Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERNYATAAN Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisainstek) yang menyebut tidak ada anggaran untuk tunjangan kinerja (tukin) dosen ASN membuat banyak dosen resah. Pasalnya masih banyak dosen dengan penghasilan pas-pasan.
Hal itu misalnya diungkapkan Anggun Gunawan yang saat ini mengajar di Universitas Indonesia dan juga Universitas Terbuka, saat aksi simbolik di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, Senin (6/1).
"Kami 'ngamen' (mengajar di banyak tempat). Ada teman-teman saya kerja sampai lima kampus. Saya juga kerja di UI, di PPM manajemen di Menteng, saya juga kerja di UT," kata dia.
Para dosen yang 'ngamen' itu, kata Anggun, masih mending karena pekerjaannya tetap mengajar. Namun di luar itu banyak juga yang harus buka usaha, hingga menjadi tukang ojek online.
"Banyaknya tukang gojek teman-teman dosen itu. Kayak gimana ya, tukang gojek dengan ijazah S2, S3, kemudian jadi tukang gojek gitu kan ya. Sementara pegawai lain di kementerian ini, seperti tenaga administrasi, itu sejak SK PNS-nya atau P3K-nya keluar, itu langsung dapat tukin," paparnya.
Kondisi itu, lanjutnya, tidak sejalan dengan mimpi menjadikan kampus-kampus di Indonesia sebagai kampus kelas dunia (world class university).
"Mau inilah, mau jadi world class university lah, mau relate-kan antara industri dengan pengguruan tinggi lah gitu. Tapi di sisi lain, itu dosennya nggak pernah dipikirin gitu," kata dia.
Anggun mencontohkan teman-teman dosennya yang baru menjadi PNS hanya mendapat gaji Rp2,3 juta. Ia sendiri sebagai PPPK mendapat gaji pokok Rp3,3 juta ditambah tunjangan istri dan anak menjadi Rp4 juta.
"Saya pribadi dari Oxford Polytechnic, dari luar negeri gitu, ya gajian cuma segitu. Bagaimana misalnya teman-teman yang sudah disekolahkan oleh LPDP di luar itu, mau balik ke Indonesia menjadi dosen untuk mendidik anak-anak muda di Indonesia, kalau gajinya cuma segitu gitu," kata dia.
"Kalau misalnya dibandingkan dengan ada P3K yang sama di perpustakaan itu sudah dapat Rp9 juta. Karena dia langsung dapat tukin dan itu pegawai laporan perpustakaan," jelasnya. (S-1)
Mendiktisaintek Brian Yuliarto menargetkan bahwa pencairan tunjangan kinerja (tukin) dosen aparatur sipil negara (ASN) dapat dilakukan pada pertengahan tahun ini.
Kemdiktisaintek memastikan Tunjangan Kinerja (Tukin) 2025 bagi dosen telah mendapatkan kepastian untuk dicairkan, dengan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto, Selasa (11/3)
Ratusan dosen ASN menggelar aksi damai di sekitar patung kuda, Istana Negara, Jakarta, Senin (3/2). Mereka menuntut pencairan tunjangan kinerja atau tukin yang tak kunjung dibayarkan
Kemendikti-Sainstek telah mengadakan sosialisasi tiga skema tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen aparatur sipil negara (ASN) di Perguruan Tinggi.
Sekjen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Togar M Simatupang mengungkapkan alasan tunjangan kinerja (tukin) dosen ASN 2020-2024 tidak dapat dicairkan.
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan pemerintah masih mengupayakan tunjangan kinerja (tukin) dosen bersttatus aparatur sipil negara (ASN) yang belum cair
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved