Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBUAH penelitian terbaru mengungkapkan, perempuan yang memasuki masa menopause di usia yang lebih tua memiliki risiko lebih besar terkena asma.
Banyak penelitian menunjukkan menopause di usia yang lebih dini lebih merugikan kesehatan perempuan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko kondisi kesehatan yang merugikan seperti penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, dan depresi.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan secara daring di Menopause, jurnal The Menopause Society mengaitkan menopause alami di usia yang lebih tua dengan risiko asma yang lebih tinggi.
Dalam penelitian terbaru ini, yang didasarkan pada data tindak lanjut selama 10 tahun dari lebih 14.000 perempuan pascamenopause, dirancang menyelidiki hubungan antara usia menopause alami dan kejadian asma pada perempuan pascamenopause yang tidak merokok.
Para peneliti menemukan perempuan dengan menopause dini, yaitu antara usia 40 dan 44 tahun memiliki risiko asma yang lebih rendah, dan membuat mereka menyarankan peran estrogen dengan risiko asma.
Dr. Stephanie Faubion, direktur medis untuk The Menopause Society, mengungkapkan penelitian ini didasarkan pada perbedaan jenis kelamin dan perempuan memiliki risiko yang lebih besar.
“Studi ini menyoroti perbedaan berdasarkan jenis kelamin dalam asma, dengan perempuan memiliki risiko lebih besar terkena asma daripada pria di usia dewasa," ungkapnya dikutip dari The Menopause Society.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan perempuan dengan menopause lebih lambat memiliki risiko yang tinggi
"Studi ini juga menunjukkan perempuan dengan menopause yang lebih lambat memiliki risiko lebih besar daripada mereka yang mengalami menopause lebih awal," ungkap Stephanie.
Ia menyarankan agar para tenaga medis selalu memperhatikan perempuan dengan usia menopause lebih lambat karena akan berpotensi pada gejala asma.
"Dokter harus menyadari hubungan ini dan harus memantau perempuan dengan usia menopause alami yang lebih tua untuk gejala asma,” ujar Dr. Stephanie Faubion.
Penelitian tentang hubungan antara menopause dan kejadian asma tampaknya bukan hal yang baru. Telah terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai ini dan hasilnya saling bertentangan.
Melansir dari The Menopause Society, beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara asma dan hormon seks. Yang paling menonjol adalah fakta bahwa asma yang muncul pada usia dewasa lebih umum terjadi pada perempuan daripada pria. Pada masa kanak-kanak, asma lebih umum terjadi pada anak laki-laki.
Namun, setelah pubertas, asma lebih sering terjadi pada anak perempuan. Perempuan juga cenderung memiliki asma yang lebih parah dan lebih kecil kemungkinannya untuk sembuh dari penyakit tersebut.
penelitian-penelitian sebelumnya juga menemukan puncak kejadian asma pada usia sekitar 40 tahun, yang umumnya merupakan usia transisi menopause, sedangkan penelitian lain menemukan puncaknya pada usia rata-rata menopause, yaitu 51 tahun.
Baik estrogen alami maupun estrogen sintetis, seperti yang digunakan dalam terapi hormon, memiliki profil risiko yang serupa. Perempuan yang menggunakan terapi hormon terbukti memiliki risiko asma sebesar 63% lebih tinggi, sedangkan wanita yang menghentikan terapi hormon dua kali lebih mungkin untuk berhenti menjalani pengobatan asma. (Z-3)
TEMA Hari Asma Sedunia 2025 yaitu Jadikan Perawatan Inhalasi Dapat Diakses oleh SEMUA ORANG! (Make Inhaled Treatments Accessible for ALL!).
Anak yang pada siang hari bisa beraktivitas sebagaimana biasa tetapi batuk berat pada malam hingga dini hari ada kemungkinan menderita asma.
Pemicu asma ada beragam yakni polutan domestik berupa asap rokok, debu, asap dari dapur, binatang berbulu, hingga sarang tungau debu di kamar anak atau rumah.
Asma adalah penyakit paru maka cara pemberian obat asma terbaik adalah dengan memasukkannya ke dalam paru, dengan cara dihirup oleh pasiennya.
Serangan asma terjadi ketika saluran napas menyempit akibat bronkospasme, peradangan, dan produksi lendir berlebih, yang menyebabkan sesak napas, batuk, dan mengi.
Mengonsumsi suplemen magnesium dapat membantu mengatur banyak proses penting tubuh sekaligus membantu mengatasi kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan demensia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved