Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk Apresiasi Kebebasan Beragama

Basuki Eka Purnama
30/8/2024 08:45
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk Apresiasi Kebebasan Beragama
Acara bedah buku 'Francis, Pope Fot The People', karya Michael Trias Kuncahyono, di Jakarta(DOK. MICHAEL TRIAS KUNCAHYONO )

DUTA Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan) Michael Trias Kuncahyono menyampaikan tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia adalah untuk mengapresiasi kebebasan dalam beragama, terutama Katolik.

"Kemudian juga (Paus Fransiskus) ingin kembali belajar tentang bagaimana negeri yang sangat beragam ini bisa rukun antaragama," kata Michael Trias di Jakarta, Kamis (29/8).

Dubes yang biasa dipanggil Trias itu juga mengatakan tujuan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah untuk mengingatkan bahwa semua orang, meski berbeda-beda, adalah saudara.

Baca juga : Umat Katolik Berkumpul Dengarkan Khotbah Misa Paskah Paus Fransiskus

Dubes yang dulu aktif sebagai wartawan itu menyebut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya untuk umat Katolik saja, tetapi
juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.

"Dia (Paus Fransiskus) bukan tokoh politik, tapi tokoh moral," ujar Trias, seraya menambahkan bahwa Paus Fransiskus selalu menyuarakan perdamaian dan selalu mendoakan wilayah-wilayah yang mengalami konflik.

Dia menjelaskan Paus Fransiskus sangat menghargai Pancasila yang menjunjung tinggi ketuhanan yang maha esa, mengakui kemanusiaan, berjuang untuk keadilan sosial serta bermusyawarah.

Baca juga : Imam Besar Masjid Istiqlal dan Uskup Agung Antusias Sambut Kedatangan Paus Fransiskus

"Itu (Pancasila) sangat dihormati Paus (Fransiskus)," tegas Trias.

Mengenai hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan, Trias mengatakan hubungan kedua negara semakin baik, sembari menambahkan Paus Fransiskus adalah Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia.

Dia mengatakan Vatikan menjalin hubungan diplomatik dengan 184 negara, tetapi tidak semua negara tersebut dikunjungi oleh Paus, sembari menambahkan Argentina, negara kelahiran Paus Fransiskus, belum pernah dikunjungi.

Baca juga : Paus Fransiskus dan Organisasi Lintas Agama Deklarasi Jakarta-Vatikan

Selain itu, kata Trias, Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, juga merupakan salah satu negara dengan pengirim misionaris terbesar di dunia.

"Itu sangat dihormati (salah satu pengirim misionaris terbesar), sangat diapresiasi oleh Takhta Suci," katanya.
  
Dia juga mengatakan Vatikan adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 1947, dan hubungan diplomatik kedua negara baru dimulai pada 1950.

Alasan Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1947, lanjut Trias, adalah karena kemerdekaan Indonesia itu adalah perjuangan untuk kemanusiaan, membebaskan bangsa dari ketertindasan serta menentang kolonialisme.

Baca juga : Paus Fransiskus akan Bertemu dengan Para Tokoh Agama di Masjid Istiqlal Jakarta

Michael Trias Kuncahyono meluncurkan buku berjudul Francis, Pope for the People (Fransiskus, Paus untuk Rakyat) pada Kamis (29/8). Ia berharap buku setebal 340 halaman tersebut bisa lebih memperkenalkan Paus Fransiskus kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam “Francis, Pope For The People”  Paus Fransiskus digambarkan sebagai  orang yang sederhana, menolak menetap di Istana Kepausan, dan memilih tinggal di kamar sederhana di apartemen. Berbicara bebas, spontan, memiliki selera humor, dan kerendahan hati. 

"Ia memiliki an authentic faith" tulis Trias yang pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas.

Keinginan mendalam Paus Fransiskus mengubah dunia, menyebarkan nilai-nilai, dan meninggalkan dunia yang lebih baik daripada yang kita temukan, menjadi ancaman bagi mereka yang ingin mempertahankan status quo. Namun, itulah yang disukai orang-orang tentang Paus. 

Dalam kata pengantarnya di buku setebal 340 halaman ini, Ignatius Kardinal Suharyo menyatakan, alangkah baiknya bila gagasan dan pemikiran Paus  Fransiskus dipelajari, dipahami, dan dicari jalan untuk mewujudkannya.  Pemikiran itu antara lain, tentang tanggungjawab merawat alam, dan agar semua manusia memandang sesamanya sebagai saudara dan saudari.

“Jadi bukan hanya kunjungan Paus Fransiskus yang diusahakan, tetapi juga bagaimana mempelajari, memahami, dan berupaya mewujudkannya,” kata Kardinal Suharyo.

Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina ini telah mengubah cara pandang orang terhadap Gereja dan dunia. Kardinal Jorge Mario Bergoglio, sejak awal terpilih menjadi Paus Fransiskus (2013) memilih jalan perubahan.  “Misi Paus Fransiskus sederhana, menyebarkan pesan Injil tentang keselamatan,” tulis Trias.

Paus Fransiskus kurang fokus pada dogma dan hierarki Gereja, namun percaya pada sentuhan pribadi. Paus Fransiskus berharap dapat menumbuhkan paroki dan komunitas yang lebih sehat dengan fokus pada pribadi.

Selain itu, Trias juga berharap buku tersebut bisa memperkenalkan ajaran-ajaran dan pikiran-pikiran Paus Fransiskus, serta hal-hal yang pernah dilakukan olehnya.

"Tentang orang-orang miskin yang harus direngkuh, juga tentang orang yang terpinggirkan yang tidak bisa bersuara harus kita suarakan," pungkas Trias. (Ant/Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya