Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBAGAI institusi pendidikan yang telah menghasilkan ribuan tenaga medis profesional selama 57 tahun, Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan bioetika Kristen di Indonesia melalui penyelenggaraan 'One Day Symposium on Christian Bioethics' ,pekan lalu.
Simposium Internasional yang diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Kampus II Ukrida, Jakarta Barat, merupakan hasil kolaborasi Ukrida dengan International Christian Medical and Dental Association (ICMDA) dan Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas.
Simposium internasional ini menghadirkan deretan pakar bioetika terkemuka, baik dari dalam maupun luar negeri, yaitu Ketua Pusat Kajian Bioetika Kristen, Denni Boy Saragih, SKM, MDiv, MTh, PhD; dan dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKRIDA, Dr Lydia Pratanu, MS dari RSAB Harapan Kita dr. Ronald Jonathan, MSc, DTM&H dari PRIME Indonesia; Prof. Dr. David G. Smithard, FRCP dari University of Greenwich, UK serta Dr. Jean Li-Lim, Primary Care Physician, Ministry of Health Malaysia, ICMDA Area Representative in Southeast Asia.
Melalui keterangan yang diterima hari ini, Wakil Rektor III Ukrida, dr Theresia Citraningtyas, MWH, PhD, SpKJ, mengutarakan urgensi kajian bioetika di era kemajuan teknologi medis. "Bioetika Kristen merupakan panggilan dan tanggung jawab kita untuk mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap aspek perawatan kesehatan, terutama dalam isu-isu sensitif seperti perawatan the end of life," ujarnya.
Denni Boy Saragih, SKM, MDiv, MTh, PhD., mengawali simposium dengan mengangkat tantangan bioetika di Indonesia. Menurutnya, bioetika Kristen bukan hanya tentang mempertahankan prinsip etika, tetapi juga menunjukkan solidaritas terhadap sesama manusia, terutama mereka yang paling rentan dalam masyarakat.
Denni menyoroti dua isu krusial yakni aborsi dan euthanasia, yang menurutnya memerlukan pendekatan komprehensif dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural. Ia menjelaskan kasus-kasus aborsi darurat membutuhkan kajian mendalam dengan tetap menghormati hak hidup dan memberikan dukungan optimal kepada keluarga terdampak.
Yanny Yesky Mokorowu, STh, MHum, Kepala Unit Pengembangan Spiritual Ukrida, menekankan pentingnya bioetika dalam pelayanan di rumah sakit dan dalam pengambilan keputusan etis. Adanya Pusat Bioetika Kristen di Ukrida, diharapkan perhatian terhadap isu-isu bioetika semakin meningkat. Ukrida, melalui Pusat Kajian Bioetika Kristen, aktif mengembangkan berbagai program penelitian dan pengabdian masyarakat dalam mengintegrasikan nilai-nilai Kristiani dengan perkembangan teknologi medis terkini.
Terselenggaranya simposium internasional ini sebagai wujud dari pentingnya mempersiapkan calon tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang aspek etis dalam praktik medis. Lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, praktisi medis, akademisi, dan masyarakat umum, turut berpartisipasi dalam diskusi mengenai bioetika Kristen ini.
Selanjutnya, Dr Lydia Pratanu, MS dari RSAB Harapan Kita menjelaskan perspektif praktis tentang teknologi genetika dan implikasi etisnya. Ia menyoroti kemajuan tes genetik dalam praktik kebidanan modern sembari mengingatkan tentang dilema etis yang menyertainya. "Sebagai umat Kristiani, kita perlu memastikan bahwa teknologi digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti Tuhan," jelasnya.
Prof Dr David G Smithard dari University of Greenwich, UK, juga menyampaikan tantangan pelayanan medis sehubungan dengan akhir kehidupan. Terkait euthanasia, ia menekankan pentingnya pendampingan pasien hingga akhir hayat, dimana tugas utama praktisi medis adalah memberikan perawatan terbaik dengan pendekatan holistik yang memperhatikan aspek fisik dan psikologis pasien, bukan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri kehidupan.
AI dalam Kedokteran
Dr. Jean Li-Lim, Primary Care Physician, Ministry of Health Malaysia, ICMDA Area Representative in Southeast Asia, memaparkan isu krusial tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam praktik kedokteran. "Penggunaan AI dalam medis memerlukan pengawasan yang lebih ketat karena keputusan yang diambil oleh AI mungkin tidak selalu sejalan dengan etika atau nilai-nilai Kristen," tegasnya.
Ia juga menjelaskan perkembangan generative AI dalam dunia kedokteran. "AI bukan hadir untuk menggantikan dokter, tapi untuk membantu mereka. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pengalaman dan hasil perawatan pasien," tegasnya.
Ia menyampaikan Indonesia dan Malaysia telah menetapkan pedoman etika yang sejalan dalam penggunaan AI, yang mencakup perlindungan data pribadi, akuntabilitas, dan keamanan. Menurut Dr. Jean, secara khusus pedoman di Indonesia menekankan konsep "manusia dalam sistem" (human in the loop), yang mengharuskan keterlibatan manusia dalam setiap penerapan sistem AI.
Respons positif mengalir dari para peserta simposium, salah satunya Dr. Johanna Gultom yang mengapresiasi kedalaman materi yang disampaikan dan pentingnya landasan Kristiani dalam pemahaman bioetika. Alfonso dari Badan Riset dan Inovasi Nasional menggarisbawahi pentingnya kebijakan berbasis bukti. "Diharapkan simposium ini dapat menjadi wadah untuk menghasilkan kebijakan berbasis bukti yang lebih tepat dalam pelayanan kesehatan," ujarnya.
One Day Symposium on Christian Bioethics menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, termasuk pengembangan panduan etis praktis dan pembentukan kelompok diskusi fokus untuk topik-topik spesifik. Forum ini menjadi momentum penting yang mempersatukan gereja, tenaga kesehatan, dan institusi Kristen di Indonesia dalam menghadapi tantangan bioetika kontemporer.
Ukrida terus mengembangkan program-program inovatif dalam bidang bioetika Kristen, termasuk penelitian kolaboratif, publikasi ilmiah, dan pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan aspek etis dalam pendidikan kesehatan. Selain itu, Ukrida juga berkomitmen untuk menjadi universitas inklusif, yang meskipun berlandaskan nilai-nilai Kristiani, namun juga terbuka untuk mahasiswa dari berbagai latar belakang agama.
Dengan menggabungkan perspektif ilmiah dan nilai-nilai Kristiani, Ukrida kembali membuktikan komitmennya untuk memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan bioetika di tanah air berlandaskan motto Lead to Impact. (S-1)
BELAKANGAN ini publik dihebohkan oleh sejumlah kasus pelecehan seksual.
Ketua KKI Arianti Anaya meminta masyarakat tidak ragu melapor apabila mengalami atau mengetahui tindakan pelecehan seksual yang dilakukan tenaga medis atasu kesehatan
Sebuah analisis audio forensik mengungkap pasukan Israel menembakkan lebih dari 100 peluru ke arah konvoi petugas darurat di Gaza, dengan tembakan berasal dari jarak sedekat 12 meter.
Layanan Home Care memungkinkan tenaga kesehatan untuk standby dan merawat pasien selama 24 jam di lokasi pasien, sementara Home Visit memungkinkan tenaga kesehatan untuk datang berkunjung.
Hingga Oktober 2024, Indonesia memiliki 106.000 apoteker, tetapi distribusi yang tidak merata menghambat layanan kesehatan di banyak wilayah.
PEMBANGUNAN kesehatan masyarakat memerlukan kerangka kebijakan yang adil, komprehensif, dan responsif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved