Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DEPARTEMEN Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HSS) akan memberikan dana sebesar US$590 juta kepada Moderna untuk melanjutkan pengembangan vaksin yang dapat melindungi dari flu burung, seperti yang diumumkan perusahaan farmasi tersebut, Jumat.
Pada 2023, Moderna memulai penelitian tentang "vaksin influenza pandemi" yang ditujukan melawan virus flu burung tipe H5 dan H7. Pada Juli, perusahaan tersebut menerima dana sebesar US$176 juta dari HHS untuk mendukung upaya vaksinasi mereka.
Moderna berencana untuk mempercepat penelitian vaksin mRNA ke tahap uji coba fase 3 setelah mendapatkan hasil yang positif pada fase sebelumnya, yang akan disajikan dalam sebuah konferensi ilmiah dalam waktu dekat.
“Varian flu burung telah terbukti sangat sulit diprediksi dan pernah menjadi ancaman bagi manusia. Oleh karena itu, respons terhadap masalah ini menjadi sangat penting bagi Pemerintahan Biden-Harris dan HHS,” ungkap Menteri HHS Xavier Becerra dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (17/1).
“Mempercepat pengembangan vaksin baru akan membantu kita tetap lebih siap dan memastikan bahwa masyarakat Amerika memiliki alat yang diperlukan untuk menjaga keselamatan mereka,” ujarnya.
Influenza burung, atau flu burung, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis influenza yang biasanya menyerang burung. Virus H5N1 telah menjadi perhatian para pejabat kesehatan karena menyebabkan sakit pada puluhan individu di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir; kasus kematian manusia pertama akibat infeksi virus yang parah dilaporkan terjadi di Louisiana bulan ini.
“Proyek ini akan memberikan dukungan tambahan untuk pengembangan akhir dan perizinan vaksin berbasis mRNA sebelum pandemi. Kesepakatan ini juga akan mendukung perluasan penelitian klinis untuk lima subtipe influenza pandemi tambahan,” kata Moderna dalam pernyataannya pada hari Jumat.
AS memang telah memiliki vaksin untuk virus H5 dalam Cadangan Strategis Nasional, tetapi vaksin tersebut dikembangkan dengan teknologi yang lebih lama.
Pemerintahan Joe Biden mengumumkan mereka akan menginvestasikan lebih dari US$300 juta bulan ini untuk memantau flu burung dan mempersiapkan kemungkinan penyebarannya.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk program yang berfokus pada kesiapan rumah sakit, peningkatan pengujian dan pengawasan, serta pemberian kesadaran tentang patogen yang baru muncul.
Sebagian besar penularan H5N1 baru-baru ini terjadi di antara hewan, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS masih menilai risiko flu burung terhadap publik sebagai rendah, tanpa adanya bukti penularan dari manusia ke manusia.
Namun, pemerintahan Biden telah menekankan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan di antara semua pihak untuk “melindungi kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan keamanan pangan.” (CNN/Z-3)
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
Pemerintahan Trump menghentikan kontrak pengembangan vaksin flu burung buatan Moderna dan mencabut hak pembeliannya.
Pfizer dan Moderna sedang mengembangkan vaksin flu burung berbasis mRNA untuk menghadapi ancaman virus Flu Burung yang semakin meningkat.
Moderna berinvestasi dalam pengembangan keterampilan komputasi kuantum untuk mengembangkan mRNA medicines kedepannya
Pemberian vaksin booster juga telah dilakukan di 120 negara di dunia.
Penyebarannya menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap peternakan unggas, ketahanan pangan, dan mata pencaharian jutaan orang, yang paling banyak memengaruhi populasi miskin.
AS menyedikan dana $72 juta untuk menyiapkan vaksin flu burung untuk antisipasi vaksinasi massal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved