Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Biaya Pengobatan Tinggi, Skrining Jadi Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis

Indrastuti
14/12/2024 15:16
Biaya Pengobatan Tinggi, Skrining Jadi Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis
Ilustrasi(Dok MI)

PENYAKIT ginjal kronis memang tidak memiliki gejala signifikan pada tahap awal penyakit (silent disease). Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, konsekuensinya sangat merugikan baik pasien, keluarga maupun negara. Apalagi penyakit ginjal kronis saling terkait dengan diabetes dan gagal jantung.

Biaya pengobatan penyakit ini juga mahal. Sebuah penelitian yang dipublikasikan ClinicoEconomics and Outcomes Research menyatakan pembiayaan penyakit ginjal kronis menduduki peringkat ke-2 dalam BPJS Kesehatan sebagai pembiayaan tertinggi. Dengan kata lain, menghabiskan anggaran sekitar Rp1,9 triliun sebagaimana dikutip melalui situs web Kementerian Kesehatan Sehat Negeriku.

Sebuah penelitian di enam rumah sakit di Indonesia selama 14 bulan (Oktober 2019—Desember 2020) dengan 582 sampel menunjukkan biaya pengobatan ginjal kronis sebesar Rp840.132.546 untuk hemodialisis, Rp423.156.000 untuk tindakan berat, dan Rp792.155.000 untuk jasa penelitian.

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay menyampaikan sebagai perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada kardiovaskular, ginjal, dan metabolisme, AstraZeneca terus berkomitmen mendorong diagnosis dan intervensi lebih awal sehingga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ginjal kronis.

"Beban penyakit ini akan bertambah besar seiring peningkatan stadium dan komorbiditas dengan diabetes dan gagal jantung,” kata Esra.

Esra menjelaskan pengelolaan penyakit ini sejak awal yang meliputi diagnosis hingga pengobatan termasuk modifikasi gaya hidup sudah amat krusial dilakukan. Karena itu, AstraZeneca bermitra dengan Good Doctor dalam pengelolaan penyakit ginjal kronis dengan memanfaatkan aplikasi kesehatan digital.

"Kolaborasi antara Good Doctor dan AstraZeneca ini diharapkan dapat mempermudah serta mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia untuk melakukan skrining penyakit ginjal kronis. Dengan demikian, deteksi dini dapat dilakukan, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan efektivitas pengobatan," ungkap Esra.

VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology dr Ega Bonar Bastari menjelaskan fungsi utama ginjal adalah menyaring limbah dalam tubuh. Saat ginjal mengalami kerusakan secara struktural dan fungsional, fungsinya pun akan mengalami penurunan. Kondisi inilah yang merujuk pada penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal kronis ini ditandai dengan kondisi yang progresif atau semakin lama semakin memburuk meski telah mengonsumsi obat. Jika tidak ditangani, penyakit ginjal kronis dapat menjadi gagal ginjal.

"Pada tahap awal penyakit ini sering tidak memiliki gejala. Seseorang merasakan sakit biasanya setelah pada tahap lanjut yaitu stadium empat atau stadium lima. Pada stadium ini, pasien memerlukan cuci darah atau bahkan transplantasi ginjal yang butuh biaya tidak sedikit," ujarnya.

Sebagai penyedia layanan kesehatan terpadu berbasis teknologi, Good Doctor menyambut baik kepercayaan dari AstraZeneca untuk melakukan transformasi layanan digital dalam penyakit ginjal kronis. Untuk dapat memberikan layanan berkualitas, pihaknya memulai dengan menyediakan tautan “Yuk, Cek Risiko Penyakit Ginjal Anda”.

Pada tautan itu terdapat sejumlah pertanyaan yang wajib diisi pasien. Dari jawaban pasien, dokter dapat mengetahui risiko mereka karena sekumpulan pertanyaan yang baik bisa memberikan diagnosis secara akurat.

"Langkah ini sebagai deteksi dini yang amat perlu dilakukan mengingat penyakit ginjal kronis ialah silent disease. Artinya, tidak memiliki gejala di tahap awal, tetapi bersifat progresif. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan tata laksana yang sesuai kondisi pasien dari sisi medis dan gaya hidup," tutur Ega.

Ia menambahkan kolaborasi tersebut juga menambah bukti manfaat layanan telemedisin untuk penyakit kronis yang membutuhkan perawatan secara berkesinambungan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya