Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Taman Safari Indonesia Lepas Liarkan Empat Banteng Jawa

Basuki Eka Purnama
14/12/2024 08:28
Taman Safari Indonesia Lepas Liarkan Empat Banteng Jawa
Banteng Jawa yang dilepasliarkan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat.(ANTARA/HO-Taman Safari Indonesia)

TAMAN Safari Indonesia mendukung upaya konservasi berkelanjutan yang dilakukan pemerintah dengan melepasliarkan empat ekor banteng Jawa (Bos javanicus) di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat.

Pelepasliaran banteng Jawa ke habitat alaminya itu merupakan hasil kolaborasi strategis antara Taman Safari Indonesia dengan Kementerian
Kehutanan sebagai program kerja 100 hari Kementerian Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

"Re-introduction ini juga merupakan bagian dari upaya Taman Safari Indonesia dalam mendukung konservasi in-situ, yakni pengembalian satwa ke habitat alaminya untuk mendukung keseimbangan ekosistem sekaligus meningkatkan populasi banteng Jawa di habitat aslinya," ujar Pemilik Taman Safari Indonesia Tony Sumampau dalam siaran pers, dikutip Sabtu (14/12).

Banteng Jawa merupakan spesies yang dilindungi dan berstatus endangered atau terancam punah berdasarkan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Empat banteng yang dilepasliarkan terdiri atas satu betina dari Taman Safari Prigen, satu betina dari Taman Safari Bogor, dan dua jantan dari Taman Safari Bali, yang telah tumbuh dengan baik melalui pengelolaan berstandar internasional.

Tony memaparkan, Taman Safari Indonesia menjalankan serangkaian tahapan komprehensif untuk memastikan keberhasilan program pelepasliaran empat ekor banteng Jawa ke habitat alaminya.

Proses itu dimulai dengan seleksi satwa, dengan banteng Jawa yang dipilih telah memiliki kondisi kesehatan yang prima, kemampuan adaptasi
tinggi, dan rekam jejak genetis yang unggul.

Selanjutnya, dilakukan persiapan habitat, meliputi survei mendalam dan penyesuaian lingkungan, memastikan habitat dilengkapi dengan sumber air, pakan alami, serta perlindungan dari predator.

Sebelum dilepasliarkan, satwa melalui proses adaptasi di zona karantina untuk beradaptasi secara bertahap dengan lingkungan baru.

Setelah pelepasliaran, pemantauan tetap dilakukan secara intensif oleh tim Life & Science Taman Safari Indonesia dan BKSDA Jawa Barat, menggunakan teknologi GPS collar dan patroli rutin, untuk memastikan satwa dapat bertahan dan berkembang di alam liar.

Pendekatan holistik itu mencerminkan dedikasi Taman Safari Indonesia dalam mendukung pelestarian satwa langka secara berkelanjutan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya