Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Sosial Saifullah Yusuf mengatakan bahwa sebanyak 50% anak penyandang disabilitas di Indonesia belum mampu mengakses pendidikan. Hal ini menurutnya disebabkan penyelenggaraan sekolah luar biasa (SLB) yang tidak mudah.
“Memang menyelenggarakan SLB itu kan enggak gampang. Sementara sekolah-sekolah kita belum semua memiliki guru yang mumpuni untuk mendidik anak-anak penyadang disabilitas. Ini kita akan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk memetakan kembali di daerah-daerah mana yang kesulitan untuk bisa mendapatkan pendidikan itu,” ungkapnya, Selasa (7/1).
Lebih lanjut, Gus Ipul menambahkan bahwa keberadaan SLB di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan anak penyandang disabilitas baik itu dari segi jarak maupun jumlah SLB.
“Kalau SLB biasanya terlalu jauh dan di tempat-tempat tertentu saja. Kemudian ada juga kita apresiasi SLB swasta. Tapi ya belum bisa mencukupi kebutuhan pendidikan bagi penyandang disabilitas,” ujar Gus Ipul.
Ke depan, Gus Ipul menegaskan bahwa pemerintah akan menyusun strategi agar akses pendidikan kepada anak penyandang disabilitas lebih terbuka lebar. Dia berharap data 50% anak penyandang disabilitas belum mampu mengakses sekolah dapat turun.
“Kita akan kurangi dari 50% menjadi 40% menjadi 30% gitu. Ya kita mohon doa restunya,” kata Gus Ipul.
Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut pemerintah saat ini masih menunggu pengesahan data tunggal ekonomi sosial yang akan digunakan untuk memetakan kebutuhan bagi para penyandang disabilitas.
“Kita tuntaskan data dulu. Setelah itu kita petakan. Yang penting datanya tuntas dulu. Rencananya di bulan ini (data dirilis). Mudah-mudahan. Nanti BPS kan yang merilis, setelah itu kita kasih kartu penyadang disabilitas. Nanti akan kelihatan ini untuk sekolah, ini untuk apa. Jadi multifungsi. Pokoknya sebagai identitas bahwa ini penyadang disabilitas yang harus mendapatkan perhatian serius khusus, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat,” tandasnya. (H-2)
Kemensos mulai melakukan finalisasi pembukaan Sekolah Rakyat, program pendidikan khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)
Kondisi tempat tinggal orangtua siswa sekolah rakyat juga menjadi perhatian serius pemerintah.
Kepala Sentra Paramita Mataram Arif Rohman berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah terputusnya kesempatan bersekolah di kalangan keluarga miskin ekstrem.
Gus Ipul menambahkan, saat ini sudah ada sejumlah lokasi yang sudah disurvei oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (Gemas) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), menolak usulan pemberian gelar pahlawan nasional pada Soeharto
Soeharto, dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam nama yang diusulkan Kemensos untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun ini
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Pentingnya tanda identifikasi bagi penyintas disabilitas tak nampak karena sering kali mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus saat di ruang publik maupun transportasi umum.
Penghargaan ini menjadi simbol apresiasi atas dedikasi dan kontribusi Reda Manthovani dalam pengembangan dan promosi olahraga taekwondo, khususnya untuk komunitas disabilitas.
PELUANG kerja bagi penyandang autisme di Indonesia masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orangtua mengalami kebingungan mencari pekerjaan untuk anaknya yang autisme.
Agni Project adalah inisiatif pemberdayaan penyandang disabilitas di Yogyakarta yang terinspirasi dari komunitas UMKM kreatif di kota asal Tiara.
Ia menegaskan pentingnya menjadikan keberpihakan terhadap penyandang disabilitas sebagai gerakan nyata, bukan sekadar retorika.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved