Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETIKA musim penghujan tiba, sering kita temukan sejumlah anak bermain hujan-hujanan dengan riang tanpa mengenakan alas kaki maupun atasan, aktivitas tersebut pun dianggap orangtua sebagai salah satu penyebab anak terserang penyakit, tapi benarkah demikian?
Menurut Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama, kebiasaan tersebut sebenarnya sama sekali tidak membuat anak mudah jatuh sakit.
"Yang membuat anak sakit itu jika imunitasnya turun ya," ucap Ngabila.
Selain imunitas, penyebab lainnya adalah masuknya kuman, bakteri, jamur atau virus ke dalam tubuh.
Adanya zat asing yang masuk tersebut berpotensi menyebabkan anak mengalami sejumlah penyakit, misalnya terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) berupa batuk dan pilek, pneumonia, demam berdarah, diare, hepatitis A, leptospirosis, penyakit kulit, termasuk flu Singapura.
Ngabila turut menekankan hujan-hujanan berisiko membuat seseorang tertusuk benda tajam seperti paku, tergigit ular, tergigit tikus yang menyebabkan leptospirosis, terkena penyakit kulit dan masuknya kuman dari genangan air atau banjir yang kotor.
"Jadi tidak hanya anak-anak, semua orang wajib menggunakan alas kaki," kata Ngabila, yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari.
Oleh sebab itu, Ngabila berpesan agar orangtua tidak abai terhadap kondisi kesehatan anak-anak. Pastikan anak mendapat cukup nutrisi dari sayur dan buah yang mengandung banyak air seperti jeruk, semangka, timun, selada dan brokoli.
Asupan cairan anak juga perlu diperhatikan supaya tidak mengalami dehidrasi. Orang tua dapat mengingatkan untuk meminum air satu gelas sebelum dan sesudah beribadah.
"Anak sebaiknya segera minum tanpa harus menunggu haus," ujarnya.
Makanan lain yang perlu dikonsumsi oleh anak adalah vitamin C dan vitamin D3 yang membantu meningkatkan imunitas. Vitamin C dapat ditemui di dalam jeruk, mangga dan stroberi, sedangkan vitamin D3 berasal dari ikan laut seperti ikan tongkol, salmon dan tuna atau susu beserta olahannya yakni yogurt dan keju.
"Sedangkan pada usia balita untuk mencegah anemia biasanya juga diberikan tablet penambah darah yang mengandung zat besi (Fe) dan asam
folat," katanya.
Ngabila menyarankan apabila anak mengidap gejala dari penyakit tertentu, orangtua perlu segera membawa anaknya ke rumah sakit terdekat
jika kondisi tidak membaik.
"Apabila penyakit sudah diobati selama dua sampai tiga hari di rumah dan telah melakukan deteksi dini tapi kondisi tidak membaik, segera
rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat," saran dia. (Ant/Z-1)
Hujan-hujanan adalah pengalaman yang umum, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak berdampak buruk pada kesehatan.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved