipta lagu anak yang bertambah dengan nama baru setiap tahunnya, program ini juga menambah jumlah koleksi lagu anak yang dihasilkan dari setiap kegiatan lomba Kila. Lebih lanjut, Fadli Zon juga menyebutkan bahwa karya-karya lagu yang dihasilkan melalui program Kila sarat dengan pesan nilai-nilai kebaikan yang sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mencegah tindak kekerasan di lingkungan anak-anak, termasuk tindakan perundungan (bullying).
“Karya-karya Kila sarat pesan tentang sikap tenggang rasa, toleransi, saling menghargai, cinta terhadap tanah air, di mana hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk mencegah tindak kekerasan di lingkungan anak-anak, tindakan bullying dan karena itu kami berharap karya-karya lagu dari program Kila dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya orang tua dan tenaga pengajar agar dapat dimanfaatkan di sekolah maupun di rumah,” tuturnya.
Penyelenggaraan Kila secara konsisten melibatkan berbagai kelompok masyarakat yang peduli terhadap pengembangan lagu anak. Melalui pendekatan kolaboratif ini, diharapkan terbentuk sebuah gerakan peduli lagu anak Indonesia yang lebih masif dan berkelanjutan.
“Kila terbentuk menjadi sebuah ekosistem lagu anak. Para pencipta lagu, pembuat aransemen, guru-guru, dan anak-anak Indonesia bergabung dala m program Kila baik sebagai peserta lomba maupun penikmat karya-karya lagu anak Indonesia,” ungkap Fadli Zon.
Tidak hanya mencetak nama-nama baru dalam dunia penciptaan lagu anak, Kila juga secara konsisten memperkaya koleksi lagu anak Indonesia. Variasi tema dan jenis musik yang dihasilkan dari tiap penyelenggaraan Kila terus bertambah dari tahun ke tahun. Selain itu, program ini juga melahirkan sejumlah penyanyi anak berbakat berusia 5 hingga 13 tahun, yang kini menjadi bagian penting dalam ekosistem kreatif musik anak nasional.
Dalam program KILA 2025 digelar lomba cipta lagu anak dan lomba menyanyi lagu anak untuk kelompok usia 5 hingga 13 tahun. Penyelenggaraan kali ini memiliki kekhususan, yaitu pemanfaatan lagu-lagu pemenang lomba cipta lagu anak tahun-tahun sebelumnya sebagai lagu wajib dalam lomba menyanyi. Lagu-lagu tersebut juga akan disosialisasikan lebih luas dalam bentuk pentas drama musikal anak-anak Indonesia yang akan digelar sebagai puncak kegiatan Kila 2025.
Lomba Kila 2025 dibuka sejak 1 Juni hingga 20 Juli 2025, dan akan dilanjutkan dengan proses seleksi serta audisi, hingga pengumuman pemenang pada Agustus 2025 di Jakarta, bersamaan dengan pentas drama musikal yang menjadi puncak kegiatan. Lagu anak Kila dapat dimanfaatkan oleh para guru dan masyarakat sebagai bahan pembelajaran dan hiburan anak.
Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan lagu anak Indonesia sebagai bagian penting dari perkuatan ekosistem lagu anak Indonesia. (E-3)
Antusiasme dan apresiasi pada penyelenggaraan KILA dari tahun-tahun sebelumnya berhasil diraih
TERBATASNYA akses lagu-lagu anak Indonesia, membuat banyak anak di media sosial, khususnya TikTok, saat ini menyanyikan lagu-lagu yang tidak sesuai usia mereka.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2024, TRUST Junior Orchestra mempersembahkan sebuah pertunjukan istimewa bertajuk Senandung Masa Kecil.
Di tengah perayaan Hari Anak Nasional, terdapat kekhawatiran terkait kondisi lagu anak di Indonesia. Seiring dengan perubahan zaman, minat terhadap lagu anak semakin menurun.
Di era medsos sekarang ini, lagu anak juga harus menarik minat orang untuk membawakannya lagi agar bisa dikenal.
The Radiostar, saat ini, sedang aktif tampil di berbagai panggung komunitas dan bersiap untuk tur promo di beberapa kota besar.
Cacti Traveler menceritakan sosok karakter fiksi ciptaan Babon, seorang penjelajah antargalaksi yang diturunkan ke Bumi untuk mengamati dan menyaksikan ironi pembangunan.
Single Ada Rasa dari Meha bukan sekadar lagu baru, melainkan sebuah kisah yang telah lama ada.
Album ini menjadi penanda kulminasi dari karier Sajama Cut, yang telah melintasi lebih dari dua dekade dan melahirkan lima album.
Single 365 dari One Or Eight menghadirkan lirik yang menyentuh soal keinginan untuk selalu hadir di sisi orang yang dicintai, setiap hari sepanjang tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved