Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
IMUNISASI adalah upaya aktif untuk membangun atau meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit. Dengan imunisasi, ketika seseorang terpapar penyakit tertentu di masa mendatang, ia tidak akan mengalami sakit atau hanya mengalami gejala ringan. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dikenal sebagai penyakit PD3I.
PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus adalah cacar, campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, influenza, dan infeksi oleh Haemophilus.
Sedangkan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain pertusis, difteri, tetanus, dan tuberkulosis.
Beberapa PD3I lainnya meliputi hepatitis B, tuberkulosis, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, campak, rubella, pneumonia (radang paru), meningitis, kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), ensefalitis (radang otak) akibat virus Japanese Encephalitis (JE), dan diare akibat infeksi Rotavirus.
Imunisasi bayi adalah proses pemberian vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai penyakit. Vaksin ini diberikan sesuai jadwal, yang meliputi imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Setiap vaksin melindungi bayi dari jenis penyakit tertentu.
Pemberian imunisasi sangat penting untuk mencegah penyakit berbahaya seperti pneumonia dan meningitis, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Imunisasi pada bayi dapat dilakukan dengan cara disuntikan atau diteteskan langsung ke mulut bayi.
Pemenuhan imunisasi yang diwajibkan terbukti aman dan bermanfaat untuk melindungi anak dari berbagai penyakit, serta mencegah penularan penyakit kepada anak lain.
Jika anak yang telah mendapatkan imunisasi terinfeksi, biasanya gejalanya akan lebih ringan dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi.
Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi individu dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat berisiko mengancam jiwa. Selain itu, imunisasi juga berperan dalam membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Dengan melakukan imunisasi, kecemasan orangtua terhadap kemungkinan anak terinfeksi penyakit berbahaya dapat berkurang, sehingga mereka merasa lebih yakin bahwa anak-anak akan menjalani proses tumbuh kembang dengan sehat dan aman.
Imunisasi terbukti memberikan perlindungan yang cepat, aman, dan sangat efektif. (Kemenkes/Z-1)
Kekhawatiran tentang efek samping yang berbahaya atau anggapan bahwa imunisasi tidak diperlukan sering kali menghalangi orangtua memberikan vaksinasi pada anak.
Imunisasi bertujuan untuk memperkuat kekebalan tubuh, sehingga dapat melindungi dari penyakit berbahaya dan mengurangi tingkat keparahan jika seseorang terinfeksi.
Banyak orangtua sulit membedakan antara imunisasi DT dan TD. Imunisasi DT dan TD sebenarnya berbeda, baik dari segi fungsi maupun namanya yang terdengar mirip.
Imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan agar membentuk pertahanan terhadap penyakit tertentu.
KIPI adalah kejadian medis yang diduga terkait dengan pemberian imunisasi. Penyebabnya bisa beragam, antara lain reaksi terhadap kandungan vaksin, kecemasan berlebihan, dan penyakit bawaan.
Gerakan antiimunisasi adalah gerakan yang menolak atau skeptis terhadap vaksinasi, biasanya karena alasan kepercayaan, misinformasi, atau ketakutan terhadap efek samping.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada 2024 adalah 87,3% dan antigen baru seperti PCV dan RV adalah 86,6%. Cakupan ini masih di bawah target untuk terbentuknya herd immunity.
Kegiatan vaksinasi ini menggarisbawahi pentingnya menumbuhkan kesadaran untuk membangun generasi masa depan yang lebih sehat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved