Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Warga Olah Sayuran dan Buah Hidroponik Jadi Berbagai Variasi Mie

Despian Nurhidayat
10/9/2024 22:20
Warga Olah Sayuran dan Buah Hidroponik Jadi Berbagai Variasi Mie
Ilustrasi hidroponik(Antara)

TANAMAN sayuran dan buah hasil budidaya hidroponik dapat diolah menjadi berbagai variasi mie. Olahan tersebut nantinya dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga yang ingin melakukan diversifikasi bisnis dari rumah.

Terkait hal tersebut, Melalui program hibah Dikti DRPTM 2024 Universitas Mercu Buana melalui para tenaga pendidiknya melaksanakan Diseminasi Pemanfaatan Hasil Panen Sayur menjadi Mie Sehat. Kegiatan diseminasi tersebut diikuti oleh  3 dosen dan 6 mahasiswa. Pelatihan yang diberikan adalah membuat mie dari bahan sayuran dan buah hasil panen hidroponik. 

Kegiatan ini terdiri dari sosialisasi dan pelatihan pembuatan mie sayur. Tim juga melakukan survey dapur untuk meminta komitmen calon produsen menjalankan bisnis. Sebelum mulai mengajarkan mitra cara memproduksi mie sayur, tim melakukan percobaan formulasi produk di Bekasi Selatan, rumah salah satu anggota pada tanggal 23 Juli 2024. 

Baca juga : Hidroponik, Solusi Sukses Berbisnis Sayur di Lahan Sempit

Mencari formulasi yang tepat membutuhkan waktu berulang kali. Setelah formulasi produk sudah ditemukan, tim Hibah PKM memberikan pelatihan kepada mitra. Pada pelatihan pertama, Annisa mengungkapkan menghadapi kendala pada mesin yang mengakibatkan separuh dari adonan gagal menjadi mie. Sedangkan separuhnya mengalami tingkat kematangan yang tidak merata. 

"Hal ini menjadi catatan bagi kami Bersama untuk memperbaikinya di pertemuan mendatang. Sehingga hasil produksinya dapat kami tunjukkan saat sosialisasi kedua," kata Anissa, dalam keterangannya.

Sedangkan untuk kegiatan sosialisasi pertama kali memaparkan konsep diversifikasi bisnis. Materi ini bertujuan untuk memotivasi wirausahawan perempuan bahwa produk sayuran hidroponik dapat dikembangkan menjadi produk yang berbeda dan sebagai variasi produk sebelumnya yang menjadikan ruang lingkup pasar akan lebih besar lagi.

Baca juga : Pesantren di Sulteng Siap Dorong Ekonomi Syariah Lewat Hebitren

Selain pelatihan diversifikasi produk, warga juga mendapatkan pelatihan penentuan harga pokok produksi dan harga jual. Materi ini bertujuan untuk mencontohkan perhitungan besaran biaya pokok atau modal dalam produk mie agar dapat menentukan harga jual yang tepat dengan laba diinginkan.

Selain itu, warga juga menerima materi tata cara pendaftaran NIB dan PIRT. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian UKM melegalkan bisnis mereka agar mudah memperoleh modal usaha dengan pinjaman ke bank resmi. 

Pun begitu dengan pemasaran omni-channel. Pemasaran omni-channel melibatkan penyelarasan antara berbagai saluran, seperti toko fisik, situs web, media sosial, aplikasi mobile, dan layanan pelanggan, sehingga pelanggan dapat berinteraksi dengan merek, tanpa memperhatikan saluran mana yang mereka pilih. 

Baca juga : CIEIE EPSE 2024 akan Digelar di Jakarta

Hal ini dapat meningkatkan penjualan dengan menyediakan lebih banyak titik kontak dan meningkatkan kenyamanan pembelian.  Kegiatan ini sekaligus mengenalkan produk mie kepada peserta kegiatan. Pihaknya menyediakan sampel mie yang bisa dicicipi dan juga mie dalam kemasan. 

Pemanfaatan sayur hidroponik menjadi mie sayur tidak hanya menjadi Solusi praktis meningkatkan pemasaran, tetapi juga membuka peluang baru untuk kreasi yang bermanfaat. 

“Dengan mengolah sayur hidroponik menjadi mie, kita tidak hanya meningkatkan penghijauan perkotaan, tetapi juga menciptakan produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai tujuan green economy,” jelasnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya