Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Kebudayaan, Fadli Zon menyambut kepulangan delegasi film Indonesia yang telah sukses berpartisipasi dalam International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025, yang berlangsung pada 30 Januari – 9 Februari 2025 di Rotterdam, Belanda.
Fadli Zon menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian para sineas Indonesia yang berhasil memperkenalkan sinema nasional di kancah internasional.
“Atas nama Kementerian Kebudayaan, saya mengucapkan selamat kepada para sineas Indonesia yang telah kembali dari International Film Festival Rotterdam 2025. Keberhasilan mereka di festival ini menjadi kebanggaan bagi perfilman Indonesia dan menunjukkan bahwa sinema kita semakin diakui di panggung internasional,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Jumat (21/2).
Keikutsertaan sineas Indonesia di IFFR tahun ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK), Kementerian Kebudayaan. Beberapa film dan sineas yang mendapatkan rekognisi dalam festival ini antara lain: Four Seasons in Java (sutradara: Kamila Andini) – yang memenangkan VIPO Award; Midnight in Bali (sutradara: Razka Robby Ertanto); Gowok Kamasutra Jawa (sutradara: Hanung Bramantyo); This City is a Battlefield / Perang Kota (sutradara: Mouly Surya); Whispers in the Dabbas(sutradara: Garin Nugroho); dan Sehidup Semati (sutradara: Upi).
Selain itu, terdapat juga film Bachtiar yang diproduksi oleh Forum Lenteng dan Milisifilm Collective, yang terseleksi dalam Cinema Regained Program.
Kemenangan VIPO Award oleh Four Seasons in Java merupakan pencapaian yang membanggakan. Penghargaan ini diberikan oleh Visual Industry Promotion Organization (VIPO), sebuah pengakuan atas film berkualitas tinggi di tingkat internasional serta kontribusi terhadap keberagaman sinema dunia.
Fadli Zon menegaskan bahwa keberlanjutan dukungan terhadap partisipasi Indonesia di festival internasional sangat krusial untuk memperkuat ekosistem perfilman nasional.
"Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung sineas Indonesia untuk berkompetisi di festival film dunia. Partisipasi mereka di ajang internasional bukan hanya membanggakan, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk kolaborasi, distribusi, serta memperkenalkan keberagaman sinema Indonesia ke pasar global,” jelasnya.
Salah satu delegasi Indonesia di IFFR 2025, aktor dan produser Reza Rahadian, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah dalam keikutsertaan sineas Indonesia tahun ini.
"Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan yang telah memfasilitasi keberangkatan delegasi Indonesia melalui travel grant serta berbagai dukungan lainnya. Ini adalah langkah yang sangat penting dalam memperkuat keterlibatan sineas Indonesia di kancah internasional. Kehadiran pemerintah dalam memberikan fasilitas bagi para delegasi dan pembuat film merupakan bentuk nyata dari komitmen terhadap kemajuan perfilman nasional, dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut,” ujar Reza.
Dirinya juga menambahkan bahwa film adalah salah satu bentuk diplomasi budaya yang paling efektif untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia, tidak hanya melalui cerita yang diangkat, tetapi juga melalui perspektif dan keberagaman yang ditampilkan dalam setiap karya.
“Melalui penayangan film di suatu festival, kita tengah membangun jejaring. Jika banyak orang menyaksikan filmnya, sehingga sangat mungkin terjadi film kami diundang ke festival lainnya. Inilah pentingnya mengikuti festival film internasional, dan rasanya ini perlu kami sampaikan kepada publik.” pungkasnya.
Setelah sukses di IFFR, selanjutnya delegasi film Indonesia juga akan berpartisipasi dalam Berlin International Film Festival (13-23 Februari 2025), di mana delegasi Indonesia selain difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan, juga mendapat dukungan sponsor dari Wondr BNI.
Film-film pendek yang berpartisipasi di Berlin antara lain Little Rebels Cinema Club (sutradara: Khozy Rizal); Sammi, Who Can’t Defend His Body (sutradara: Rein Maychelsen); dan dokumenter Me, My Mom’s Favorite Daughter (sutradara: Ivoni Kani). Sutradara Khozy Rizal juga terpilih dalam program Berlinale Talents dalam kesempatan ini. Selain itu, delegasi perfilman Indonesia juga akan unjuk gigi di Hong Kong Film Mart (11-14 Maret 2025).
Kementerian Kebudayaan bersinergi dengan Telkom Metra Media Hub untuk membuka Indonesian Pavilion, yang akan mewadahi 12 perusahaan film Indonesia guna memasarkan konten mereka di industri film internasional.
Beberapa eksibitor yang berpartisipasi antara lain Jakarta Film Week, Kawan Kawan Media, Adhya Pictures, Visinema, Telkomsel Maxstream, MNC, MVP, Gambar Gerak, Metamora, Picklock, MD Entertainment, dan Mandela Films.
Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus mengoptimalkan program yang dapat memfasilitasi delegasi Indonesia di panggung dunia.
“Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk bersama-sama memperkuat langkah strategis dan kolaboratif dalam memajukan ekosistem perfilman Indonesia. Kementerian Kebudayaan berkomitmen memastikan sineas dan industri film nasional memiliki akses yang lebih luas di tingkat global,” tutup Fadli Zon.
Dengan berbagai pencapaian ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya di industri film global, membuktikan bahwa sineas Tanah Air mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata bagi perfilman dunia. (Des/I-1)
MENTERI Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan Presiden Prabowo Subianto belum mengetahui soal penetapan Hari Kebudayaan Nasional pada 17 Oktober
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menjelaskan penetapan Hari Kebudayaan pada 17 Oktober.
MENTERI Kebudayaan, Fadli Zon, mengharapkan agar melalui buku sejarah dapat menemukan kembali jati diri bangsa.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon memastikan penulisan ulang sejarah Indonesia akan terus dilanjutkan, meski sejumlah pihak meminta agar program tersebut dihentikan.
Betapa menyakitkannya menyaksikan negara seolah kesulitan mengakui sejarah kelam, padahal data dan testimoni korban sudah dikumpulkan sejak awal Reformasi.
Anggota Komisi X DPR, Mercy Chriesty Barends, meluapkan emosinya kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Mercy menyerahkan sebuah dokumen kepada Fadli berjudul Temuan Tim Gabungan Pencari Fakta
Gowok adalah perempuan yang berprofesi sebagai guru yang mengajarkan keterampilan seksual bagi calon pengantin laki-laki yang hendak menikah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved