Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tim Peneliti Internasional Temukan Keunikan dan Rahasia Karst Banggai

Agus Utantoro
31/8/2024 13:09
Tim Peneliti Internasional Temukan Keunikan dan Rahasia Karst Banggai
Foto aerial sebuah perahu ditambatkan di objek wisata Pantai Kilo Lima di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2022).(ANTARA/Adiwinata Solihin)

TIM PENELITI internasional yang merupakan gabungan tim peneliti Universitas Gadjah Mada bersama para ahli dari berbagai negara, selama 10 hari (17-27 Agustus 2024) melakukan penelitian karst di Banggai

Penelitian yang bertajuk  Ekspedisi Internasional Banggai Series 1 ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan karst yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, sebuah kawasan yang menyimpan banyak potensi geologi yang masih belum banyak tersentuh penelitian.

Dosen Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sekolah Pascasarjana UGM, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D., yang juga koordinator ekspedisi hari Jumat menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Push Conference, sebuah inisiatif akademik UGM yang berfokus pada studi karst.

Baca juga : Risiko Doping, Pakar Ingatkan Atlet untuk Tidak Konsumsi Obat Sembarangan

"Ekspedisi ini baru merupakan langkah awal dari rangkaian penelitian yang akan dilakukan bersama antara para peneliti dari berbagai negara," 
katanya di UGM, Jumat (30/8).

Penelitian ini melibatkan pula pakar geologi UGM Dr.Eng. Ir. Didit Hadi Barianto, dan peneliti dari negara lain diantaranya Catrapatti Raditya 
dari Sainsreka Explorasia (SRX) sekaligus sebagai Lead Operation Officer, Juswono Budisetiawan dari Sainsreka Explorasia (SRX), Dimas Dwi Septian dan Aries Dwi Siswanto dari Kelompok Studi Karst Geografi UGM, ahli geohidrologi internasional Todd Kincaid dari Amerika Serikat, Mathias Nicoud dan Julie Coulumb dari Prancis,  Md Rosman bin Md Haniffah, Lee Kian Lie, Foong Chin Hing (keduanya dari Malaysia).

Hendrie Adjie Kusworo menambahkan tim peneliti menyusuri tiga wilayah utama, yakni Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan 
Kabupaten Banggai Laut. 

Baca juga : 1.000 Akademisi UGM Nyatakan Sikap Darurat Demokrasi

Wilayah-wilayah ini dikenal memiliki berbagai gua karst yang tersebar di darat maupun laut. Daerah tersebut sangat kaya akan formasi karst, termasuk sungai bawah tanah dan mata air yang muncul di laut. "Penemuan gua-gua yang tersembunyi di balik karst ini merupakan daya tarik utama yang membuat kami tertarik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut," imbuh Catrapatti Raditya.

Hujan Putih

Salah satu penemuan menarik dalam ekspedisi ini adalah gua yang dinamakan "Udang Maote". Nama ini diberikan setelah tim peneliti berdiskusi dengan masyarakat setempat, yang menceritakan tentang fenomena unik di dalam gua tersebut yang mereka sebut sebagai "White Rain" atau hujan putih. Fenomena ini terjadi ketika penyelam memasuki gua dan merasakan tetesan air putih yang tampak seperti hujan.

Baca juga : Carbon Capture dari Limbah Tongkol Jagung

Juswono Budisetiawan dari SRX menjelaskan Kepulauan Banggai memiliki formasi karst yang sangat berbeda dari karst di wilayah lain seperti Kalimantan. Salah satu perbedaannya, jika di Kalimantan karstnya menjulang, di Banggai karstnya tersembunyi di bawah permukaan tanah dan laut. 

"Hal ini membuat eksplorasi menjadi lebih menantang karena memerlukan keterampilan khusus seperti cave diving, yakni penyelaman di ruang tertutup yang sangat berbeda dari penyelaman di laut terbuka," ujarnya.

Salah satu peneliti, Juswono mengungkapkan ditemukannya lubang dengan danau di dalamnya yang sering ditemukan di daerah Mexico yang disebut 
cenote.

Baca juga :  Awas Cacar Monyet, Ini Tips dari Pakar UGM untuk Mencegah Penularan dan Kefatalan

Di Kepulauan Banggai, cenote ini memiliki kedalaman yang signifikan, mencapai 33 meter dari permukaan air, yang menambah kerumitan dalam 
proses penyelaman. "Karena kedalamannya, penyelaman memerlukan peralatan khusus dan penyelam harus ditarik ke permukaan untuk mengurangi beban saat kembali ke atas," ujarnya.

Tim ekspedisi juga berhasil mengungkap fenomena khas cenote yang belum pernah disentuh oleh dunia ilmu pengetahuan sebelumnya. Di salah satu gua karst yang dieksplorasi, ditemukan lapisan H2S (hidrogen sulfida) yang sangat tebal jauh melampaui ketebalan biasa yang hanya sekitar 2 meter. "Di kedalaman sekitar 20 meter, lapisan H2S ini berinteraksi dengan oksigen yang ada di dalam air, membentuk asam sulfat yang sangat korosif," sebut Juswono.

Juswono menyebutkan bahwa meskipun lapisan H2S ini biasanya menandai batas kehidupan, tim peneliti menemukan beberapa spesies udang yang 
berenang di atasnya.

Fenomena ini diakui cukup mengejutkan tim, karena H2S dikenal sangat sepi dari kehidupan, sementara area di atasnya dipenuhi kabut yang kaya dengan kehidupan. "Udang-udang ini diduga memiliki kemampuan khusus untuk mentolerir H2S, memanfaatkan lingkungan ekstrem ini untuk mencari makanan yang tidak bisa diakses oleh makhluk lain dan ini yang menarik perhatian saya," paparnya.

Ekspedisi Internasional Banggai Series 1 ini tidak hanya membuka wawasan baru mengenai kekayaan alam di Kepulauan Banggai, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah. Dengan ditemukannya berbagai fenomena unik dan mikroba baru, ekspedisi ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian-penelitian lanjutan yang akan menggali lebih dalam potensi karst di Indonesia dan kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan global. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya