Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PENYAKIT jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019 tercatat 17,7 juta kematian di seluruh dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pada kelompok dewasa muda, peningkatan kasus penyakit jantung disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta penyakit lain seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, dan diabetes.
Baca juga : Menteri PPPA Beri Edukasi Soal Kesehatan Jantung
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga pola hidup sehat.
Tingginya angka penyakit kardiovaskular di Indonesia juga dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, pola makan yang buruk, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan minimnya aktivitas fisik.
Perilaku ini berkontribusi besar pada munculnya penyakit jantung koroner (PJK). Bahkan, sekitar 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Baca juga : Kurang Aktivitas Fisik Merupakan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dr. Siti Nadia Tarmizi, data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi penyakit jantung koroner pada 2013 adalah 0,5%.
Data dari Global Status Report on NCD 2019 (IHME) juga mencatat bahwa 17,8 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung, yaitu 1 dari 3 kematian di dunia.
Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit jantung, berikut ini adalah beberapa gejala yang harus diwaspadai:
Baca juga : Ini Cara Cegah Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Anak
Penting bagi orang dewasa muda untuk mewaspadai gejala-gejala ini agar penyakit jantung dapat terdeteksi sejak dini dan segera diobati. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa tips untuk mencegah penyakit jantung:
Makanan yang kaya lemak sehat, seperti ikan, alpukat, biji-bijian, serta makanan tinggi serat seperti nasi merah, gandum, dan sayuran, sangat baik untuk kesehatan jantung.
Batas konsumsi lemak harian yang disarankan adalah lima sendok makan, termasuk lemak tak jenuh. Garam sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari satu sendok teh per hari, dan gula dibatasi maksimal empat sendok makan.
Baca juga : Mengenal Jenis Penyakit Jantung Kardiomiopati dan Gejalanya
Mengendalikan gula darah dan tekanan darah dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner, penyebab utama serangan jantung.
Pemeriksaan kesehatan setidaknya setahun sekali dapat membantu mendeteksi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol, serta gangguan kesehatan lainnya secara dini.
Merokok adalah faktor risiko utama serangan jantung, karena menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) dan meningkatkan tekanan darah.
Aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu dapat menjaga kesehatan jantung dan membantu menangani diabetes serta hipertensi.
Pelajari teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dan relaksasi otot, atau konsultasikan dengan dokter untuk mengatasi stres secara efektif.
Dengan mengikuti tips pencegahan ini, diharapkan kita semua dapat terhindar dari risiko penyakit jantung dan komplikasinya. (kemkes.go.id/alodokter.com/Z-10)
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim seperti saat ini, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Hipertensi, hingga kini, masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved