Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Pentingnya Melakukan Pencegahan Primer Sebelum Terkena Penyakit Ginjal

Basuki Eka Purnama
24/3/2025 04:22
Ini Pentingnya Melakukan Pencegahan Primer Sebelum Terkena Penyakit Ginjal
Salah satu pencegahan primer terhadap penyakit ginjal yaitu rutin berolahraga.(Freepik)

DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, dr Tunggul D Situmorang mengungkapkan pentingnya melakukan pencegahan primer sebelum didiagnosis penyakit ginjal.

"Singkat adalah pencegahan primer, yaitu sebelum kena. Jadi bisa dicegah," ujar dokter yang juga anggota Dewan Pertimbangan Pengurus
Besar Perkumpulan Nefrologi Indonesia (Pernefri), dikutip (Senin (24/3)

Adapun pencegahan primer yang dimaksud yakni memeriksakan kesehatan meliput cek fungsi ginjal secara berkala ke dokter, aktif berolahraga secara teratur, mengendalikan tekanan darah, berhenti merokok dan minum alkohol, dan mengendalikan kadar gula darah.

Selain itu, ujar Tunggul menghindari mengonsumsi obat-obatan yang berbahaya bagi ginjal yang tidak sesuai anjuran dokter, mengonsumsi makanan bergizi serta minum air yang cukup yakni disarankan minum sebanyak 2 liter per hari.

Sementara untuk pencegahan sekunder yakni ketika seseorang telah terjangkit penyakit ginjal, dapat dilakukan deteksi dan terapi awal untuk memperlambat gejala penyakit yang semakin buruk. Upaya ini dilakukan bagi pasien yang baru tahu terdiagnosis penyakit.

"Kalau sudah kena. Tapi bisa diperlambat tidak sampai gagal ginjal, tidak sampai cuci darah," kata Tunggul.

Sementara pencegahan tersier meliputi penurunan risiko cacat, rehabilitasi atau terapi pengganti ginjal dengan diagnosis maupun transplantasi ginjal.

Ia juga menjelaskan terdapat faktor risiko yang menyebabkan terjangkit penyakit ginjal yang meliputi faktor risiko tidak dapat dimodifikasi yakni usia tua, kelahiran prematur, riwayat keluarga, serta penyakit bawaan ginjal.

Namun, dengan kondisi ini, penderita diharapkan mewaspadai beberapa hal yang patut menjadi perhatian seperti asupan nutrisi, obat dan
lainnya. Sementara faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi, hipertensi, diabetes, obesitas, dan obat-obat lain.

Tunggul juga menjelaskan bahwa penderita penyakit ginjal, khususnya pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 memiliki kaitan erat dengan penyakit ginjal.

"DM tipe 2 menyumbangkan kurang lebih 90% dari diabetes di seluruh dunia dengan prevalensi diabetes pada orang dewasa usia 20-79 tahun, setidaknya dua dari lima orang dengan DM tipe 2 juga menderita penyakit ginjal kronik (PGK)," ujarnya.

Dalam paparan tersebut, tercatat bahwa pada 2021, kurang lebih 190 juta orang dewasa menderita PGK dengan DM tipe 2. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya