Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM rangka memperingati hari jadinya yang ke-47 sekaligus satu dekade pasca transformasi pada tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan kontribusi terbaik bagi kesejahteraan pekerja Indonesia.
Seiring perjalanan waktu, lembaga ini terus berinovasi untuk memperluas perlindungan sosial kepada pekerja di seluruh Indonesia, termasuk mereka yang bekerja di sektor informal.
Sejarah panjang BPJS Ketenagakerjaan dimulai pada tahun 1977, saat pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1977 meluncurkan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK).
Perum Astek, yang kemudian menjadi cikal bakal badan penyelenggara jaminan sosial, memiliki tugas untuk memberikan perlindungan sosial kepada tenaga kerja Indonesia.
Lima belas tahun setelahnya, pada tahun 1992, PT. Jamsostek (Persero) lahir sebagai kelanjutan dari visi tersebut, memberikan perlindungan dasar bagi pekerja dan keluarga mereka jika kehilangan penghasilan akibat risiko sosial ekonomi.
Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia, sektor ketenagakerjaan pun mengalami pergeseran.
Pekerja sektor informal semakin mendominasi pasar kerja, dengan jumlah mereka yang terus meningkat setiap tahunnya.
Mereka lebih rentan terhadap risiko sosial ekonomi dan membutuhkan perlindungan agar tidak terjerumus ke dalam kemiskinan.
Melihat perubahan ini, pada 1 Januari 2014, pemerintah melakukan transformasi besar dengan merubah PT. Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Transformasi ini merupakan tonggak lahirnya era baru Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengharuskan pekerja sektor formal maupun sektor informal untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan kini mengelola lima program perlindungan bagi pekerja Indonesia, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Dengan adanya dua program baru ini, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk memberikan perlindungan lebih luas, tidak hanya bagi pekerja formal (Penerima Upah/P) tetapi juga bagi pekerja informal (Bukan Penerima Upah/BPU).
Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Grogol Rommi Irawan M mengungkapkan, peringatan hari jadi BPJS Ketenagakerjaan yang ke-47 ini adalah momentum untuk merenungkan perjalanan lembaga tersebut dalam melindungi dan menyejahterakan pekerja Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada para penggagas, pendiri, pimpinan sebelumnya, serta pensiunan BPJS Ketenagakerjaan yang telah membawa lembaga ini hingga mencapai kemajuan luar biasa,” ujarnya.
Sejak transformasi pada 2014, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mengukir sejumlah capaian positif.
Jumlah peserta aktif yang tercatat pada tahun 2024 mencapai 43,5 juta orang, terdiri dari 27,7 juta pekerja Penerima Upah (PU), 9,5 juta pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), dan 6 juta pekerja di sektor jasa konstruksi dan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Angka ini jauh melampaui jumlah peserta aktif pada awal transformasi yang hanya sekitar 16,8 juta orang.
Anggoro, salah satu pejabat BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa peningkatan jumlah peserta harus diimbangi dengan kualitas layanan yang semakin baik dan mudah diakses.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah peluncuran aplikasi Jamsostek Mobile (JMO), yang kini memiliki lebih dari 24,5 juta pengguna, dengan lebih dari 60 persen di antaranya aktif menggunakan aplikasi tersebut.
Aplikasi ini memungkinkan para peserta untuk mengakses berbagai layanan BPJS Ketenagakerjaan dengan lebih mudah dan cepat.
Tidak hanya itu, layanan Call Center 175 BPJS Ketenagakerjaan juga mencatatkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi, yakni 92,5 persen, dan meraih penghargaan "The Best Contact Center Indonesia 2024" dari Indonesian Contact Center Association (ICCA).
Salah satu pencapaian terbesar BPJS Ketenagakerjaan adalah jumlah klaim yang telah dibayarkan hingga November 2024, yakni 3,8 juta klaim dengan total manfaat mencapai Rp51,9 triliun.
Dari jumlah tersebut, terdapat 92 ribu anak pekerja yang menerima manfaat beasiswa senilai Rp387,6 miliar. Pencapaian ini menunjukkan bagaimana BPJS Ketenagakerjaan berhasil memberikan dampak positif langsung kepada pekerja dan keluarganya.
Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan juga berhasil bertahan dan tumbuh meskipun dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Dana yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan 13,85 persen secara tahunan (YoY), mencapai angka Rp782 triliun.
Keberhasilan ini mengantarkan BPJS Ketenagakerjaan meraih penghargaan sebagai "Largest Investment Return in Five Years for Social Insurances" oleh InvestorTrust.
Tidak hanya di tingkat nasional, BPJS Ketenagakerjaan juga mendapatkan pengakuan internasional.
Lembaga ini menjadi satu-satunya badan jaminan sosial yang menerima pengakuan ISSA Recognition terbanyak di dunia, dengan 8 ISSA Recognition dan 10 ISSA Good Practice.
Menyadari tantangan yang semakin besar, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk terus mendorong produktivitas pekerja dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penyelenggaraan The First Social Security Summit 2024 pada bulan November lalu, yang diharapkan dapat menjadi ajang diskusi dan sinergi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menghasilkan solusi inovatif guna menghadapi berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia, termasuk Middle Income Trap dan perlindungan bagi pekerja kelas menengah serta kelompok rentan.
Anggoro menekankan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup berat, BPJS Ketenagakerjaan akan terus maju dengan tekad untuk memperluas perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dan memastikan perlindungannya tepat sasaran.
"Dengan semangat budaya Iman ETHIKA, kami akan menjadikan tugas ini sebagai ladang ibadah untuk memberi dampak nyata bagi pekerja dan keluarganya," pungkasnya.
Dengan komitmen dan pencapaian yang telah diraih, BPJS Ketenagakerjaan terus memperkokoh perannya dalam membangun Indonesia Emas 2045 melalui perlindungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh pekerja Indonesia. (Z-10)
Setiap hari membawa peluang dan tantangan baru bagi setiap zodiak. Hari ini, 14 Juli 2024, beberapa zodiak akan menemukan diri mereka dipenuhi dengan energi positif dan semangat tinggi
Soekarno juga berhak mendapat perhatian. Kesejahteraannya juga harus diperhatikan oleh negara.
PSSI akan mencari solusi persoalan mantan pemain tim nasional Indonesia yang dinilai belum mendapat kesejahteraan yang layak
Pram-Rano juga bakal konsen soal kebersihan dan kesehatan, yakni dengan membentuk tim putih.
Citra-Utu konsisten dan dengan penuh optimisme memaparkan pilar-pilar utama yang harus dibangun untuk menuju Taliabu Emas.
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat.
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Peneliti kedokteran Universitas Indonesia Ray Wagiu Basrowi menyampaikan pentingnya penyediaan dukungan konselor laktasi di tempat kerja
BPJS Ketenagakerjaan, yang akan menjamin hak-hak pekerja, mulai dari upah yang layak hingga hak-hak mereka dalam hal pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk pesangon.
Pilkada 2024 yang digelar pada 27 November memberikan libur nasional bagi siswa sekolah dan mengatur hak-hak pekerja.
Syarat bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta untuk mendapatkan bantuan pemerintah, senilai Rp600 ribu rupiah per bulan.
Ketua Hippi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menganggap wajar para pekerja dan pengusaha tempat hiburan melakukan demonstrasi kemarin di Balai Kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved