Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemberian Nama IKN Diusulkan Pertimbangkan Sejarah

Putra Ananda
28/9/2024 15:04
Pemberian Nama IKN Diusulkan Pertimbangkan Sejarah
Ketua Unum GPM Emir Moeis(Dok)

 Polemik mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN) yang hingga kini belum memiliki nama menarik perhatian Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis, Izedrik Emir Moeis. Dalam acara bedah buku “Inche Abdoel Moeis, Pejuang Nasionalis Tanpa Pamrih” di Universitas Mulawarman, Emir mengusulkan agar IKN diberi nama Soekarnapura, merujuk pada sejarah pendiri bangsa.

 

Menurut Emir Moeis, pemberian nama IKN ada baiknya dikaitkan dengan sejarah berdirinya Negara Indonesia. “Kita harus ingat sejarah, bahwa salah satu pendiri bangsa ini adalah Soekarno. Selain sebagai presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno adalah tokoh yang merepresentasikan persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

Baca juga : Jokowi: Daerah di Sekitar IKN harus Suplai Bahan Pangan ke Ibu Kota Baru

 

Emir juga mengingatkan tentang sejarah Papua, yang telah mengalami beberapa perubahan ibu kota. “Nama ini digunakan selama masa penjajahan Belanda, dan kota ini menjadi pusat administratif utama di wilayah Papua saat itu. Nama Holandia kemudian diubah menjadi Soekarnapura setelah Belanda hengkang dari Papua, nama ini digunakan hingga tahun 1967. Kemudian oleh Orde Baru diubah menjadi Jayapura hingga sekarang ini,” tambahnya.

 

Baca juga : Anggaran untuk IKN di APBN 2025 cuma Rp15 Triliun

Ia menyesalkan hilangnya nama Soekarno dari puncak gunung tertinggi di Papua yang kini dikenal sebagai Puncak Jaya. “Ini saya kira sesuatu yang menjadi catatan sejarah yang menyedihkan akan perbuatan sekelompok anak bangsa yang melupakan sejarah dan pahlawannya,” kata Emir.

 

Di hadapan ratusan mahasiswa, dosen, dan undangan, Emir mengusulkan, “Dari sejarah itulah, saya usul agar IKN sebagai ibu kota negara diberi nama Soekarnopura,” yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Baca juga : Dana Rp15 Triliun Disiapkan untuk IKN Tahun Depan 

 

Buku yang dibedah pada acara tersebut berjudul “Inche Abdoel Moeis, Pejuang Nasionalis Tanpa Pamrih” dan membahas sejarah perjuangan tokoh nasionalis asal Kalimantan Timur. Emir menyebutkan, “Total sekitar 2 tahun untuk proses pengumpulan data dan menulis buku ini.”

 

Baca juga : Perdana, Investor Tiongkok Ini Guyur Rp500 M untuk IKN

Emir berharap generasi muda memahami bahwa perjuangan pendahulu mereka tidak hanya dalam bidang fisik, tetapi juga diplomasi. “Saya ingin supaya generasi muda Kaltim itu tahu bahwa pemuda di generasi pendahulunya berjuang keras untuk pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya menjaga fakta sejarah. “Mencari fakta-fakta itu sulit. Itu mengapa mahasiswa-mahasiswa bidang sejarah terutama arsip itu penting. Sejarah itu penting karena kita tidak bisa maju ke depan kalau kita tidak tahu apa yang terjadi di belakang,” pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya