Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
REKTOR Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Prof Laode Masihu Kamaluddin secara resmi membuka Digital Campus Orientation (Digication) Batch 8, Sabtu (8/3). Acara yang digelar secara daring ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa baru dalam memahami sistem pembelajaran berbasis digital di UICI.
Digication diikuti 229 mahasiswa baru dari 28 provinsi di Indonesia. Selain itu, ada dua mahasiswa lainnya yang mengikuti dari luar negeri, yakni dari Jepang dan Taiwan.
Pada pembukaan, Prof Laode menegaskan UICI merupakan kampus digital pertama di Indonesia yang dideklarasikan langsung oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia. Ia menilai memilih UICI sebagai tempat belajar adalah keputusan tepat, mengingat prospek besar universitas ini di era digital.
Digication Batch 8 mengusung tema “Future Proofing Minds, Driving Innovation And Digital Transformation In The Industrial Era”. Tema ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman tentang era industri 4.0 dan transisi menuju Society 5.0, ketika teknologi menjadi pusat kehidupan dengan penerapan super smart system berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).
“Indonesia menargetkan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045. Namun, untuk mencapai itu, dibutuhkan 9 juta talenta digital dalam 20 tahun ke depan serta 2 juta digital leaders,” jelas Prof Laode, mengutip laporan Bank Dunia dan McKinsey.
Sebagai kampus digital, UICI berkomitmen mencetak lulusan yang siap memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kami membangun budaya digital yang memungkinkan mahasiswa berkembang dengan keterampilan yang relevan di era modern,” tambahnya.
Prof Laode juga mengapresiasi mahasiswa baru yang telah memilih UICI sebagai tempat menimba ilmu.
Menurutnya, UICI bukan sekadar universitas berbasis digital, tetapi juga membentuk pola pikir, cara komunikasi, serta perilaku mahasiswa dalam ekosistem digital.
Usai sambutan rektor, ikut menyambut mahasiswa yakni Ketua Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI Prof Siti Zuhro. Profesor yang juga peneliti senior BRIN tersebut berharap, dari orientasi, perkuliahan, hingga nanti selesai berkuliah, para mahasiswa dapat memberi kontribusi kolektif.
“Perjalanan perkuliahan adalah kesempatan besar untuk membangun masa depan yang bermanfaat, bukan untuk mahasiswa sendiri, tapi nanti secara berjemaah. Secara kolektif, para alumni UICI bisa mendedikasikan ilmunya semaksimal mungkin untuk memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa dan negara,” harap Prof Siti Zuhro.
Selain itu, narasumber lain yang juga pembicara kunci, yakni Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie. Ilham banyak memberikan wawasan mengenai digitalisasi dan industrialisasi.
Menurutnya, digitalisasi harus relevan dengan industri terapan. Ia menerangkan, teknologi digital dapat menjadi teknologi kunci untuk mengatasi ketimpangan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Peraih Doktor-Ingenieur dari Universitas Teknik Munchen ini juga mengapresiasi UICI sebagai kawah candradimuka untuk mencetak talenta-talenta digital masa depan.
“Di Indonesia, kita patut syukuri UICI hanya satu dari sedikit universitas yang menggunakan teknologi AI-DSTLS,” kata Ilham.
Pembicara tamu berikutnya adalah Chairman Industrial System and Engineering Development Center (ISEDC) Agus Tjahajana Wirakusumah.
Sosok yang malang melintang di Kemenperin ini banyak memberikan data terkini serta penjelasan tentang pentingnya re-industrialisasi di Indonesia. Kemudian, Agus juga menjelaskan bagaimana industrialisasi dapat berjalan erat dengan digitalisasi, serta di mana peran lembaga akademik dan pemangku kepentingan lainnya.
Agus juga menyampaikan ekspektasinya terhadap para peserta Digication,
“Saya harapkan, 200 lebih mahasiswa baru UICI dapat menjadi high-calliber talent, sesuai satu dari enam faktor kesuksesan dalam digitalisasi,” unhgkap Agus.
Selain kuliah umum dari beberapa pembicara tamu, Digication hari pertama juga diisi dengan penjelasan mengenai teknis perkuliahan digital di UICI, dukungan untuk mahasiswa seperti UICI Counseling Center dan peluang beasiswa.
Selain itu, mahasiswa juga dibekali dengan penjelasan teknis untuk mengakses buku dan jurnal melalui Perpustakaan Digital UICI. (Z-1)
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Fasilitas yang diresmikan antara lain Lobby Karol Wojtyla, ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata.
Semakin banyak mahasiswa internasional kini memilih Inggris atau Kanada sebagai tujuan kuliah.
Prof. Bo An menjelaskan tentang peran penting Autonomous Agents dalam memecahkan berbagai permasalahan kompleks di dunia nyata.
Rektor UP menekankan pentingnya membangun kerja sama antar institusi pendidikan tinggi dalam mengimplementasikan praktik-praktik keberlanjutan yang konkret dan berdampak luas.
Nantinya dosen dan mahasiswa akan mengunjungi Management and Science University (MSU), salah satu universitas di Malaysia yang memiliki nuansa modern dan digital.
Program ini merupakan bentuk nyata negara dalam mencetak talenta unggul yang mampu bersaing di kancah global, sekaligus berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional.
Prodi S2 dan S3 FEB UNJ tidak hanya menawarkan pendidikan berkualitas, tetapi juga pengalaman akademik yang membangun jejaring profesional.
Program beasiswa ini merupakan wujud nyata komitmen UP dalam mendukung talenta muda yang memiliki prestasi luar biasa di luar bidang akademik.
Sahabat-AI juga menjadi wadah pembelajaran bagi talenta muda Indonesia.
STARTUP Indonesia Nosuta membuka jalan bagi mahasiswa kehutanan untuk berkarier di Jepang. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Di titik pemberangkatan, peserta melakukan penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved