Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Mengenal Glaukoma: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatannya

Gemma R Zaneta
02/1/2025 12:26
Mengenal Glaukoma: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatannya
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan kerusakan saraf mata akibat tekanan tinggi pada bola mata. (freepik)

GLAUKOMA adalah gangguan penglihatan yang disebabkan kerusakan saraf mata, yang umumnya terjadi akibat tekanan tinggi pada bola mata. Meski Glaukomo bisa memberikan tekanan pada bola mata, mata tetap normal.

Jika tidak ditangani dengan serius, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut, terutama mereka yang berumur di atas 60 tahun. Namun masalah ini tidak menutup kemungkinan orang yang lebih muda juga bisa mengalaminya.

Penyebab Glaukoma

Secara khusus, glaukoma disebabkan peningkatan tekanan intraokular akibat produksi aqueous humour yang berlebihan. Aqueous humour adalah cairan alami di mata yang berfungsi untuk membersihkan kotoran, menjaga bentuk mata, dan menyuplai nutrisi.

Jika cairan ini menumpuk, tekanan pada bola mata akan meningkat dan dapat merusak saraf optik, yang menyebabkan glaukoma. 

Kondisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Glaukoma sudut terbuka: Jenis glaukoma yang terjadi akibat sebagian saluran trabecular meshwork (saluran pengalir aqueous humour) tersumbat.
  • Glaukoma sudut tertutup: Terjadi ketika saluran trabecular meshwork tertutup atau tersumbat sepenuhnya. Jenis ini lebih sering ditemukan pada orang Asia.
  • Glaukoma kongenital: Disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada bayi baru lahir atau kondisi bawaan, sehingga umumnya dialami oleh anak-anak.
  • Glaukoma tekanan normal: Kerusakan saraf mata yang terjadi meskipun tekanan bola mata tetap normal. Jenis ini biasanya dipengaruhi oleh hipersensitivitas atau masalah aliran darah.
  • Glaukoma sekunder: Disebabkan oleh komplikasi dari penyakit lain, seperti diabetes atau hipertensi, atau dapat juga akibat konsumsi obat-obatan tertentu.

Faktor Risiko Glukoma

Beberapa faktor risiko glaukoma antara lain:

  • Usia di atas 60 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga kandung dengan kondisi glaukoma.
  • Menderita hipermetropi (rabun dekat) atau miopi (rabun jauh).
  • Menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan lainnya.
  • Pernah menggunakan obat kortikosteroid dalam waktu lama, terutama dalam bentuk obat tetes

Gejala Galukoma

Penderita glaukoma seringkali baru menyadari kondisi ini ketika sudah mengalami gangguan penglihatan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala glaukoma agar bisa mendeteksi penyakit ini lebih awal.

  • Sakit kepala.
  • Nyeri pada area mata.
  • Mata menjadi merah.
  • Penglihatan kabur.
  • Jarak pandang menyempit, seperti tunnel vision, di mana penglihatan terlihat mengerucut ke depan.
  • Muncul titik hitam yang melayang mengikuti gerakan mata.

Pengobatan Glaukoma

1. Operasi Laser

Operasi laser dilakukan untuk membantu mengurangi penumpukan cairan di bola mata. Dua jenis prosedur laser yang digunakan untuk mengobati glaukoma adalah trabekuloplasti dan iridotomi.

2. Operasi Pembedahan

Operasi pembedahan akan dipertimbangkan sebagai langkah terakhir. Jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati glaukoma adalah trabekulektomi dan implan glaukoma.

3. Pengunaan Obat-obatan

Dokter biasanya akan meresepkan obat tertentu untuk pasien. Terdapat dua jenis obat yang umumnya diberikan, yaitu obat tetes mata dan obat minum.

Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan kerusakan saraf mata akibat tekanan tinggi pada bola mata. Penyakit ini lebih umum pada orang di atas 60 tahun, tetapi juga bisa dialami oleh yang lebih muda.

Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, penderita glaukoma dapat menjaga penglihatan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. (Siloamhospitals/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya