Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DI tengah meningkatnya kesadaran global akan isu lingkungan, semakin banyak bisnis di Indonesia yang mulai beralih kepraktik yang lebih berkelanjutan. Survei Schneider Electric terhadap 4.500 pemimpin bisnis di sembilan negara Asia, termasuk Indonesia, mengungkapkan bahwa 98% pemimpin bisnis di Indonesia telah menetapkan target keberlanjutan, dengan 71% di antaranya menjadikannya prioritas utama.
Kesadaran ini tidak hanya didorong oleh tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga oleh meningkatnya tuntutan untuk beradaptasi dan menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Meski demikian, memilih teknologi ramah lingkungan yang tepat masih menjadi tantangan bagi banyak bisnis. Berikut beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih solusi teknologi yang berkelanjutan sekaligus menguntungkan.
Teknologi yang memiliki dampak nyata dalam mengurangiemisi karbon dan konsumsi sumber daya harus menjadi prioritas utama. Misalnya, sistem manajemen energi berbasis IoT telah terbukti dapat mengoptimalkan penggunaan listrik dan mengurangi konsumsi hingga 30% (Poyyamozhi et al., 2024).
Selain energi, pengelolaan air juga menjadi faktor penting dalam praktik bisnis yang berkelanjutan. Teknologi water management, seperti sistem daur ulang air industri dapat menghemat penggunaan air hingga 50%. Solusi ini tidak hanya membantu perusahaan mengurangi pemborosan sumber daya, tetapi juga menekan biaya operasional jangka panjang.
Teknologi ramah lingkungan yang ideal tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang jelas. Salah satu contoh paling efektif adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang mampu menurunkan biaya listrik perusahaan hingga 40% per tahun, tergantung pada skala penggunaannya.
Selain itu, investasi pada pencahayaan LED yang lebih hemat energi dapat mengurangi biaya operasional hingga 75% dibandingkan dengan lampu konvensional. Dengan menilai Return on Investment (ROI) dari berbagai teknologi yang tersedia, bisnis dapat memastikan bahwa transisi menuju keberlanjutan tetap sejalan dengan strategi keuangan perusahaan.
Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang, perusahaan harus memilih teknologi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka. PLTS menjadi salah satu pilihan utama karena fleksibilitasnya yang tinggi.
Panel surya memungkinkan perusahaan menyesuaikan kapasitas sesuai kebutuhan tanpa memerlukan investasi besar di awal. Selain itu, sistem penyimpanan energi (battery storage) semakin banyak diadopsi oleh perusahaan guna memastikan suplai listrik tetap stabil, bahkan di malam hari atau saat kondisi cuaca kurang mendukung.
Teknologi ini memungkinkan bisnis mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.
Tidak hanya energi surya, solusi teknologi lain seperti sistem pemantauan energi berbasis AI dan smart grid juga dapat membantu bisnis mengoptimalkan konsumsi energi serta meningkatkan efisiensi operasional.
Dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan, perusahaan perlu memastikan bahwa proses implementasi berlangsung cepat, efisien, dan tidak mengganggu operasional bisnis. Pilih teknologi yang memiliki ekosistem pendukung yang lengkap, termasuk layanan instalasi profesional, panduan teknis yang jelas, serta pelatihan bagi tim internal agar transisi berjalan lancar.
Misalnya, penerapan PLTS Atap dapat dilakukan secara bertahap tanpa mengganggu aktivitas bisnis. Secara umum, instalasi PLTS Atap memerlukan waktu antara dua hingga enam bulan untuk diselesaikan. Sementara, sistem manajemen energi berbasis AI seringkali dapat diintegrasikan langsung dengan infrastruktur yang sudah ada.
Dengan memilih solusi yang dirancang untuk kemudahan pemasangan dan pemeliharaan, perusahaan dapat mempercepat manfaat teknologi ramah lingkungan tanpa menimbulkan hambatan operasional.
Sebagai pengembang proyek energi surya terbesar di Indonesia, SUN Energy menawarkan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga meningkatkan efisiensi bisnis. Dengan pengalaman dalam mengembangkan lebih dari 365 MWp kapastias PLTS di kawasan Asia-Pasifik, SUN Energy telah membantu berbagai industri dalam menekan biaya operasional sekaligus mencapai target keberlanjutan mereka.
Bagi bisnis yang tertarik mengadopsi solusi energi terbarukan, tersedia berbagai skema pembiayaan fleksibel, termasuk zero investment, yang memungkinkan perusahaan beralih ke energi surya tanpa biaya awal. Dengan memilih teknologi yang tepat dan bekerja sama dengan penyedia solusi terpercaya seperti SUN Energy, bisnis dapat memperkuat daya saing di era ekonomi hijau yang semakin berkembang. (RO/P-4)
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
Kerja sama ini bersifat eksklusif dan mencakup pengembangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk kawasan industri yang pasokan listriknya berada dalam cakupan layanan PT Bekasi Power.
Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen pendanaan untuk pembangunan PLTS Terapung Saguling sebesar US$60 juta atau setara Rp994,68 miliar dari tiga mitra internasional.
PT PLN bersama dengan perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) asal Uni Emirat Arab, Masdar, menjajaki kerja sama pengembangan kapasitas proyek PLTS Treapung Cirata.
Meski potensi teknis energi terbarukan Indonesia mencapai 3.700 GW, pemanfaatannya masih jauh dari optimal, terutama untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB).
Dalam upaya mempercepat transisi energi nasional, Sun Energy, pengembang proyek energi surya, terus memperkuat komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved