Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Soal Konservasi Gajah, Pakar UGM Sebut tak Sekadar Butuh Lahan

Ardi Teristi Hardi
22/7/2025 17:43
Soal Konservasi Gajah, Pakar UGM Sebut tak Sekadar Butuh Lahan
Gajah sumatra di Taman Nasional Way Kambas sedang berinteraksi dengan pengunjung(ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.)

PRESIDEN RI Prabowo Subianto menyerahkan 90.000 hektare lahan di Aceh untuk kawasan perlindungan gajah. Aksi ini dinilai sebagai langkah besar dalam menjaga keberlanjutan spesies gajah Sumatera yang kini terancam punah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Prof. Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo menilai langkah Presiden Prabowo luar biasa untuk konservasi gajah. Akan tetapi, ia juga mengingatkan bahwa efektivitas konservasi tetap bergantung pada kepastian status lahan dan kesesuaian habitat.

"Kalau ingin dibuat seperti taman nasional akan lebih bagus. Tapi tantangan terbesarnya memang status lahan yang sering tumpang tindih dengan kebun sawit, tambang, dan permukiman masyarakat,” terang dia dalam siaran pers, Selasa (22/7).

Menurut Wisnu, konservasi yang ideal harus dilakukan di habitat asli gajah yang masih menyediakan pakan dan air alami, bukan di areal bekas perkebunan atau dekat pemukiman.

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat lokal dan LSM dalam proses konservasi, selain dukungan dari organisasi, seperti WWF.

"Pemerintah sudah punya Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah, tinggal implementasinya. Itu butuh kolaborasi dan pendanaan dari pemerintah, CSR perusahaan, hingga lembaga donor internasional,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wisnu menyoroti terbatasnya anggaran pemerintah untuk konservasi gajah. Ia menyebut banyak anak gajah mati karena virus EEHV, dan gajah dewasa menjadi korban perburuan liar atau jerat. 

“Anggaran untuk patroli dan perawatan medis sangat minim. Padahal ini krusial untuk menyelamatkan populasi yang tersisa,” imbuhnya.

Ia menutup dengan harapan agar konservasi gajah menjadi tanggung jawab bersama. UGM juga siap berperan melalui riset, edukasi, dan kolaborasi lapangan. Sebab, Konservasi tidak cukup dari pemerintah saja, tapi butuh gerakan kolektif semua pihak.

"Dengan langkah berani, kolaborasi nyata, dan dukungan ilmu pengetahuan, konservasi gajah bukan hanya mungkin, tapi perlu menjadi komitmen bersama demi masa depan yang lebih lestari,” tutup dia. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya