Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penanganan TB Masih Jauh dari Target

Atalya Puspa
21/1/2025 11:03
Penanganan TB Masih Jauh dari Target
Warga melakukan rontgen toraks paru saat pelaksanaan layanan keliling deteksi tuberkulosis (TB).(Dok. Antara)

TUBERKULOSIS (TB) merupakan masalah kesehatan global yang hingga saat ini masih berupaya untuk ditangani. Dalam 200 tahun terakhir, ada sebanyak 1 miliar kematian akibat TB secara global. Indonesia sendiri menyumbang kasus dan angka kematian tertinggi akibat TB nomor dua di dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina mengungkapkan sejak tahun 2021 hingga 2024 memang terjadi peningkatan penemuan kasus maupun pengobatannya. Namun demikian, angka-angka yang ada masih belum mencapai target.

“Jadi kalau dilihat terjadi peningkatan penemuan kasus maupun pengobatannya. Tapi kalau dibandingkan dengan target kita memang masih harus bekerja keras, karena kalau berdasarkan target ini belum tercapai,” kata Ina dalam acara Indonesia Bebas TBC yang diselenggarakan Selasa (21/1).

Berdasarkan data Kemenkes, pada 2024 target penemuan kasus TB ialah sebesar 900 ribu kasus. Namun angka itu baru terpenuhi 860.100 kasus atau 95,6% dari target.

Selain itu, kasus diobati TB SO dan RO yang semestinya 100%, masing-masing hanya mencapai angka 89% dan 68%. Demikian juga dengan keberhasilan pengobatan, pada TB SO, ditargetkan keberhasilan pengobatan mencapai 90%, namun baru tercapai 83%. Sementara itu untuk keberhasilan pengobatan TB RO ditargetkan 80% namun baru tercapai 57%. Dan pemberian terapi pencegahan TB (TPT) yang ditargetkan mencapai 50% baru terealisasi 17,6%.

“Selain itu untuk kontak dengan pasien TB itu masih belum ada, jadi kita baru mendeteksi kasus TB aktif saja. Padahal  semestinya kontak dengan pasien bisa diberikan terapi penjagaan supaya nanti tidak berkembang menjadi aktif. Nah, ini yang masih menjadi tantangan,” jelas Ina.

Ia mengungkapkan, penanganan TB tentu tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan dan pemerintah saja, tapi juga dibutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, baik pusat maupun daerah, hingga masyarakat luas.

“Dibutuhkan upaya pentahelix, pemerintah, akademisi, masyarakat dan swasta, itu harus bersatu-padu untuk menyelesaikan masalah TB. Karena inilah satu masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan dari berbagai sisi dan berbagai sudut,” pungkas dia. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya