Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HUMAN Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan merusak sel CD4, yang memiliki peran penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), tahap lanjut dari infeksi ini, yang membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
HIV adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap kuat di masyarakat. Banyak orang yang menganggap HIV sebagai tanda moralitas buruk. Padahal penyakit ini adalah infeksi yang bisa dialami siapa pun, tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, atau orientasi seksual.
HIV tidak dapat menular melalui kontak biasa, seperti berjabat tangan, berpelukan, atau berbagi makanan. Penularan hanya terjadi melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI) dari ibu yang terinfeksi kepada bayi.
Penularan umumnya terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, atau transfusi darah yang tidak disaring dengan benar.
Stigma terhadap ODHA sering kali muncul karena ketidaktahuan dan ketakutan masyarakat terhadap HIV. Banyak yang beranggapan HIV hanya menyerang orang dengan perilaku tidak bermoral, padahal sebenarnya semua orang, tanpa terkecuali, berisiko terinfeksi HIV. Pandangan semacam ini justru menciptakan diskriminasi, memperburuk kondisi ODHA, dan membuat mereka merasa terisolasi serta terstigma.
Penting bagi masyarakat untuk memahami HIV adalah penyakit medis, bukan aib. Sebagaimana ditegaskan ahli kesehatan, "Hindari penyakitnya, bukan orangnya." Menyalahkan atau mengisolasi ODHA hanya akan memperburuk stigma dan menghambat mereka untuk mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan dalam proses pengobatan.
Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV, pengobatan dengan obat Antiretroviral (ARV) dapat mengontrol jumlah virus dalam tubuh ODHA. ARV meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia ODHA, serta mengurangi risiko penularan ke orang lain melalui mekanisme "treatment as prevention" (TasP).
Keluarga dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan dukungan kepada ODHA. Mereka perlu merasa diterima dan tidak dihakimi agar bisa menjalani pengobatan dengan baik. Dukungan emosional, seperti mendengarkan keluh kesah mereka dan mendampingi dalam proses pengobatan, sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan ODHA terhadap terapi ARV.
ODHA juga perlu menjaga gaya hidup sehat, dengan pola makan yang bergizi, rutin berolahraga, serta menghindari penggunaan narkoba. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan memperhatikan kesehatan mental turut mendukung keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
HIV adalah penyakit yang dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat, dan ODHA berhak mendapatkan akses kesehatan yang setara tanpa diskriminasi. Oleh karena itu, penting mengubah pandangan masyarakat terhadap HIV dan memberikan dukungan yang penuh kepada ODHA agar mereka bisa hidup lebih baik tanpa dibebani oleh stigma yang tidak berdasar. (Kemenkes/Z-3)
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, menemukan 20 kasus baru HIV yang terjadi pada tahun 2025.
KASUS HV/AIDS kini telah menyebar dan menghantui seluruh pelosok negeri.
Pada 2024 ditemukan ada 242 kasus dengan rincian HIV berjumlah 194 kasus dan AIDS berjumlah 48 kasus di Gorontalo.
Penyebab penularan paling banyak karena hubungan seksual.
Sekda dalam sambutannya mengapresiasi seluruh anggota KPA atas upaya dan program yang dilaksanakan dalam memberikan edukasi, layannan Kesehatan.
Infeksi HIV terbagi menjadi tiga fase berdasarkan waktu terinfeksi dan tingkat keparahan. Sariawan biasa muncul sebagai gejala awal infeksi HIV.
KETEPATAN waktu dan kedisiplinan menjadi hal yang paling utama untuk diterapkan oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
Pemkot Tangerang memaksimalkan dukungan dan pengobatan (PDP) pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di puskesmas dan rumah sakit. Ini cara penularan dan pencegahannya.
Masih adanya stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masyarakat, sehingga mereka kerap diabaikan sebagai pemilih.
Calon pemimpin (sebenarnya) tidak peduli terhadap isu kelompok marginal. Yang mereka pikirkan hanyalah kemenangan saja.
Ketika virusnya sudah terkontrol maka pemerintah harus bisa mengupayakan agar pemeriksaan dan pengambilan obat dilakukan tiga bulan sekali saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved