Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEKTOR kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan serius yang memerlukan perhatian mendesak. Dalam surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto dari Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa, mereka menyoroti sejumlah masalah fundamental yang menunjukkan bahwa upaya perbaikan dalam sistem kesehatan nasional belum membuahkan hasil yang memadai.
Masalah pertama ialah profil kesehatan masyarakat Indonesia menjadi salah satu sorotan utama. Penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria, dan demam berdarah masih belum tertangani dengan baik. Selain itu, peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan metabolik seperti penyakit jantung dan diabetes menambah beban sistem kesehatan.
“Indonesia masih berada di empat negara terbelakang di ASEAN dalam hal Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, dan Angka Harapan Hidup,” tegas perwakilan Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa Djohansjah Marzoeki dalam keterangan resmi, Rabu (1/1).
Kondisi ini dinilai sebagai ancaman serius terhadap ketahanan kesehatan bangsa, terutama ketika dibandingkan dengan negara tetangga.
Kritik juga ditujukan pada prioritas Kementerian Kesehatan yang dinilai lebih mengutamakan proyek mercusuar, seperti pengadaan laboratorium kateterisasi (Cath-lab) dan proyek genomik, dibandingkan dengan program promotif dan preventif yang lebih berdampak langsung bagi masyarakat.
Proyek-proyek tersebut disebut menggunakan dana pinjaman luar negeri dan dianggap lebih menguntungkan kelompok tertentu daripada menjawab kebutuhan rakyat. Aliansi menilai pendekatan ini tidak efisien dan cenderung mengabaikan substansi utama persoalan kesehatan.
Permasalahan internal antara Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi kesehatan juga menjadi perhatian. Disharmoni antara Menteri Kesehatan dan organisasi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dianggap menghambat pelaksanaan program kesehatan. “Ibarat seorang panglima perang yang tidak berkomunikasi dengan pasukannya sendiri,” imbuhnya.
Ketegangan ini diperburuk dengan kebijakan yang dianggap mencampuri ranah organisasi profesi, termasuk dalam pengelolaan pendidikan berkelanjutan dan pembentukan kolegium.
Aliansi juga menyoroti kepemimpinan di sektor kesehatan yang dianggap kurang berbasis keahlian. Penunjukan pejabat tanpa latar belakang dan pengalaman memadai di bidang kesehatan dinilai berkontribusi pada kebijakan yang tidak tepat sasaran.
Mereka menyarankan agar posisi Menteri Kesehatan diisi oleh individu dengan pendidikan dan pengalaman mendalam dalam sektor ini untuk memastikan kebijakan yang lebih relevan dan berbasis kebutuhan nyata.
Melihat kondisi ini, Aliansi Ketahanan Kesehatan Bangsa menyerukan kepada Presiden untuk meninjau kembali kebijakan yang tidak pro-rakyat serta memperkuat kepemimpinan berbasis profesionalisme.
“Dengan kondisi ini, sulit bagi negara ini mempersiapkan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas,” ujar mereka.
Tanpa langkah perbaikan yang signifikan, sektor kesehatan Indonesia tidak hanya akan menjadi beban bagi masyarakat, tetapi juga menghambat upaya mencapai kemajuan nasional.
Ke depan, diperlukan kebijakan yang berpihak pada rakyat dan kolaborasi erat antara pemangku kepentingan untuk memastikan kesehatan menjadi pilar utama pembangunan bangsa. (H-2)
Jika diabetes menyerang di usia muda, tubuh akan terpapar kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu panjang, sehingga risiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan lainnya meningkat
KEMENTERIAN Kesehatan bersama MSD Indonesia resmi meluncurkan kampanye nasional edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang 2025" di Kota Bandung, Kamis (14/8).
PEMERINTAH memastikan tunjangan khusus bagi dokter spesialis, utamanya yang bertugas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) segera direalisasikan.
WAKIL Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis (Tb), setelah India.
UNTUK mendukung dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas pemerintah memberikan tunjangan khusus bagoi dokter-dokter spesialis hingga subspesialis.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Indonesia sukses menanggulangi Covid-19 beberapa tahun lalu. Kesuksesan itu dinilai bisa ditularkan dalam penanggulangan Tuberkulosis (Tb).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved