Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

KPAI Kukuh Persoalkan Potensi Langgar Hak Anak atas Program Kirim Siswa ke Barak Militer ala KDM

Fachri Audhia Hafiez
27/5/2025 09:08
KPAI Kukuh Persoalkan Potensi Langgar Hak Anak atas Program Kirim Siswa ke Barak Militer ala KDM
Tangkapan layar barak militer.(MetroTV.)

WAKIL Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) menghentikan sementara program mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer. Karena program itu berpotensi melanggar hak anak.

“Program ini untuk sementara dihentikan sampai dilakukan evaluasi terutama terkait regulasi,” kata Jasra di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/5).

Hentikan Sementara?

Jasra mengatakan desakan penghentian sementara program tersebut berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh KPAI. Khususnya terkait labeling 'anak nakal' yang disematkan bagi siswa yang dikirim ke barak.

“Karena dalam surat edaran Pak Gubernur itu kan berpotensi melanggar hak anak. Terutama labeling dan non-diskriminasi,” sambungnya.

Perlu Evaluasi?

KPAI juga merekomendasikan agar sarana dan prasana untuk pendidikan anak di barak militer diperbaiki. Pelatih siswa di barak militer juga harus dievaluasi oleh KDM dan jajaran agar tak melatih dengan perspektif militeristik.

“Karena bagaimanapun juga melatih anak itu berbeda dengan melatih militer. Jadi perspektif pelindung anak itu harus ada. Dan bahkan kita dorong harus ada safe child guarding ya,” ujar Jasra.

Pendekatan Militeristik?

Dia mengatakan upaya mendidik anak tak bisa dilakukan dengan pendekatan militeristik. Tetapi harus dilakukan dengan upaya yang komunikatif.

“Bagaimana etika berhadapan dengan anak, bagaimana berkomunikasi dengan anak, bagaimana memahami anak adalah anak,” ucap dia.

Disipllin Sesaat?

Ia berharap kedisiplinan anak yang telah lulus pendidikan di barak militer tak hanya terjadi sesaat setelah mereka pulang pendidikan.

"Dari video-video yang ada, anaknya sudah patuh, anaknya tidak bolos sekolah, dan sebagainya. Nah harapannya seperti itu. Tapi apakah itu tetap bertahan? Nah ini yang tentu yang menjadikan tangan kita ke depan,” pungkasnya. (Fah/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya