Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
DALAM dunia kesehatan, istilah "polifenol" belakangan ini semakin sering dibahas. Meskipun telah lama menjadi subjek penelitian ilmiah, senyawa alami tersebut, kini mulai menarik perhatian masyarakat.
Bukan tanpa alasan, polifenol diketahui memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari menjaga jantung tetap sehat, hingga membantu menurunkan tekanan darah.
Selain itu, senyawa ini tidak hanya membantu melindungi tubuh dari penyakit Kardiovaskular, tetapi juga memiliki efek anti penuaan dan bahkan berpotensi membantu menjaga berat badan ideal. Namun, apa sebenarnya polifenol itu?
Polifenol adalah sekelompok fitonutrien, senyawa alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Zat ini berfungsi untuk melindungi tanaman dari ancaman seperti serangga, sinar ultraviolet, dan radikal bebas.
Sementara itu, ketika dikonsumsi manusia, polifenol akan berperan sebagai antioksidan yang membantu menjaga kesehatan tubuh. Makanan yang kaya polifenol meliputi buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, teh, kopi, serta cokelat hitam.
Melansir dari situs Alodokter, polifenol adalah senyawa alami yang dapat menjaga kesehatan tubuh karena sifat antioksidannya. Senyawa ini membantu melawan kerusakan sel akibat radikal bebas dan mendukung metabolisme tubuh.
Sumber polifenol sangat beragam dan mudah ditemukan. Buah-buahan seperti blackberry, bit, tomat merah, serta sayuran hijau tua adalah contoh makanan yang kaya akan senyawa ini.
Selain itu, teh, kopi, dan cokelat hitam juga mengandung polifenol dalam jumlah tinggi. Bahkan, rasa pahit pada minyak zaitun extra virgin sering dikaitkan dengan tingginya kadar polifenol.
Melansir dari situs The Guardian, terdapat ribuan jenis fitonutrien di dalam tumbuhan. Namun, para ilmuwan belum berhasil mengidentifikasi semuanya.
Beberapa yang sudah ditemukan antara lain resveratrol pada anggur merah, asam ellagik pada kacang kenari, serta katekin pada teh.
Baru-baru ini, ditemukan fakta menarik mengenai kandungan fitonutrien pada tomat. Selain mengandung polifenol seperti flavonoid dan flavanon, tomat juga kaya akan karotenoid, termasuk likopen, fitoena, dan beta karoten.
Berbagai penelitian menunjukkan setiap jenis polifenol memiliki manfaat kesehatan yang berbeda. Dr. Federica Amati, kepala ahli gizi di aplikasi sains kesehatan Zoe dan peneliti di School of Public Health, Imperial College London, menjelaskan bahwa Flavanol dalam kakao dapat turunkan risiko penyakit kardiovaskular.
"Flavanol dalam kakao terkait dengan penurunan risiko stroke dan serangan jantung," ungkapnya.
Selain itu, ada juga katekin dalam teh hijau yang diketahui berkontribusi positif terhadap metabolisme, lingkar pinggang, dan indeks massa tubuh.
Penelitian lain juga menemukan bahwa polifenol pada kembang sepatu dapat membantu menurunkan tekanan darah. Maka dari itu, Dr. Amati menekankan betapa banyaknya kandungan senyawa pada tanaman yang dapat dikonsumsi.
“Tanaman tidak hanya menyediakan serat dan vitamin, tetapi juga mengandung senyawa yang luar biasa bermanfaat bagi kesehatan kita,” ujarnya.
Dengan demikian, senyawa ini tidak hanya memberikan warna cerah dan rasa khas, tetapi juga berperan penting dalam mendukung kesehatan tubuh.
Menurut Daniele Del Rio, profesor nutrisi di Universitas Parma, konsumsi polifenol dalam jumlah tinggi dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Salah satunya adalah penyakit jantung.
Orang yang rutin mengonsumsi makanan kaya polifenol cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit tersebut.
Sebuah studi yang dilakukan Daniele Del Rio menunjukkan mengonsumsi makanan kaya polifenol secara rutin dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 46%.
Polifenol juga memiliki potensi melindungi otak dari gangguan seperti Alzheimer.
Kandungan pada polifenol dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan mengurangi peradangan. Hal inilah yang dapat memperlambat perkembangan penyakit neurodegeneratif.
Meski manfaatnya jelas, mekanisme kerja polifenol di tubuh masih menjadi topik penelitian. “Polifenol adalah senyawa yang sangat kompleks, dan efektivitasnya bergantung pada mikroba usus yang mengubahnya menjadi bentuk lebih kecil dan mudah diserap,” jelas Del Rio.
Polifenol bekerja dengan berinteraksi dengan mikroba usus. Penelitian dari Universitas Parma menunjukkan mikroba usus mengubah polifenol menjadi metabolit yang lebih kecil.
Metabolit ini kemudian lebih mudah diserap tubuh. Efeknya, metabolit ini membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari polifenol, para ahli merekomendasikan mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan senyawa. Buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, serta rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh adalah pilihan yang tepat.
“Herbal dan rempah-rempah adalah sumber polifenol yang sangat terkonsentrasi,” ungkap Emily Leeming, pakar mikrobioma.
Selain itu, Blueberry juga dapat menjadi buah-buahan favorit untuk mendukung kesehatan tubuh. Blueberry mengandung sekitar 650 mg polifenol per 100 gram. Sementara kacang hitam yang lebih terjangkau memiliki kandungan hingga 4.800 mg per 100 gram.
“Tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkan polifenol. Pilihan sederhana seperti kacang hitam dapat memberikan manfaat luar biasa,” tambahnya. (The Guardian/alodokter/National Institute of Health/Z-3)
PRESIDEN Prabowo Subianto dinilai sudah berhasil menunjukkan keseriusan alam memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
RUMAH Sakit Brawijaya berencana memperluas jangkauan layanan ke Pulau Jawa, bahkan daerah di luar Pulau Jawa di masa depan.
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Mengonsumsi beragam buah setiap hari tak hanya memanjakan lidah, tapi juga memberi banyak manfaat kesehatan, termasuk menurunkan risiko terkena kanker.
Saat ini, penjualan alat kesehatan rumah tangga di Indonesia tumbuh pesat dengan laju 13,6% per tahun, dengan glucometer menguasai lebih dari 40% pasar.
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved