Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
GURU Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB University Prof Ahmad Sulaeman mengatakan konsumsi susu berlebihan pada anak bisa menimbulkan ancaman kesehatan, terutama mengganggu keseimbangan gizi.
Menurutnya, jumlah konsumsi susu harian mesti disesuaikan dengan usia dan kebutuhan individu. Konsumsi berlebihan justru harus dihindari.
"Berapa banyak kita harus minum susu? Itu sangat tergantung pada usia. Sejak bayi, apalagi di bawah 6 bulan, semua kebutuhan gizi bisa terpenuhi dari ASI. Setelah itu, ASI saja mungkin tidak cukup, dan setelah usia satu tahun, anak membutuhkan tambahan makanan lain atau MPASI," jelasnya.
Ia menyarankan, untuk anak usia sekitar satu tahun, konsumsi susu hanya berkisar 400 hingga 600 mililiter per hari.
"Hal ini karena susu, khususnya susu sapi, meskipun menyediakan protein, lemak, beberapa vitamin, dan karbohidrat, tidak mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan," ungkap Prof Ahmad.
"Ketika anak mulai tumbuh, yang dibutuhkan bukan hanya protein dan lemak. Dia butuh juga serat dan komponen-komponen lain yang tidak ada di susu," lanjutnya.
Untuk itu, sebut Prof Ahmad, konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
"Tidak bagus anak minum susu saja, nanti dia tidak tertarik pada makanan-makanan lain, akibatnya dia tidak mendapatkan gizi yang seimbang," tegasnya.
Prof Ahmad kembali memaparkan, gizi seimbang harus memenuhi kebutuhan sesuai usia, aktivitas, dan kondisi tubuh. Hal itu mencakup bukan hanya protein, tetapi juga energi dari karbohidrat dan lemak, lemak esensial, vitamin larut lemak dan larut air, berbagai mineral (makro dan mikro), serat makanan, serta komponen lain yang penting bagi kesehatan.
"Kalau minum susu saja, berarti yang kita butuhkan itu tidak bisa terpenuhi. Bahkan kemungkinan karena di susu itu banyak lemaknya, bisa jadi obes (obesitas) gemuk," ungkapnya.
Selain itu, hal tersebut bisa menyebabkan ketergantungan yang besar pada susu. Anak jadi kurang semangat untuk mengonsumsi makanan lain yang justru juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
"Anak juga bisa mengalami kekurangan zat besi karena kurang mengonsumsi makanan lain yang kaya akan zat besi," tambahnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan, pembatasan sekitar 400-600 mililiter per hari bertujuan agar anak tetap mau mengonsumsi makanan lain, sehingga kebutuhan gizi yang seimbang dapat terpenuhi secara optimal. (Z-1)
Salah satu bahan makanan yang paling banyak diperbincangkan dalam menjaga kesehatan rambut jika dikonsumsi dengan teratur adalah susu.
SELAIN mempercepat pertumbuhan tulang, konsumsi susu yang rutin dan teratur juga mampu mencegah anak dari penyakit epilepsi atau ayan.
Menyimpan susu sesuai dengan jenisnya akan menjaga kualitas dan nilai gizi sehingga tetap mendapat manfaat sehat dari konsumsi susu.
Jadi kalau pengolahannya canggih, kandungan proteinnya bisa lebih tinggi juga karena dia bisa dibuat dalam bentuk terhidrolisa konsentrat.
Anak-anak diajak menyelami berbagai skenario nyata di dunia digital, mulai dari cyberbullying, akun palsu, konten hoaks berbasis AI, hingga pentingnya menjaga privasi dan jejak digital.
Orangtua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba merokok.
Anak-anak yang mengalami kondisi medis berat ini akan dipindahkan ke luar Gaza.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved