Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Studi Ungkap Orang Pendek Punya Potensi Hidup Lebih Lama daripada Orang Tinggi

Muhammad Ghifari A
01/6/2025 22:05
Studi Ungkap Orang Pendek Punya Potensi Hidup Lebih Lama daripada Orang Tinggi
Ilustrasi, orang pendek(freepik)

SEBUAH studi yang menarik menunjukkan bahwa orang pendek cenderung memiliki rentang hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan orang tinggi.

Secara umum, individu yang lebih pendek bisa hidup dua hingga lima tahun lebih lama. Para peneliti menghubungkan hal ini dengan sejumlah faktor, termasuk risiko penyakit yang lebih kecil dan komposisi tubuh yang berbeda.

Salah satu elemen penting yang berkontribusi pada umur panjang adalah variasi genetik pada gen FOXO3.

Gen ini dikenal berhubungan dengan panjang umur pada manusia serta hewan, dan berkaitan dengan ukuran tubuh serta berbagai proses biologis yang penting untuk kesehatan sepanjang hidup, seperti metabolisme nutrisi, siklus protein, dan kelangsungan hidup serta kematian sel.

Variasi pada gen FOXO3 juga dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker, serta gangguan neurodegeneratif.

Sebuah penelitian observasi yang dilakukan pada tahun 2014 dan diterbitkan di PLOS One mengeksplorasi genotipe FOXO3 dan hubungannya dengan tinggi badan serta harapan hidup pada pria keturunan Jepang di Amerika.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pria dengan tinggi 5 kaki 2 inci (sekitar 157 cm) atau lebih pendek lebih mungkin untuk memperoleh perlindungan dari gen FOXO3 dan hidup lebih lama.

Sebaliknya, mereka yang memiliki tinggi di atas 5 kaki 4 inci (sekitar 163 cm) cenderung memiliki harapan hidup yang lebih singkat dan tidak mendapatkan perlindungan yang sama.

Penelitian juga menekankan bahwa memiliki tinggi di atas rata-rata dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Sebuah studi pada tahun 2017 terhadap mantan pemain basket profesional menunjukkan bahwa tubuh yang lebih tinggi sering kali berhubungan dengan harapan hidup yang lebih pendek.

Dalam penelitian yang melibatkan 3. 901 pemain ini, 5% dari pemain terpendek memiliki usia kematian yang lebih tua dibandingkan dengan 5% dari pemain tertinggi.

Faktor lain seperti genetika, kondisi ekonomi, akses ke layanan kesehatan, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, pola makan, dan aktivitas fisik juga diakui memengaruhi harapan hidup.

Perbedaan ukuran tubuh antara pria dan wanita juga berpengaruh terhadap harapan hidup, di mana wanita cenderung memiliki umur yang lebih panjang.

Rata-rata tinggi badan wanita di Amerika Serikat adalah 5 kaki 4 inci (sekitar 163 cm), sedangkan pria memiliki rata-rata tinggi 5 kaki 9 inci (sekitar 175 cm).

Secara global, wanita hidup antara satu hingga sebelas tahun lebih lama dibandingkan pria. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki tubuh yang lebih kecil atau lebih pendek bisa memberikan keuntungan dalam hal umur panjang, khususnya bagi wanita jika dibandingkan dengan pria.

Tinggi badan juga berhubungan dengan beberapa risiko kesehatan yang serius.

Misalnya, satu studi pada tahun 2017 menemukan bahwa pria yang tingginya kurang dari 5 kaki 3 inci memiliki risiko 65% lebih rendah untuk mengalami tromboembolisme vena (VTE) dibandingkan dengan pria yang memiliki tinggi lebih dari 6 kaki 2 inci (sekitar 188 cm).

Risiko ini juga relevan bagi wanita hamil, di mana wanita dengan tinggi badan pendek memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami VTE.

Para peneliti berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh individu yang memiliki kaki lebih panjang dan yang bertubuh tinggi lebih rentan mengalami penumpukan darah di bagian bawah kaki akibat tekanan hidrostatik yang lebih besar.

Walaupun mekanisme pasti belum sepenuhnya dipahami, beberapa dugaan berusaha menjelaskan mengapa tinggi badan bisa memengaruhi harapan hidup.

Salah satu dugaan tersebut adalah kebutuhan kalori yang lebih tinggi pada individu yang bertubuh tinggi, yang memiliki tulang, berat badan, dan organ internal yang lebih besar.

Mereka yang bertubuh tinggi juga memiliki jutaan sel lebih banyak, yang artinya mereka lebih banyak terpapar radikal bebas dan racun, serta perlu melakukan perbaikan sel yang lebih banyak seiring bertambahnya usia, yang mungkin berpengaruh terhadap umur panjang.

Di luar faktor tinggi badan, ada banyak aspek lain yang memengaruhi harapan hidup yang dapat Anda kendalikan. Ini termasuk jenis kelamin, faktor genetik, kondisi prenatal atau masa kanak-kanak, status sosial ekonomi, dan etnis.

Namun, kebiasaan hidup sehat seperti mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat sangatlah penting.

Melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari, menjaga berat badan yang ideal, tidak merokok, serta membatasi konsumsi alkohol merupakan langkah-langkah kunci yang dapat membantu Anda mendapatkan kehidupan yang lebih panjang dan sehat.

Sumber: Verywell Health



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya