Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Terlalu Sering Menonton Video Pendek Sebabkan Anak Kehilangan Minat Belajar

Basuki Eka Purnama
07/2/2025 21:00
Terlalu Sering Menonton Video Pendek Sebabkan Anak Kehilangan Minat Belajar
Ilustrasi(Freepik)

KESERINGAN menonton video pendek seperti reels yang ada di Instagram disebut dapat menurunkan minat anak untuk belajar serta mempengaruhi sikap dan emosinya.

"Jadi kalau anak Anda melihat reels, itu kan durasinya sangat singkat, cepat dan berubah-ubah terus. Itu membuat anak mengalami hyperstimulated," kata dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, Julian Raymond Irwen, dikutip Jumat (7/2).

Julian mengatakan video pendek yang banyak ditonton anak dalam waktu yang lama bakal mengganggu fokus anak untuk mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu contohnya anak sering menengok ke kanan atau kiri saat diajak berbicara akibat tidak terbiasa fokus pada satu objek saja. 

Emosinya juga jadi mudah meledak-ledak terutama jika orangtua membatasi mereka bermain gawai.

"Makanya ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa anak yang kecanduan gawai, itu dia bisa timbul gejala seperti anak dengan gangguan
ADHD. Dia jadi sulit untuk fokus begitu, karena kebiasaan mendapat stimulasi yang tinggi," ujar dia.

Di samping itu, minat anak untuk belajar dan membaca buku dapat ikut menurun karena terbiasa untuk menatap gambar bergerak dan berwarna-warni dengan berbagai efeknya, dibandingkan dengan buku pelajaran yang cenderung berwarna hitam putih.

"Anak jadi enggak tertarik dengan pembelajaran. Apalagi dengan fokus yang pendek, sedangkan untuk belajar itu pertama butuh fokus. Dikarenakan kontras yang terlalu tinggi, anak yang terbiasa dengan kontras yang tinggi dia jadi terlalu overstimulated dengan video-video
itu," kata dia.

Guna mencegah hal tersebut, Julian menyarankan pada orangtua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga anak tidak mengalami kecanduan main gawai.

Salah satunya dapat dilakukan dengan memperbanyak aktivitas menarik dan positif bersama anak seperti membaca buku bersama dibanding bermain gawai, olahraga renang atau bulu tangkis bersama hingga mencari makanan lezat.

Orangtua juga dapat menggunakan aplikasi parental control untuk mengawasi anak bermain internet. Dengan tujuan mencegah anak terpapar
konten-konten negatif seperti pornografi maupun judi online (judol).

Adapun beberapa gejala dari anak yang kecanduan gawai dan perlu diwaspadai oleh orang tua adalah anak jadi mudah tantrum ketika orangtua membatasi waktu bermainnya, adanya perubahan emosi yang meledak-ledak, anak rela tidak tidur untuk bermain gawai hingga sulit menghentikan kebiasaan berjauhan dengan gawai. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya