Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yag berlokasi di Kecamatan Gedebage Kota Bandung.
TPST ini direncanakan berdiri di lahan seluas 1,7 hektar dan mampu mengolah 390 ton sampah per hari, dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), yang akan membantu mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung. Pembangunan TPST ini merupakan bagian dari Program Citarum Harum yang digagas Kementerian PUPR.
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara S3lasa (1/10) mengatakan, TPST ini akan menjadi solusi yang sangat diperlukan, mengingat Kota Bandung sempat mengalami kedaruratan pengelolaan sampah. Kalau TPST sekarang itu sifatnya masih sementara, karena memang situasinya kedaruratan.
Baca juga : Kota Bandung Sediakan Layanan Angkutan Sampah Volume Besar secara Gratis
"Namun, program utama yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR ini merupakan langkah yang lebih terintegrasi. Dengan cara ini, kita bisa menyelesaikan banyak persoalan sampah," jelas Koswara saat meninjau lokasi di Kecamatan Gedebage, Selasa (1/10).
Koswara menjelaskan, TPST ini nantinya akan memanfaatkan teknologi RDF untuk mengolah sampah. November atau Desember ini sudah mulai konstruksi, dan diharapkan selesai maksimal di akhir tahun depan. Nantinya, TPST ini bisa mengolah sampai 390 ton sampah per hari melalui teknologi RDF.
"Saya juga tekankan pentingnya mencari teknologi yang dapat memberikan nilai lebih dari sampah, lebih dari sekadar RDF. Kita ingin pola investasi yang lebih baik dan mengurangi biaya seperti tipping fee. Jika kita bisa mendapatkan hasil yang lebih tinggi, tipping fee bisa dihilangkan. Itulah yang sedang kita cari, skema yang kuat, serta jaminan pembeli untuk produk hasil olahan sampah," terangnya.
Baca juga : Bandung Kembangkan TPST Baksil sebagai Edukasi Pengelolaan Sampah
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi, menambahkan, saat ini pembangunan TPST sedang dalam tahap proses lelang, dengan rencana konstruksi dimulai pada November atau Desember 2024 dan diharapkan selesai pada Desember 2025.
"Setelah selesai, TPST ini bisa mengolah 390 ton sampah per hari menggunakan teknologi RDF, yang jauh lebih besar skalanya dibandingkan fasilitas yang ada sekarang," papar Dudy.
Selain itu, lanjut Dudy, sanggar maggot yang ada di TPST sementara Gedebage, saat ini sudah beroperasi dengan kapasitas 20 ton sampah per hari. Dudi mengundang masyarakat yang membutuhkan kompos untuk datang ke fasilitas TPST sementara di Gedebage, yang sudah memproduksi kompos dalam jumlah besar.
"Saya berharap TPST Gedebage ini, akan semakin mampu menangani permasalahan sampah di Kota Bandung dengan lebih efisien dan ramah lingkungan, " ujar Dudy. (N-2)
IGC 2025 menjadi side event dari kegiatan Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KSTI).
Targetnya di 2026 tidak ada lagi kabupaten/kota yang menggunakan sistem TPS terbuka.
Limbah.id kembali mengukuhkan komitmennya terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan dengan menggelar kegiatan plogging pada Minggu (3/8) kemarin, di kawasan Cikini, Jakarta.
Sekdar Jabar Herman Suryatman mengatakan teknologi pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) bisa diterapkan untuk mengatasi meningkatnya beban TPPAS Sarimukti, Bandung Barat.
Menurut Budiarta, pendidikan tentang pengelolaan sampah perlu dimulai sejak dini.
DI tengah tantangan pengelolaan sampah di wilayah pesisir Bekasi, sebuah transformasi nyata tengah berlangsung di Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved