Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Proyek Pengelolaan Sampah di Besakih Terpilih Masuk Catalyst Changemakers Ecosystem 2.0

Rahmatul Fajri
01/10/2024 20:00
Proyek Pengelolaan Sampah di Besakih Terpilih Masuk Catalyst Changemakers Ecosystem 2.0
(kiri-kanan) Penggagas proyek Sukla, Olivia Padang; CEO Instellar, Romy Cahyadi; dan Ketua Goto Impact Foundation Monica Oudang(MI/ Rahmatul Fajri)

GOTO Impact Foundation (GIF), menggelar acara tahunan GIF Innovation Day 2024 di Jakarta, Selasa (1/10). Sejak 2021, GIF mendorong lahirnya inovasi lokal, salah satunya melalui program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE).

 

Hingga kini, telah ada 136 pembuat perubahan (changemakers) yang terdiri dari perusahaan rintisan, organisasi nirlaba, hingga akademisi, yang telah didudukung program CCE. Mereka tersebar di 10 wilayah di seluruh Indonesia.

Baca juga : Dedi Mulyadi Dukung Pabrik Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dibangun di Purwakarta

 

Tahun ini, salah satu perwakilan dari konsorsium terpilih pada CCE 2.0 ialah Olivia Padang. Ia sedang mengimplementasikan proyek Sukla, yaitu proyek pengelolaan sampah terpadu di Besakih, Bali.

 

Baca juga : Pemkot Bandung Bersama Kementerian PUPR Segera Bangun TPST Berteknologi RDF

"Saat ini, Sukla sedang berusaha mengatasi masalah sampah di desa dan kawasan Pura Besakih, yang dulunya dibuang ke lahan terbuka. Konsorsium Sukla berusaha memanfaatkan teknologi dan menyelaraskan dengan tradisi lokal, serta menerapkan model ekonomi yang tepat”,” kata Olivia di GIF Innovation Day 2024.

 

Dalam sembilan bulan implementasi, Sukla telah berhasil mengolah 14 ton sampah. Jumlah itu ia katakan akan meningkat setiap bulan seiring berjalannya edukasi dari pintu-ke-pintu (door-to-door), pembentukan bank sampah, penjualan produk hijau, dan produk hasil olahan seperti RDF (Refuse-Derived Fuel) dan material daur ulang.

Baca juga : Sumbangkan Buldozer, BJB Bantu Pemkot Tasikmalaya Kelola Sampah

 

Keuntungan yang didapatkan Sukla, ia katakan digunakan kembali untuk peningkatan kapasitas pengolahan tersebut sehingga menjadi berkelanjutan. "Tantangan utama berasal dari bagaimana cara membuat semua lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mau terlibat di dalam proses kreasi dan implementasi solusi di lapangan. Kami berharap inovasi lokal ini bisa terus berkembang bersama pihak-pihak lain yang mau berkolaborasi dengan kami untuk menyelesaikan permasalahan di Besakih," tambahnya.

 

Baca juga : Tumbuhkan Kesadaran Pengelolaan Limbah Plastik pada Masyarakat

Ketua GoTo Impact Foundation Monica Oudang mengatakan percepatan inovasi lokal menjadi salah satu solusi kunci dalam mengatasi ketimpangan di sektor edukasi, kesenjangan digital, ketahanan bencana, serta iklim, dan lingkungan di Indonesia. Monica mengatakan inovasi yang diinisiasi oleh masyarakat lokal secara kolektif akan lebih tepat sasaran dan mempersingkat waktu dalam menyelesaikan permasalahan.

 

“Ketika kami berkolaborasi dengan para changemakers dan melihat langsung permasalahan di masyarakat, kami melihat kebutuhan mendesak untuk menanamkan budaya inovasi di individu pembawa perubahan, dengan mengintegrasikan teknologi dan kearifan lokal melalui kolaborasi multisektor, memastikan bahwa solusi yang diimplementasikan tepat sasaran dan berkelanjutan,” kata Monica. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya