Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Merdeka Belajar Disebut Sejalan dengan Aksi Tematik PBB

Ihfa Firdausya
04/10/2024 12:54
Merdeka Belajar Disebut Sejalan dengan Aksi Tematik PBB
Pimpinan Gateways Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Mark West (kanan) dan Dirjen PAUD, Dikdasmen Kemendikbud-Ristek RI Iwan Syahril (kiri) saat konfenrensi pers di Denpasar, Bali, Kamis (3/10/2024)(ANTARA)

KETUA Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah mengapresiasi acara Gateways Study Visit Indonesia 2024 yang dinilai mampu menjembatani hubungan baik antara Indonesia dan UNESCO dalam mewujudkan Agenda 2030 dalam hal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait pendidikan.

Itje menilai bahwa inisiatif yang dilakukan Indonesia melalui berbagai kebijakan Merdeka Belajar yang dirancang sebelum pandemi ternyata sejalan dengan lima aksi tematik PBB untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Dalam aksi tematik dari UNESCO, terdapat panduan untuk mendorong pembelajaran yang inklusif, setara, aman, dan sehat serta sejumlah visi lain terkait pendidikan. Ketika ditelusuri, ternyata apa yang dilakukan Indonesia selama ini sudah sesuai dengan itu dan inisiatifnya berlangsung lebih dulu,” kata Itje dalam keterangannya, Jumat (4/10). 

Baca juga : UNESCO: Transformasi Digital Pendidikan Indonesia Bisa Jadi Contoh Dunia

Di sisi lain, UNESCO dan UNICEF sebagai penyelenggara Gateways Study Visit menggarisbawahi sejumlah perhatian lain terkait perkembangan teknologi digital. Di antaranya yaitu etika dan mitigasi risiko-risiko yang muncul dari perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial (artificial intelligence).

Berbagai kekhawatiran ini turut menjadi perhatian para delegasi Gateways Study Visit Indonesia 2024. Menyikapi hal ini, Itje mengatakan UNESCO akan memformulasikan upaya mitigasi dengan membuat rekomendasi terkait etika penggunaan teknologi pendidikan.

Gateways Lead UNESCO Mark West menggarisbawahi tentang hal-hal yang dapat dilakukan teknologi untuk pendidikan, di mana dalam konteks Indonesia, prioritasnya untuk memudahkan kinerja para aktor pendidikan. Dengan demikian, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mendorong interaksi dan pembelajaran berkualitas di ruang kelas.  

Baca juga : FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan

“UNESCO dan UNICEF dalam mendorong publik untuk belajar secara digital karena di beberapa tempat, pembelajar tidak bisa menemukan materi dan konten edukasi yang memadai. Maka teknologi jadi pendukung ekosistem pendidikan yang berkualitas. Tantangan ini dapat berbeda di tiap negara, dan pemerintah pun memiliki visi misi yang lebih sesuai untuk tantangan pendidikan di negaranya," katanya.

Mark menambahkan, di Indonesia, teknologi digunakan untuk membantu para aktor pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran dengan yang berpusat pada interaksi murid. Pendekatan ini juga yang dipercaya menjadi tren di masa depan.

Maka itu, ia kagum dan mengapresiasi ketika ekosistem pendidikan di Indonesia memanfaatkan teknologi sebagai suatu pilihan (bukan kewajiban) bagi para aktor pendidikan. Hal ini justru mampu menjangkau jutaan pengguna di level nasional.  

Baca juga : Indonesia Merasa Terhormat Jadi Tempat Studi Banding Pendidikan

Sementara Gateways Lead UNICEF Frank van Cappelle menggarisbawahi, poin penting dari intervensi teknologi di dunia pendidikan yang bukan hanya terkait skala dan keterjangkauan, melainkan juga berdampak nyata. “Di Indonesia, terdapat pola pikir yang berubah mengenai pendekatan transformasi pendidikan. Dengan kehadiran teknologi, sejumlah aspek dalam pengajaran yang bersifat administratif dapat diotomatisasi sehingga menyederhanakan kerja pengajar,” kata Frank.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Iwan Syahril pun menyampaikan syukur atas apresiasi dari dunia internasional terkait langkah transformatif yang telah dilakukan Indonesia.

Iwan merasa bangga dan terhormat karena Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah oleh Gateways Study Visit oleh UNESCO dan UNICEF. Ia menyebut, Indonesia dinilai memiliki praktik baik yang bisa menjadi pembelajaran bagi negara-negara lain.

Baca juga : Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Platform Pendidikan

Selain itu, apresiasi juga diberikan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) di mana Indonesia didapuk menjadi pemimpin untuk pelaksanaan transformasi digital.  

“Saya harap intervensi teknologi yang kami inisiasi di balik layar, dengan membuat ekosistem teknologi pendidikan untuk memudahkan kerja pengajaran hingga administrasi oleh guru dan kepala sekolah, dapat menginspirasi untuk diterapkan di tingkat global,” ujarnya di Sanur, Bali, Kamis (3/10).

Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 di Bali, 1-3 Oktober 2024. Acara tersebut mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional.

Mengusung tema Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia, praktik baik Indonesia dalam mengembangkan ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar menjadi materi diskusi oleh para peserta. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya