Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERNAH mendengar bahwa kucing tidak suka minum air? Banyak pemilik kucing percaya bahwa asupan cairan mereka cukup terpenuhi melalui makanan basah atau makanan kaleng. Namun, apakah itu cukup?
Faktanya, kucing memang cenderung kurang minum air atau hanya minum dalam jumlah kecil. Mereka sering berhenti minum ketika merasa kebutuhan air hariannya sudah terpenuhi.
Padahal, kucing memerlukan hidrasi yang cukup untuk kesehatan tubuh mereka. Walaupun makanan basah mengandung lebih banyak air daripada makanan kering, hal ini belum mencukupi kebutuhan cairan secara optimal.
Dalam beberapa tahun terakhir, kepemilikan hewan peliharaan, terutama kucing, terus meningkat di Indonesia.
Berdasarkan survei Rakuten Insight Global tahun 2021, 47% penduduk Indonesia memelihara kucing, menjadikannya hewan peliharaan yang populer.
Survei lain dari Consumer Report Indonesia 2023 oleh Standard Insights menunjukkan bahwa 68,76% masyarakat Indonesia memelihara kucing, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis hewan peliharaan lainnya.
Survei oleh Reasense mengungkapkan 72,2% pemilik kucing menyajikan air dalam mangkuk biasa, 13,3% menggunakan dispenser manual, dan 7,8% menggunakan dispenser otomatis.
Hanya 27,8% kucing yang minum habis dalam waktu kurang dari sehari, sementara yang lainnya membutuhkan lebih dari sehari untuk menghabiskan airnya.
Menurut dokter hewan Alian Fumia dari klinik Al-Husna Cat Care, kebutuhan minum sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan seperti batu ginjal, menjaga kesehatan kulit, dan mendukung pencernaan.
Dokter Al menjelaskan kebutuhan minum kucing dapat dihitung dengan mengalikan berat badan kucing (dalam kilogram) dengan 60 ml. Jadi, kucing dengan berat 1 kg membutuhkan sekitar 60 ml air per hari.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat memicu gangguan saluran kemih pada kucing, seperti FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) dan FUS (Feline Urologic Syndrome).
Selain kurang hidrasi, faktor seperti stres, obesitas, atau cacat bawaan juga berkontribusi.
Stres dapat dipicu oleh banyak hal, termasuk perubahan lingkungan, kehadiran anggota keluarga baru, hingga penataan ulang rumah. Pencegahan stres pada kucing salah satunya adalah kontrol ektoparasit melalui pemberian obat tetes kutu rutin.
Dokter Al menjelaskan tanda-tanda awal gangguan kemih bisa terlihat dari perilaku kucing yang sering berpindah tempat saat buang air atau menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti air seni berwarna merah. Jika terjadi perubahan perilaku, segera konsultasikan ke dokter hewan.
Meskipun kucing cenderung kurang minum, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memastikan kebutuhan cairan mereka terpenuhi:
Doni Herdaru Tona, pendiri Shelter Animal Defenders Indonesia (ADI), juga berbagi jurus jitu yang sudah ia terapkan dalam memastikan kebutuhan minum hewan-hewan peliharaan di shelternya terpenuhi.
"Untuk anjing atau kucing yang kurang suka minum, kami memiliki beberapa trik. Pertama, ajak mereka bermain untuk meningkatkan mood dengan aktivitas ekstra. Setelah itu, sediakan air minum di dalam wadah atau water fountain. Anjing dan kucing biasanya lebih suka water fountain karena airnya yang mengalir. Hewan-hewan ini memiliki naluri alami yang membuat mereka tertarik pada air yang bergerak, karena secara insting mereka menganggapnya sebagai sumber air yang mereka butuhkan. Misalnya, ada yang bertanya mengapa anjing dan kucing lebih suka minum dari kolam dibandingkan dari wadah mereka. Itu karena secara insting, mereka tertarik dengan gemericik air. Dengan memberi mereka lebih banyak aktivitas, mereka akan lebih sering minum setelahnya sehingga terbiasa untuk minum lebih teratur," paparnya.
Sama seperti manusia, kucing juga memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar dapat hidup sehat dan bahagia. Air bersih yang segar serta makanan berkualitas tinggi yang kaya nutrisi menjadi kunci utama bagi kesejahteraan mereka.
Lingkungan yang bersih dan bebas stres sangat penting untuk kesehatan mental kucing, begitu pula perhatian terhadap kebutuhan emosionalnya, seperti menyediakan tempat bermain yang aman dan menjadwalkan waktu bermain secara rutin.
Stres yang berkepanjangan pada kucing dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penurunan imunitas.
Selain itu, pemilik kucing juga perlu memperhatikan aspek kesehatan lainnya, seperti vaksinasi dan pemberian obat cacing secara rutin, grooming, pemeriksaan mata dan telinga, serta menjaga kebersihan kotak pasir (litter box) agar kucing nyaman saat buang air besar (pup) dan buang air kecil (pip). (Z-1)
Penyakit ginjal yang berkaitan dengan kekurangan cairan tubuh antara lain infeksi yang menyebabkan peradangan dan batu ginjal.
Selama menjalani puasa, dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh merupakan hal yang bisa saja terjadi. Karenanya penting untuk mengatur asupan cairan.
Detoksifikasi digunakan untuk membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang berasal dari luar seperti bahan kimia berbahaya, polutan, dan logam berat.
Sariawan adalah kondisi umum yang dialami banyak orang dan seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman saat makan atau berbicara.
Dengan menjaga keseimbangan antara asupan makanan dan cairan, Anda dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan.
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Kerusakan ginjal bisa memberi dampak kesehatan serius bagi organ tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan bahkan otak.
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045.
Batu ginjal terbentuk dari endapan mineral, garam, dan zat sisa lainnya yang mengkristal akibat kebiasaan kurang minum.
Sebuah studi mengungkap air mungkin terbentuk jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap air sudah mulai terbentuk di alam semesta lebih awal dari yang diperkirakan, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved