Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DOKTER spesialis mata lulusan Universitas Indonesia Nina Asrini Noor mengatakan kompres mata kering dengan handuk yang direndam ke air hangat, bukan air dingin, untuk meringankan gejala ketidaknyamanan pada permukaan kelopak mata.
Nina, yang merupakan Kepala Dry Eye Service JEC Hospitals and Clinics, lebih jauh mengelaborasi pernyataannya bahwa kompres mata dengan air dingin biasanya mempunyai manfaat yang berbeda, yaitu membuat mata lelah menjadi lebih rileks.
"Sebenarnya kalau tujuannya spesifik untuk mata kering itu yang dianjurkan adalah hangat, tapi bukan berarti kompres dingin itu bakal memperberat ya, enggak begitu. Karena kompres dingin itu punya tujuan yang lain, misalnya mata lelah, itu bisa lebih relaks setelah dikompres
dingin," kata Nina, dikutip Rabu (26/2).
Nina menjelaskan bahwa mata kering ditandai oleh ketidaknyamanan pada permukaan mata akibat ketidakseimbangan dan ketidakstabilan lapisan air mata (tear film), yang terdiri atas lapisan kelenjar minyak (lipid), lapisan air, dan lapisan lendir (mucin).
Ketiga lapisan itu sama-sama berperan penting dalam membersihkan, melindungi, memelihara, dan melumasi bola mata, mencegah kerusakan atau peradangan pada permukaannya.
"Keseimbangan dan kestabilan fungsi ketiga lapisan tersebut sangat krusial. Gangguan pada salah satu lapisan saja itu akan mengganggu keseluruhan fungsi air mata kita," ujar Nina.
Intinya, menurut penjelasan Nina, mata kering tidak selalu disebabkan oleh air mata yang berhenti diproduksi atau kuantitas air mata berkurang. Tapi mata kering adalah kondisi di mana lapisan air mata sedang tidak stabil sehingga itu menyebabkan gejala ketidaknyamanan.
Ketidaknyamanan itu seperti rasa mengganjal di mata, berwarna kemerahan yang berulang jika mata tidak diistirahatkan, perih, sensasi berpasir, mata lengket, kotoran mata menumpuk, sampai sensasi sulit membuka mata tanpa mengucek.
Penanganan pertama mata kering dengan obat tetes mata yang tidak dianjurkan dokter (dibeli secara bebas) biasanya menjadi kebiasaan individu. Namun, menurut Nina, tetes mata sebaiknya tidak diberikan sebelum mendapat anjuran dokter.
Sebagai alternatif penanganan mandiri, disarankan kompres hangat pada kelopak mata yang tertutup, jangan dibuka matanya agar tidak terjadi iritasi.
"Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan kelopak mata, mengonsumsi air putih yang cukup, dan memodifikasi kebiasaan, misalnya dengan mengatur durasi aktivitas yang membutuhkan fokus visual seperti membaca atau menggunakan perangkat layar elektronik, hingga mengatur lamanya aktivitas yang membuat mata mengalami paparan pendingin udara hingga polusi udara terus-menerus," pungkas Nina. (Ant/Z-1)
Gejala mata kering dapat berupa rasa mengganjal, mata kemerahan, perih, sensasi mata seperti berpasir, kotoran mata menumpuk dan sulit membuka mata tanpa mengucek.
"Normalnya, seseorang berkedip belasan kali per menit, namun saat menatap layar, frekuensi ini bisa turun drastis hingga kurang dari lima kali per menit,"
Mata kering bisa diatasi menggunakan obat tetes mata yang dianjurkan oleh dokter berdasarkan kondisi mata pasien.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Selain mengganggu kenyamanan, kondisi mata kering bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.
"Kita bisa kompres atau masukkan air dingin ke botol kaca kemudian digulung-gulungkan (ke kulit yang gatal). Itu akan mengurangi gatal karena gatal akan tercampur dengan rasa dingin."
Mata kering adalah suatu kondisi yang memengaruhi lapisan air mata, tiga lapisan air mata yang menutupi dan melindungi permukaan mata.
"Kalau demam, yang betul adalah kompres air hangat karena pori-pori di permukaan kulit akan membuka dan pembuluh darah akan melebar mengeluarkan panasnya."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved