Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tanoto Foundation dan Bappenas Kolaborasi Peluncuran Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM

Syarief Oebadillah
10/12/2024 21:16
Tanoto Foundation dan Bappenas Kolaborasi  Peluncuran Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami(MI/SYARIEF OEBAIDILLAH)

KEMENTERIAN Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), melakukan peluncuran Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan Untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta,Selasa (10/12).

Buku Putih ini merupakan hasil kolaborasi antara KemenPPN/Bappenas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta melibatkan mitra pembangunan Tanoto Foundation dan DFAT melalui program KONEKSI (Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia). Secara substansi, Buku Putih menyajikan analisis mendalam mengenai kebutuhan keahlian untuk mencapai output strategis, juga menyoroti pentingnya pembentukan pusat keunggulan.

Pada kegiatan peluncuran ini  dihadiri Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek); Kementerian Agama; Kementerian Perindustrian; Kementerian Ketenagakerjaan; Badan Riset dan Inovasi Nasional; Mitra Pembangunan; Asosiasi Industri; ; Akademisi; Penyedia Beasiswa; Perwakilan Perguruan Tinggi; dan Perwakilan scholars.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami dalam keterangannya  menekankan perlunya upaya pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas dan pengembangan STEAM. “Pemerataan akses perlu didorong dengan penguatan kualitas infrastruktur perguruan tinggi, pengelolaan sumber daya pendidikan tinggi, dan perbaikan kualitas tata kelolanya. Selain itu, dalam hal pengembangan STEAM dapat diwujudkan dengan pengembangan pembelajaran dan penguatan program studi”, ungkapnya.

Pada kesempatan ini juga turut dihadiri oleh Beni Bandanajaya (Kemendiktisaintek), Riska Puspita Sari (Kemenag), dan Wawan Dhewanto (ITB) sebagai penanggap. Ketiganya berpandangan mengenai pentingnya regulasi operasional yang diperlukan untuk memastikan implementasi kebijakan dan strategi pada setiap tahapan pembangunan pendidikan tinggi serta mekanisme pengawasan dan pendanaan yang transparan, efektif, dan berkelanjutan untuk mendukung implementasi kebijakan secara optimal. 

Pada kesempatan terpisah, Wawan Dhewanto turut menekankan pentingnya memastikan pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dapat selaras dengan prioritas dan tujuan pembangunan nasional.

Pada sesi diskusi turut dilakukan penyampaian informasi oleh Dimas Suryo Sudarso, Farida Ayu Brilyanti, dan Aruminingsih. Ketiganya memberikan penekanan keterkaitan Buku Putih sebagai bentuk penjabaran Undang-Undang No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025–2045, Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2025-2029, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2024 Tentang Desain Besar Manajemen Talenta Nasional. 

Dimas Suryo Sudarso menekankan pentingnya Buku Putih menjadi rujukan para penyedia beasiswa untuk mendorong penciptaan SDM yang berkualitas. “Semua pihak dapat saling bersinergi, informasi pada Buku Putih dapat mendorong penciptaan ekosistem yang kuat berbasis pada SDM yang memiliki keahlian spesifik," tukasnya.

Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, juga mengeluarkan studi Pengembangan Soft Skill untuk Tenaga Kerja Industri Prioritas Nasional untuk mempertajam Buku Putih Pemetaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Bidang Keahlian) serta Pusat Keunggulan untuk Indonesia Emas 2045. Studi ini memberikan analisis mendalam tentang pentingnya soft skills dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi industri 4.0. 

Studi ini juga memberikan pemetaan kebutuhan soft skills di industri-industri prioritas nasional dan menawarkan solusi strategis melalui program-program pengembangan yang dapat mendukung transformasi SDM Indonesia.

Sejak 2019, Tanoto Foundation melalui program beasiswa Kepemimpinan, TELADAN bekerjasama dengan universitas mitra di Indonesia, berfokus pada pengembangan soft skills, dengan berbasis riset. 

“Hasil studi kami menunjukkan bahwa kompetensi soft skills mahasiswa  perlu dikembangkan secara terstruktur sesuai dengan kebutuhan industri Indonesia, sehingga mampu meningkatkan potensi yang mereka miliki untuk kesiapan kerja, siap latih, dan siap berkontribusi,” ungkap Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto.

Michael berharap hasil studi “Pengembangan Soft Skills Tenaga Kerja Industri Prioritas Nasional Indonesia” dapat dipadankan dengan kebutuhan industri dan praktik di pendidikan tinggi di Indonesia guna membantu tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

Pada sesi penutupan, Andri N.R. Mardiah, memberikan kesimpulan bahwa peran perguruan tinggi menjadi salah satu yang terpenting. “Pengembangan SDM unggul melalui pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan salah satu fondasi utama untuk menghadapi tantangan global, seperti revolusi industri 4.0, digitalisasi, dan inovasi teknologi”, tukasnya. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan siap kerja,  juga menjadi pusat inovasi, riset, dan kolaborasi yang mendukung industrialisasi serta pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional dan internasional. (H-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya