Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DI kelas sebelumnya, kalian telah belajar tentang teks deskripsi dan ciri-cirinya. Untuk menyegarkan ingatan, mari kita bahas kembali secara singkat.
Dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX dengan penulis Eva Y. Nukman, Anna Farida Kurniasari, dan Helva Nurhidayah, teks deskripsi memaparkan objek atau tempat secara terperinci. Teks berisi pemaparan atau penggambaran yang detail sehingga seolah-olah pembaca dapat membayangkan objek atau tempat yang digambarkan dalam teks tersebut.
Teks deskripsi mengandung unsur emosi, seolah-olah pembaca dapat merasakan, melihat, dan mendengar objek yang dipaparkan. Tujuannya memerincikan dan menggambarkan objek dari sudut pandang penulis agar pembaca ikut terlibat dalam peristiwa dan perasaan yang dialami penulis.
Teks deskripsi juga menggunakan majas untuk menguatkan emosi penulis sehingga tersampaikan kepada pembaca.
Untuk mengidentifikasi ide pokok dan ide pendukung suatu teks deskripsi, kita perlu membaca suatu teks dengan penuh perhatian. Berikut contoh teks deskripsi berjudul Yang Lebih Penting dari Aku.
Yang Lebih Penting dari Aku
"Diam saja dari tadi. Baca terus, seperti yang paling pintar saja."
"Iya. Kita ini dianggap patung?"
"Bukan patung, tapi angin."
Mataku ke arah buku yang kubaca, tetapi telingaku mendengar semuanya. Walau mereka berbicara dengan suara rendah, suasana sunyi mengantarkan setiap bunyi dengan setia.
Aku benar-benar tidak ingin di sini. Terlihat orang dengan berbagai penampilan mondar-mandir lantas duduk, lalu berdiri dalam diam. Wajah-wajah gundah dan lelah membuatku tambah lemas. Kapan ini semua berakhir? Tengah malam begini, seharusnya aku bisa duduk santai di rumah, baca, atau main game. Sejak sore, aku ingin minta izin pulang. It’s impossible. Mustahil. Mana mungkin aku bisa pulang saat seluruh keluarga berkumpul.
Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satu pun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak kukenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku.
This is it. Cukup sudah. Aku tidak tahan lagi. Aku harus bicara. Akan kutegur mereka. Seenaknya saja menggunjingkan orang yang ada di depannya. Kemarahan tiba-tiba memenuhi dadaku. Aku berdiri sambil mengentakkan kaki. Derit nyaring kursi besi tua membuat beberapa orang menoleh.
Kudekati sumber suara gaduh itu. "Maaf. Apa aku mengganggu kalian?" Aku sendiri terkejut mendengar nada suaraku. Aku benar-benar sedang kesal. "Eh, ada apa?” tanya Edo. Dia anak Om Samsudin, kakak ayahku. Aku dan Edo seumur, tetapi kami tidak pernah cocok. Bahar berdiri, "Iya. Ada apa? Mengganggu bagaimana?"
Kukepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup. "Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang."
"Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi," sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.
"Jangan bertengkar di sini. Tidak pantas," Edo bicara lagi. "Justru kalian yang memulai. Aku kan tidak mengganggu," bisikku kaku. "Kamu tidak mau bergabung, dan itu mengganggu," Bahar mencondongkan bahunya ke arahku.
Amarah mencengkeramku. Aku benar-benar siap meledak. Aku merasa deru jantungku kian kencang. Kepalanku kian kuat. Aku bisa merasakan ujung kuku menekan telapak tanganku. Kemarahan menguasaiku.
Tepat pada saat itu, pintu geser kehijauan itu terbuka. "Keluarga Bapak Pattarani!" Seperti disemprot air dengan selang, kami berhamburan mendekat. "Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan."
Ayahku bangkit dan mengusap matanya berkali-kali. Para om dan tante tersenyum lega dan segera sibuk mengabarkan kebahagiaan itu. Sepupu-sepupu yang sudah tertidur jadi terbangun, Sebagian menangis karena terkejut sekaligus gembira. Kakek kesayangan kami terlepas dari bahaya. Seruan syukur berdengung memenuhi ruangan.
Marlina melompat kemudian menyalamiku dan Edo sekaligus. Kami semua bahagia, walau beberapa detik sebelumnya kami nyaris baku hantam. (Farida, 2020).
Nah, kini menentukan ide pokok dan ide pendukung paragraf-paragraf dalam teks Yang Lebih Penting dari Aku. Ide pokok adalah topik yang menjadi pokok pengembangan suatu paragraf. Dengan kata lain, ide pokok adalah intisari dari sebuah paragraf.
Ide pokok diperkuat oleh ide pendukung. Artinya, ide pendukung memperkuat dan melengkapi ide pokok.
Untuk menemukan ide pokok, kalian perlu membaca satu paragraf dengan saksama. Temukan kalimat yang mewakili isi paragraf tersebut.
Posisi kalimat yang menjadi ide pokok tersebut dapat di awal, di akhir, di awal dan akhir, dan di tengah paragraf. Kadang, kalian harus menyimpulkan ide pokok tersebut dengan kalimat kalian sendiri. Karena itu, kalian harus mencermati bacaan dengan sebaik-baiknya.
Ketika membaca teks dan menemukan kata yang tidak dimengerti, kalian dapat melakukan dua hal berikut ini.
Kalian dapat membuka kamus cetak maupun kamus dalam jaringan. KBBI Daring dapat kalian akses di laman https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Kalian sudah mempelajari cara menggunakan kamus secara terperinci di kelas tujuh.
Dengan membaca kalimatnya, termasuk memahami kalimat lain dalam paragraf yang sama, kalian dapat memperkirakan arti kata tersebut. Kita mengenalnya dengan istilah konteks kalimat.
Dalam KBBI disebutkan bahwa konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna.
Perhatikan kembali teks Yang Lebih Penting dari Aku. Tokoh menceritakan kejadian yang dialaminya secara terperinci agar pembaca seolah-olah ikut mengalaminya.
Dia juga menceritakan perasaannya. Dia menempatkan diri sebagai pelaku utama dan menggunakan kata ganti aku atau saya dalam memberikan gambaran tentang perasaannya. Dalam menulis, kita mengenalnya dengan istilah sudut pandang orang pertama.
Contoh:
Amarah mencengkeramku. Aku benar-benar siap meledak. Aku merasakan deru jantungku kian kencang. Kepalanku kian kuat. Aku bisa merasakan ujung kuku menekan telapak tanganku. Kemarahan menguasaiku
Tokoh aku hanya mengetahui pikiran dan perasaannya sendiri. Tokoh aku tidak mengetahui yang dipikirkan dan dirasakan tokoh lain dalam peristiwa itu.
Contoh:
"Justru kalian yang memulai. Aku kan tidak mengganggu," bisikku kaku. "Kamu tidak mau bergabung, dan itu mengganggu," Bahar mencondongkan bahunya ke arahku.
Tokoh aku mengetahui Bahar merasa terganggu setelah Bahar mengucapkannya.
Sekarang kita latihan menulis teks deksripsi. Contoh tema yang mudah saja yaitu acara keluarga. Kita sering kan datang ke acara keluarga. Nah, dari acara itu kita melatih cara menulis teks deskripsi. Berikut langkah-langkah menulis teks deskripsi.
a. Tulislah pengalaman kalian mengikuti acara keluarga atau acara lain yang melibatkan orang banyak.
b. Gunakan sudut pandang orang pertama. Deskripsikan perasaan kalian. Dengan sudut pandang orang pertama, kalian tidak mengetahui perasaan orang lain, kecuali orang itu menyampaikannya. Kalian juga dapat menduga perasaan mereka dari ekspresi dan sikap tubuh orang tersebut.
c. Uraikan apa yang kalian lihat dan kalian dengar dalam acara tersebut agar pembaca seolah-olah berada di sana. Gambarkan orang-orang yang hadir dan semua yang mereka lakukan. Kalian juga dapat menceritakan aroma makanan yang tersaji di meja hidangan, bunga-bunga yang menjadi hiasan panggung, atau aroma lain yang tercium.
d. Jika peristiwa yang kalian alami itu berkaitan dengan orang lain yang tidak ingin disebutkan namanya, kalian dapat menggunakan nama samaran.
Kalian dapat menggunakan panduan berikut atau menulis dengan urutan pilihan kalian sendiri.
a. Acara apa yang kalian hadiri?
b. Di mana dan kapan acara itu berlangsung?
c. Bagaimana perasaan kalian saat menghadiri acara tersebut?
d. Mengapa kalian merasa demikian?
e. Siapa saja orang yang hadir dalam acara itu?
f. Apa yang mereka lakukan?
g. Bagaimana perasaan kalian kepada orang itu?
h. Bagaimana perasaan kalian hari ini tentang acara tersebut?
Selamat menulis. Setelah mempelajari sudut pandang orang pertama, kalian berlatih menuliskan teks deskripsi secara terstruktur.
Demikianlah pembahasan awal tentang teks deskripsi untuk pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX Semester I. Semoga bermanfaat. (Z-2)
Tahukah kalian bagaimana komunikasi dilakukan manusia sebelum ada ponsel? Berikut penjelasannya.
Untuk menulis esai, ikuti langkah-langkah berikut ini.
PADA materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas 9 bab 4, kita belajar tentang teks eksplanasi. Apa itu teks eksplanasi dan rincian hal yang terkait?
KALI ini kita akan membahas rangkuman materi pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 9 Bab 3 yaitu teks rekon. Apa pengertian teks rekon dan hal lain yang terkait dengan teks rekon?
Apa itu teks deskripsi, struktur, jenis paragraf, konjungsi, kosakata serapan, serta kohesi dan koherensi? Berikut uraiannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved