Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

11 Jilid Buku Bakal Diterbitkan di Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Libatkan 113 Sejarawan

Fachri Audhia Hafiez
26/5/2025 16:05
11 Jilid Buku Bakal Diterbitkan di Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Libatkan 113 Sejarawan
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.(Dok. MGN)

MENTERI Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bakal menerbitkan 11 jilid buku di proyek penulisan ulang sejarah. Seluruhnya, menceritakan sejarah awal mula Nusantara hingga era reformasi.

"Tentang buku, Jilid 1 sejarah awal Nusantara. Jadi kita tidak sebut lagi prasejarah. Karena ini prasejarah ini mengacunya seolah-olah sejarah kita ini dimulai dari abad ke 4," kata Fadli saat rapat kerja (raker) di Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.

Jilid kedua bertajuk Nusantara dalam jaringan global India dan Cina. Sementara jilid ketiga yakni Nusantara dalam jaringan global Timur Tengah.

"Kita memasukan temuan-temuan sebagai contoh masuknya Islam ke Indonesia dengan ditemukannya situs Bongal beberapa tahun lalu di Tapanuli Tengah di Sumatra Utara ternyata Islam masuk lebih awal, dalam catatan sejarah kita Islam masuk di abad ke-13. Dengan adanya temuan di situs Bongal ternyata islam masuk lebih awal di abad ke 7 masehi," jelas Fadli.

Jilid selanjutnya, kata Fadli, terkait interaksi dengan barat. Kemudian kompetisi dan aliansi, respons terhadap penjajahan hingga pergerakan kebangsaan.

"Ketujuh adalah perang kemerdekaan Indonesia, yang kedelapan masa bergejolak dan ancaman terhadap integrasi," tutur Fadli.

Saat ini buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI) sejatinya terbit dalam enam jilid. Jilid 6, sering disebut sebagai Zaman Jepang & Zaman Republik.

Kemudian, zaman orde baru dan era reformasi akan ditulis untuk jilid terbaru. Para sejarawan akan diberikan kebebasan menulis sesuai pengetahuan mereka.

"Kemudian era orde baru (1967-1998), era reformasi (1999-2024). Ini yang merupakan konsep yang ditulis oleh para sejarawan dan tentu kita berikan semaksimal mungkin bahkan kebebasan untuk menulis ini sesuai dengan kompetensi keilmuwan masing-masing," ucap Fadli.

Dalam menyusun ulang sejarah, pihak Kementerian Kebudayaan akan melibatkan 113 sejarawan. Jumlah ini terdiri dari guru besar, profesor atau doktor di bidang sejarah.

"Jadi kita telah membuat satu tim, yang melibatkan 113 penulis. 113 ini adalah sejarahwan, apakah itu Guru Besar, profesor atau doktor di bidang sejarah, termasuk ada arkeolog, ada yang latar belakangnya arsitektur dari 34 pergurusn tinggi dan 8 institusi, dan 113 penulis," kata Fadli. (MGN/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya