Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Peneliti Temukan Terobosan Deteksi Bakteri untuk Atasi Infeksi

Atalya Puspa
01/12/2024 21:00
Peneliti Temukan Terobosan Deteksi Bakteri untuk Atasi Infeksi
Hasil tes jernih di sebelah kiri menunjukkan hasil negatif, sedangkan warna merah pada tes sebelah kanan menunjukkan hasil positif.(Dok Georgia Kirkos, McMaster University)

SEBUAH terobosan baru dalam deteksi bakteri di cairan menghadirkan metode sederhana, hanya dengan mengamati perubahan warna untuk mengidentifikasi keberadaan patogen penyebab penyakit. Inovasi ini menjanjikan kemudahan dalam tes diagnostik sekaligus meningkatkan keamanan pangan.

Tim insinyur dan ahli biokimia dari Universitas McMaster, Kanada mengembangkan tes berbasis biogel yang berubah warna ketika mendeteksi bakteri seperti E. coli, listeria, dan patogen lain. Tes ini memungkinkan pengguna tanpa pelatihan khusus untuk mengidentifikasi kontaminasi dalam cairan, seperti air danau, urin, atau susu, bahkan pada konsentrasi rendah.

Tes ini menggunakan bakteriofag—virus yang menyerang bakteri—yang telah disematkan dalam gel. Bakteriofag mencari dan menyerang bakteri target dalam sampel cairan, menyebabkan bakteri melepaskan material intraseluler dalam jumlah mikroskopis. Material ini kemudian memicu perubahan warna yang terlihat dengan mata telanjang. Jika tidak ada bakteri, warna gel tetap sama.

Zeinab Hosseinidoust, Profesor Teknik Biomedis dan Kimia, menjelaskan, "Kami telah lama memanfaatkan kekuatan bakteriofag untuk membunuh bakteri dan mengatasi infeksi. Kini, kami menggunakan kemampuan tersebut untuk mendeteksi keberadaan bakteri dengan cepat," ucap dia. 

Tes ini hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk menghasilkan hasil, jauh lebih cepat dibandingkan metode kultur laboratorium yang membutuhkan waktu hingga dua hari. Kecepatan ini sangat berguna dalam berbagai situasi, mulai dari diagnosis infeksi saluran kemih hingga pemeriksaan keamanan pangan.

Menurut Tohid Didar,bProfesor Teknik Mekanikal dan Biomedis, teknologi ini memungkinkan orang melakukan tes mandiri di rumah dengan hasil dalam hitungan jam. "Hal ini sangat memudahkan dibandingkan harus menunggu hasil dari laboratorium," jelasnya. 

Tim ini menguji teknologi tersebut menggunakan sampel urin dari pasien di Hamilton Health Sciences, serta air danau yang terkontaminasi E. coli. Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi yang sama dengan tes laboratorium konvensional.

Tes ini juga dapat disesuaikan untuk mendeteksi bakteri spesifik, seperti listeria atau salmonella, dengan menggunakan bakteriofag dan probe DNA yang dirancang khusus. Kemampuan ini memberikan keunggulan signifikan dalam mendeteksi bakteri secara cepat dan presisi, bahkan pada konsentrasi rendah.

Dalam kasus wabah listeria baru-baru ini di Kanada, yang menyebabkan kematian dua orang dan sakitnya sepuluh lainnya, teknologi ini dapat memberikan deteksi dini dan akurat, membantu mencegah penyebaran lebih luas. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya