Populasi Bekantan Pulau Curiak Kalsel Terus Bertambah

Denny Susanto
04/7/2025 20:36
Populasi Bekantan Pulau Curiak Kalsel Terus Bertambah
Area konservasi bekantan di Pulau Curiak, Kalimantan Selatan.(Dok. MI)

POPULASI kera hidung panjang atau Bekantan (nasalis larvatus) di pusat konservasi Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) terus bertambah.

Pulau Curiak yang dikelola Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) sejak 2015 lalu mencatat populasi bekantan sebanyak 14 ekor dan kini sudah bertambah menjadi 52 ekor. "Populasi bekantan di Pulau Curiak terus bertambah. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan konservasi hutan mangrove jenis rambai yang menjadi sumber makanan utama bekantan," ungkap Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amelia Rezeki, Jumat (4/7).

Pulau Curiak dan Desa Wisata Muara Kanoko, Kabupaten Barito Kuala, menawarkan wisata alam minat khusus berupa kehidupan alam liar di pulau yang berada di tengah Sungai Barito. "Pulau Curiak ini menjadi destinasi wisata minat khusus yang diminati wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Selain faktor keindahan alam berupa hutan mangrove juga keberadaan satwa bekantan dan satwa eksotis alam liar lainnya," tutur Amelia.

Demikian juga dengan luas areal konservasi dan stasiun penelitian bekantan di Pulau Curiak yang awalnya hanya 2,4 hektare kini bertambah menjadi 10 hektare lewat program buyback land (wakaf tanah). Dikatakan Amelia dari waktu ke waktu jumlah kunjungan wisatawan di Pulau Curiak terus meningkat.

Umumnya para wisatawan asing berkunjung ke Pulau Curiak 1-2 minggu untuk menikmati keindahan alam dan satwa liar. "Bahkan nyamuk dan suara jangkrik justru disukai wisatawan asing," kata Amelia yang berprofesi sebagai dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini.

Pulau Curiak, sebuah pulau kecil di tengah Sungai Barito yang masuk wilayah Desa Kanoko, Kabupaten Barito Kuala. Pulau ini dapat dijangkau menggunakan perahu motor sekitar 30 menit dari dermaga Kuin Banjarmasin.

Di pulau ini dibangun Pusat Penelitian Bekantan dan Konservasi Mangrove jenis Rambai. Pulau Curiak merupakan salah satu situs geopark Meratus untuk konservasi alam dan edukasi.

Pengembangan wisata minat khusus di Pulau Curiak ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar seperti penyediaan transportasi, makanan maupun suvenir bagi wisatawan.

Wisata Pulau Curiak ini akan dikoneksikan dengan wisata dan situs geopark yang ada di sepanjang Sungai Barito seperti industri perahu tradisional (jukung) Pulau Sewangi, kampung Sasirangan, rumah lanting, museum Wasaka hingga situs Pasar Terapung. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya