Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Makan Bergizi Gratis Bisa Jadi Alat Diplomasi Luar Negeri

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
09/1/2025 14:57
Makan Bergizi Gratis Bisa Jadi Alat Diplomasi Luar Negeri
Siswa menyantap hidangan makan bergizi gratis di SD Barunawati, Palmerah.(Dok. MI/Usman Iskandar)

DIREKTUR Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo menyatakan masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan di berbagai belahan dunia. Di dalam negeri, Ibnu menekankan bahwa kedermawanan diperlihatkan lewat keikutsertaan masyarakat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Bantuan donasi tidak hanya berupa uang, tetapi juga tenaga dan peralatan yang berguna dalam pelaksanaan program tersebut. Ia mengatakan kedermawanan masyarakat Indonesia yang tinggi dapat menjadi alat diplomasi bagi pemerintah.

Diketahui, Indonesia kembali meraih predikat sebagai negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index (WGI) 2024 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF).

Berdasarkan itu, Lembaga Survei KedaiKOPI melakukan riset dan hasil dari survei tersebut menunjukkan semangat berbagi yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.

“Dari hasil survei kami, terlihat masyarakat sudah biasa membantu dengan apa yang mereka miliki. Donasi uang mencapai 87,4%, donasi barang 65,1%, dan mendonasikan waktu serta tenaga sebagai relawan sebesar 29,6% Ini menunjukkan semangat gotong royong masyarakat Indonesia yang masih tinggi, yang merupakan modal bagus untuk menjaga kerukunan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.

Ibnu menambahkan bahwa pemerintah sebaiknya membuka peluang bagi masyarakat yang ingin membantu program MBG, dengan membuat mekanisme yang jelas.

“Dorongan masyarakat untuk berbagi dan berdonasi di dalam negeri sangat besar, dengan keinginan mereka membantu mencapai angka 98,2%. Tentu pemerintah bisa mengajak berbagai lembaga kemanusiaan untuk bersama masyarakat menyukseskan program MBG ini,” ujarnya.

Ibnu menuturkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap isu kemanusiaan seharusnya tidak hanya disalurkan melalui media sosial, tetapi juga melalui bantuan yang banyak disalurkan oleh lembaga kemanusiaan.

“Ini seharusnya menjadi alat diplomasi yang kuat bagi pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri,” tegas Ibnu.

“Menlu Sugiono dapat merangkul banyak elemen masyarakat dalam menyukseskan tercapainya perdamaian dunia, sesuai cita-cita founding father kita,” ujar Ibnu.

Adapun Indonesia mampu tujuh kali berturut-turut menduduki posisi teratas, setelah berhasil menyalip Myanmar pada tahun 2017 dalam Charities Aid Foundation (CAF). Survei yang dilakukan pada tahun 2023 ini melibatkan 145.702 peserta dari 142 negara dan wilayah. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya