Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dua Teknologi yang tidak Ramah Lingkungan

Wisnu Arto Subari
27/12/2024 22:05
Dua Teknologi yang tidak Ramah Lingkungan
Aktivitas alat berat pengolahan batu bara milik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (Astrindo) di area pertambangan di Kalimantan Timur.(Dok MI)

MASIH ingatkah apa saja prinsip-prinsip teknologi ramah lingkungan? Apabila suatu teknologi tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, berarti penerapan teknologi itu termasuk teknologi tidak ramah lingkungan

Beberapa prinsip teknologi tidak ramah lingkungan di antaranya teknologi tersebut menghasilkan sisa atau limbah yang dapat membahayakan lingkungan dan sumber energi yang digunakan ialah sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Selain itu, penerapan teknologi tidak ramah lingkungan kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. 

Nah, ada dua contoh teknologi tidak ramah lingkungan yaitu minyak bumi dan batu bara. Penjelasannya dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 2 yang ditulis Siti Zubaidah dkk.

1. Pengolahan minyak bumi. 

Minyak bumi merupakan komoditas yang sangat penting karena memiliki banyak manfaat. Minyak bumi dapat diolah untuk digunakan sebagai bahan baku aspal, pelumas, nafta, solar, minyak tanah, avtur, bensin, dan LPG. Perhatikan gambar di bawah ini.

Keterangan gambar: Penyulingan (distilasi) minyak bumi.

Gambar di atas merupakan proses penyulingan minyak bumi. Sebelum diolah, minyak bumi merupakan cairan berwarna hitam, lengket, serta mengandung berbagai senyawa hidrokarbon yang dapat terbakar, sulfur, oksigen, dan nitrogen. 

Minyak bumi terbentuk dari makhluk hidup yang telah mati jutaan tahun yang lalu dan terjebak dalam suatu ruangan yang tertutupi oleh bebatuan di dalam tanah atau di dasar laut. Minyak bumi yang demikian disebut dengan light crude oil. 

Untuk mengambil minyak bumi tersebut kita harus mengebor ke dalam ruangan yang berisi minyak tersebut, lalu memompanya keluar. Setelah dipompa keluar, minyak disalurkan melalui pipa, truk, atau kapal minyak menuju kilang minyak. 

Dalam kilang minyak, dilakukan penyulingan (distilasi) minyak bumi. Dalam proses penyulingan, minyak bumi dipanaskan untuk memisahkan komponen-komponen penyusun minyak bumi berdasarkan titik didihnya.

Minyak bumi juga ada yang terkandung dalam bebatuan atau pasir minyak. Minyak bumi yang demikian disebut dengan heavy crude oil. 

Minyak bumi jenis ini banyak terdapat di Kanada. Perhatikan gambar berikut.

Keterangan gambar: Tambang pasir minyak di Kanada.

Eksploitasi minyak bumi tersebut memiliki banyak dampak negatif terhadap tanah, udara, air, makhluk hidup, dan iklim. Sebelum dilakukan penambangan minyak bumi ini, hutan terlebih dahulu ditebang dan aliran air dikeringkan. 

Selanjutnya, timbunan tanah berpasir, bebatuan, dan tanah lempung diambil sehingga bebatuan dan pasir minyak dapat terlihat. Bebatuan dan pasir minyak tersebut digali dengan bantuan alat berat, lalu dibawa menggunakan truk besar menuju tempat pemrosesan selanjutnya. 

Bebatuan dan pasir minyak dicampur dengan air panas untuk diambil kandungan minyaknya yang selanjutnya diolah di kilang minyak. Penambangan minyak bumi jenis ini menghasilkan polusi udara berupa debu, uap, asap, dan bau yang menyelimuti daerah tambang. 

Selain itu, penambangan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca tiga hingga lima kali lebih besar daripada tambang minyak bumi pada umumnya. Penambangan minyak bumi ini menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar hingga membentuk kubangan seperti danau yang berisi air limbah dan kotoran yang beracun. 

Setiap tahun, banyak burung yang bermigrasi dan mencoba untuk meminum air ini mengalami kematian.

2. Pengolahan batu bara. 

Batu bara merupakan bahan bakar fosil berbentuk padat yang terbentuk dari beberapa tahapan dan berasal dari tanaman yang terkubur 300-400 juta tahun lalu, kemudian terpapar panas yang tinggi dan tekanan selama jutaan tahun. Dari dulu, batu bara telah digunakan secara luas untuk menghasilkan panas dan listrik. 

Saat ini ada banyak pembangkit listrik yang menggunakan batu bara untuk menghasilkan listrik, termasuk di Indonesia. Di dunia industri, batu bara juga digunakan sebagai sumber energi dalam membuat baja, semen, atau produk lain. 

Keterangan gambar: Batu bara.

Tiongkok, Amerika Serikat, dan India merupakan tiga negara terbesar dalam pembakaran batu bara. Tiongkok merupakan negara yang menjadi penyumbang emisi CO2 dan SO2 terbesar di dunia akibat pembakaran batu bara. Gas-gas tersebut merupakan salah satu komponen penyebab hujan asam dan menyebabkan penyakit pada manusia.   

Batu bara merupakan bahan bakar yang paling kotor di antara bahan bakar yang lain. Bahkan sebelum batu bara dibakar, proses produksi batu bara hingga siap digunakan merusak tanah dan mencemari air dan udara. 

Di dalam batu bara terkandung banyak karbon dan sulfur. Ketika dibakar sulfur akan dilepas dalam bentuk gas belerang dioksida (SO2). 

Pembakaran batu bara juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah yang sangat banyak. Partikel-partikel ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan. 

Permasalahan lain akibat pembakaran batu bara yaitu ada emisi zat radioaktif. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi menghasilkan zat radioaktif 100 kali lebih banyak daripada pembangkit listrik tenaga nuklir. 

Limbah padat batu bara juga harus disimpan dalam tempat yang aman karena bersifat racun. (Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya