Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Festival Budaya Panji 2024 Jaga Tradisi serta Merangkai Kreasi Baru

Despian Nurhidayat
10/10/2024 13:39
Festival Budaya Panji 2024 Jaga Tradisi serta Merangkai Kreasi Baru
( Dok Kemendikbud-Ristek)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan menggelar Festival Budaya Panji (FBP) 2024 dengan tema 'Cerita Panji dalam Keragaman Budaya Nusantara”'. Acara ini akan diselenggarakan pada 22-24 Oktober 2024 di Gedung Kesenian Jakarta yang akan menampilkan sepuluh kelompok seni terpilih dari berbagai daerah di Indonesia.

Festival Budaya Panji tahun ini mengundang perhatian luas karena melibatkan kolaborasi antara seniman lintas generasi. Sepuluh kelompok seni dari berbagai wilayah, antara lain Padepokan Mangun Dharmo (Malang), Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah (Indramayu), Sanggar Sekar Kedhaton Somokaton (Klaten), Sanggar Seni Satriya Lelana (Bali), Sanggar Wayang Bundeng Gepuk (Wonosobo), Sanggar Albanyiuri (Banjarmasin), Pesinauan Sekolah Adat Osing (Banyuwangi), Sanggar Kedhaton Ati (Karanganyar), Komunitas Seni Tadulako (Palu), dan Sanggar Maestro Topeng Ghulur Ji Hanan (Sumenep).

Kelompok-kelompok tersebut mendapatkan pendampingan intensif dari seniman lintas disiplin, termasuk Herry Dim (seni rupa), Epi Martison (etnomusikolog), Ismail Basbeth, Tonny Trimarsanto (sineas) serta Hanny Herlina, dan Shinta Febriany (penari dan koreografer). Proses pendampingan ini bertujuan untuk menghasilkan pertunjukan yang menggabungkan aspek tradisi dengan sentuhan kontemporer, tanpa menghilangkan esensi budaya Panji.

Baca juga : FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, mengungkapkan bahwa Festival Budaya Panji tahun ini bukan hanya sebuah perayaan seni tradisi, tetapi juga sebagai media untuk merefleksikan relevansi kisah Panji dengan isu-isu kontemporer.

"Kisah Panji bukan sekadar cerita cinta, tetapi sebuah epik yang mengandung nilai-nilai universal yang relevan hingga masa kini, seperti tata kelola negara, konservasi alam, dan keberagaman identitas. Melalui festival ini, kami ingin memperlihatkan bagaimana warisan budaya dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, sekaligus membuka ruang dialog bagi generasi muda untuk terus merawat dan mengembangkan budaya kita," ungkapnya, Kamis (10/10).

Salah satu hal menarik dari FBP 2024 adalah keterlibatan seniman muda dalam berkolaborasi dengan para maestro, memastikan bahwa nilai-nilai tradisi terus terjaga sekaligus memberi ruang bagi kreativitas baru. Sebagai contoh, Sanggar Albanyiuri dari Banjarmasin akan berkolaborasi dengan koreografer profesional, Djarot Budi Darsono, untuk menampilkan ritual Manopeng dengan pendekatan yang segar namun tetap setia pada esensinya.

Baca juga : Sinergi Indonesia-Prancis, Pengajar Vokasi Bidang Kuliner Ikuti Pelatihan Eksklusif

Selain itu, kelompok Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah dari Indramayu turut melibatkan seniman muda, bahkan salah satu penabuhnya masih berusia balita. Kolaborasi lintas generasi ini menjadi simbol keberlanjutan tradisi dan adaptasi di tengah perubahan zaman.

Festival ini juga memberikan ruang bagi eksplorasi artistik yang menggabungkan unsur tradisional dengan elemen futuristik. Pesinauan Sekolah Adat Osing dari Banyuwangi, misalnya, akan menghadirkan konsep futuristik dalam pertunjukan Barong Kemiren yang mereka bawakan. “Perpaduan antara bentuk tradisi dan konsep masa depan menjadikan pertunjukan kami relevan bagi penonton modern tanpa kehilangan akar budaya,” ungkap Slamet Diharjo, pimpinan kelompok.

FBP 2024 tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga sarana refleksi bagi para seniman untuk mengembangkan apresiasi yang lebih dalam terhadap kisah Panji dan relevansinya dalam kehidupan saat ini. 

Puncak acara Festival Budaya Panji juga menyajikan pameran seni budaya Panji dan diskusi tematik yang menghadirkan seniman penampil, seniman pendamping dan pemerhati Budaya Panji. Pameran dibuka untuk umum sepanjang hari sementara diskusi diadakan setiap hari pada pukul 09.00 – 11.00 WIB di lokasi yang sama. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya