Persemaian Liang Anggang Kalimantan Selatan Hasil Kerja Kolaborasi Hijaukan Indonesia

Atalya Puspa
03/9/2024 20:21
Persemaian Liang Anggang Kalimantan Selatan Hasil Kerja Kolaborasi Hijaukan Indonesia
Ilustrasi.(ANTARA)


MENTERI LHK Siti Nurbaya mengunjungi Persemaian Liang Anggang (PLA) yang berlokasi di Kawasan Hutan Lindung Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Lianganggang, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Kunjungan ke persemaian skala besar tersebut adalah dalam rangka melihat perkembangan pembangunan Persemaian Liang Anggang (PLA) yang hampir rampung yang merupakan salah satu dari delapan persemaian skala besar nasional yang telah terbangun yaitu di Toba - Sumut, Likupang - Sulut, Labuan Bajo - NTT, Rumpin - Jawa Barat, Mentawir - IKN, Mangrove G20 - Bali dan Mandalika - NTB.

Dengan luas total 14 hektare dan luas areal produksi seluas 6,6 hektare, PLA dibangun atas kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air BWS Kalimantan III untuk penyediaan airnya, dan PT Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi areal produksinya. PLA mempunyai kapasitas produksi 10 juta batang/tahun dengan jenis bibit kayu-kayuan, HHBK, endemik, dan estetik.

Baca juga : Pemerintah Kembangkan Program Agar Masyarakat Bisa Akses Dana BPDLH

Siti pun berujar jika pembangunan persemaian seperti PLA ini melalui Skema Public Private Partnership (PPP) yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

Jika kerja kolaborasi seperti ini dapat berjalan baik diseluruh Indonesia, ia meyakini Indonesia akan menjadi subur makmur, lebih hijau, dan akan terdapat nilai positif yang kembali dari alam, yaitu nilai karbon.

"Untuk menunjang hal tesebut, pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi," kata Siti dalam keterangan resmi, Selasa (2/9).

Baca juga : Menteri LHK Tolak Disebut Bagi-bagi 'Kue' Izin Usaha Tambang ke Ormas

Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global, dengan isu pokok dan paling popular, yaitu berkaitan dengan sustainability, biodiversity dan sirkuler ekonomi juga dalam orientasi carbon offset.

Pada konteks ini, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.

"Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut yaitu penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur," ucapnya.

Ia menegaskan, berdasarkan arahan Presiden RI bahwa Indonesia serius dalam menangani dampak perubahan iklim melalui produksi bibit di persemaian skala besar. Pemerintah akan membangun 30 Persemaian skala besar dengan melibatkan perusahaan swasta yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan, yang memiliki kepedulian dan komitmen untuk turut serta dalam mendukung aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan nasional.

"Bibit yang dihasilkan akan ditanam di area rawan bencana, lahan kritis sehingga mengurangi risiko bencana dan melakukan perbaikan lingkungan," kata Siti. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya