Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca nasional dengan memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Salah satu faktor utama yang menjadi sorotan adalah keberadaan bibit siklon tropis 96S yang saat ini terdeteksi di Laut Arafura bagian barat, tepatnya di barat daya Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
“Bibit siklon ini terpantau memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan udara sebesar 1004 hPa, serta bergerak ke arah barat daya,” ungkap BMKG dalam keterangannya, Senin (14/4).
Keberadaan sistem ini memberikan dampak signifikan terhadap potensi cuaca buruk, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku bagian selatan, dan Papua Selatan.
Selain memicu hujan deras, bibit siklon tropis 96S juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut di sekitar pusat sirkulasinya, sehingga perlu menjadi perhatian masyarakat dan pihak terkait, terutama yang beraktivitas di wilayah pesisir dan laut.
BMKG juga menginformasikan bahwa hingga sepekan ke depan, potensi curah hujan tinggi masih akan berlangsung di sejumlah wilayah, terutama Indonesia bagian selatan dan timur.
“Kondisi ini didukung oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) secara spasial, serta pengaruh dari gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency,” jelas BMKG.
Kombinasi dari fenomena atmosfer tersebut memicu pembentukan awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan dengan intensitas tinggi. Hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua Selatan. Sementara angin kencang diprediksi melanda wilayah Maluku dan NTT.
Di sisi lain, sejumlah daerah di Indonesia mulai memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan menuju musim kemarau. Menurut BMKG, masa transisi ini ditandai dengan cuaca yang dinamis dan cepat berubah. “Potensi hujan tiba-tiba disertai angin kencang dan kilat/petir pada siang atau sore hari masih mungkin terjadi,” ujar BMKG. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat dan kondisi cuaca yang bervariasi secara spasial.
Untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat agar:
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi seperti situs web [bmkg.go.id](http://www.bmkg.go.id), aplikasi mobile infoBMKG, atau media sosial @infoBMKG.
“Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru. Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan,” pungkas BMKG. (H-4)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir terjadi akibat adanya bibit siklon tropis 96S di Laut Arafura bagian barat.
Beberapa badai siklon telah terdeteksi di sekitar wilayah Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Dampak dari pergerakan Siklon Tropis ZELIA yang semakin menjauh dari wilayah Indonesia adalah penurunan intensitas curah hujan
BMKG memantau dua bibit siklon tropis yang berpotensi memengaruhi kondisi cuaca ekstrem di Indonesia. Dua bibit siklon tersebut ialah Bibit Siklon Tropis 96S dan Bibit Siklon Tropis 93W
"Potensi cuaca ekstrem masih berlanjut karena ada pola sirkulasi siklonik lagi di utara Australia yang bisa berkemang menjadi bibit siklon tropis,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved