Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEORANG siswa juga anggota masyarakat. Karena itu, tugas kita bukan hanya belajar di sekolah, melainkan juga berperan dalam masyarakat. Salah satu peran yang dapat kalian lakukan ialah menyampaikan pendapat tentang kondisi sosial yang perlu diperhatikan di lingkungan terdekat.
Kalian dapat menuliskannya dalam suatu esai, yaitu tulisan yang membahas suatu tema melalui sudut pandang pribadi penulisnya. Untuk menulis esai, ikuti langkah-langkah berikut ini sebagaimana dilansir dari buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX dengan penulis Eva Y. Nukman, Anna Farida Kurniasari, dan Helva Nurhidayah.
Lakukan pengamatan pada lingkungan sekitar kalian. Hal apa yang menjadi perhatian atau keprihatinan kalian. Misalnya, kalian resah dengan anak-anak SD yang tidak bisa lepas dari gawai. Amati sejauh mana kondisi ini berpengaruh pada minat baca anak-anak.
Kalian juga dapat mengamati isu lain, misalnya pengelolaan sampah, binatang seperti kucing dan anjing yang berkeliaran tak terurus, dan sebagainya. Amati, apa yang membuat kalian merasa perlu melakukan sesuatu?
Kumpulkan data, misalnya pendapat para orangtua dan tetangga juga guru. Bacalah juga buku atau carilah informasi tentang topik yang hendak kalian bahas.
Gali pengalaman orang lain yang pernah melakukan sesuatu untuk lingkungannya. Kalian bisa mendatanginya atau mengirim surat atau menghubungi kontaknya untuk bertanya.
Susunlah outline esai dengan urutan berikut.
a. Latar belakang (alasan tema ini penting).
b. Informasi/rujukan.
c. Pendapat kalian (keprihatinan dan harapan kalian serta yang dapat dilakukan).
d. Kesimpulan.
Setelah informasi terkumpul, menulis esai seharusnya menjadi mudah. Esai ialah tulisan yang memuat gagasan asli kalian ditambah dengan data dan rujukan. Karena itu, langkah 1, 2, dan 3 sangat penting kalian lakukan sebelum menulis esai.
Pada dasarnya, menulis esai memiliki struktur yang sama dengan tulisan lain, yakni pembuka, isi, dan penutup. Bagian utama atau isi ini memuat pendapat atau sudut pandang kalian sebagai penulis. Artinya, kalian bisa berpendapat sebagai remaja atau siswa kelas sembilan.
Tugas kalian adalah meyakinkan pembaca agar memahami dan akhirnya menerima pendapat kalian. Karena itu, esai cenderung bersifat argumentatif atau persuasif.
Telepon Genggam: Perangkap atau Perpustakaan?
Dewasa ini, kehidupan manusia tidak dapat lepas dari teknologi. Hal ini dibuktikan dengan munculnya teknologi berupa telepon genggam. Saat ini, di Indonesia, telepon genggam tidak hanya dimiliki masyarakat kalangan atas, tetapi juga telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat, termasuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Makin banyak produk telepon genggam muncul di pasaran dan menawarkan berbagai fitur menarik. Para produsen telepon genggam berlomba-lomba menguasai pasar. Mereka berusaha menyempurnakan produknya agar orang tertarik.
Akibatnya, tidak sedikit orang yang rela merogoh kantong dalam-dalam demi membeli telepon genggam. Anak remaja dan anak kecil pun tak kalah. Banyak dari mereka yang mengumpulkan uang jajan demi mendapatkan telepon genggam yang mereka inginkan. Hingga saat ini, seakan-akan manusia telah masuk ke dalam perangkap dunia teknologi.
Orang-orang tidak dapat lepas dari telepon genggam, baik untuk urusan pekerjaan, tugas sekolah, maupun sekadar untuk hiburan. Namun begitu, penggunaan telepon genggam akan memberikan dampak baik positif maupun negatif. Sering kita melihat di tempat-tempat umum, orang membawa telepon genggam. Mereka menatap layar telepon genggam seakan-akan tidak ingin mengalihkan perhatian pada yang lain. Bahkan, terkadang orang menjadi egois dan tidak memedulikan lingkungan sekitar.
Misalnya, saat terjadi kecelakaan. Ada beberapa orang yang hanya merasa kasihan, tetapi tidak membantu. Ada juga orang yang justru mengeluarkan telepon genggamnya sekadar untuk mengambil foto kecelakaan tersebut lalu mengunggahnya ke media sosial. Sedikit sekali orang yang tergerak hati nuraninya untuk menolong korban kecelakaan tersebut.
Namun demikian, selain dampak negatif, penggunaan telepon genggam juga menimbulkan dampak positif. Manusia dimudahkan dalam berkomunikasi. Kini telepon genggam juga menjelma menjadi media pembelajaran elektronik atau e-learning. Jadi, sebenarnya dampak negatif telepon genggam lebih banyak disebabkan oleh kelalaian pengguna.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini? Langkah pertama tentu menetapkan tujuan pemakaian. Dengan berbagai fungsinya, pengguna bisa membagi waktu secara jelas, kapan telepon genggam digunakan sebagai sarana berkomunikasi, sarana belajar, dan sarana hiburan.
Langkah kedua adalah menjaga disiplin pemakaian. Pengguna yang bertanggung jawab hanya menggunakan telepon genggam ketika dalam keadaan aman dan tenang. Menggunakan telepon genggam saat berkendara akan mendatangkan bahaya.
Langkah ketiga adalah menjadikan telepon genggam sebagai perpustakaan mini. Dengan kecanggihannya, telepon genggam kini dapat menyimpan berbagai macam jenis buku elektronik. Buku-buku tersebut banyak yang sudah menjadi milik umum dan dapat dibaca kapan pun kita ada Waktu serta dapat dibagikan kepada teman-teman yang lain.
Buku-buku tersebut kadang dilengkapi dengan tautan yang menghubungkan pembaca dengan laman lain yang memperkaya wawasan. Pembaca juga dapat berdiskusi mengenai buku-buku melalui media sosial atau aplikasi khusus yang digunakan untuk membahas buku.
Berikutnya, telepon genggam juga dapat dimanfaatkan sebagai alat tulis. Pengguna bisa menyimpan tulisan, menyuntingnya, dan menerbitkannya kapan pun di media yang mereka pilih. Tulisan tersebut dapat menjadi bahan perbincangan pengguna lain, dan pengguna lain pun memperoleh manfaat yang luas.
Jadi, siapakah penentu baik buruknya teknologi? Tentu kita sendiri. (Dikutip dengan penyesuaian dari Vidya, 2017).
SEKARANG kita belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 5 SD (sekolah dasar) semester 2. Ini terdiri dari tiga bab. Apa saja isinya? Simak tulisan berikut.
MARI kita belajar materi Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 4 SD (sekolah dasar) Kurikulum Merdeka semester 2. Ada apa saja di pelajaran PAI kelas 4 SD semester 2? Berikut rangkumannya.
MARI kita belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 4 SD (sekolah dasar) semester 1. Ada lima materi yang akan kita pelajari di kelas 4 SD semester 1. Mari kita belajar bersama.
Bahkan banyak alat elektronik yang terdapat komponen magnet di dalamnya. Nah, untuk lebih memperdalam pengetahuan kita tentang magnet simak penjelasan berikut.
DALAM Bab 10 tentang Teknologi Ramah Lingkungan buku IPA Kelas 9 disampaikan sejumlah contoh terkait di berbagai bidang, seperti energi, transportasi, lingkungan, dan industri. Masih ingat?
Nah, ada dua contoh teknologi tidak ramah lingkungan yaitu minyak bumi dan batu bara. Berikut penjelasannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved